Jangan lupa votee!!!
.
.
.
.Hari ini adalah kepergiaan Raja Qiren dan rombongannya, beberapa mentri dan prajurit juga ikut serta.
"Aku pergi dulu, mungkin malam baru akan pulang sebab harus menghabiskan waktu dengan beberapa bangsawan lain" ujar Raja Qiren didepan kedua istrinya. Namun lebih tepatnya menatap selir yangmi.
"Jaga diri, aku hanya pergi sebentar jadi aku rasa kau pasti baik baik aja" ujar Raja Qiren mengelus perut selir yangmi sayang, selir yangmi hanya mengulas senyum sembari menggangguk.
"Raja, semoga perjalananmu menyenangkan" ujar selir yangmi tersenyum manis, Raja Qiren hanya berdehem.'Sial, apa aku mulai diabaikan?' Batin Ratu ember kesal namun tetap mempertahankan senyumnya.
"Jangan lupakan pesanan ku ayah" ujar Putri yanzi memeluk tubuh ayahnya berusaha membuat Wei wuxian cemburu.
'Cih, dasar anak manja! Dia kira aku akan cemburu melihatnya seperti itu. Lebih baik aku memeluk wangji' batin wei wuxian sembari mengeratkan pelukkannya pada lengan kokoh Raja Lan.
Raja Qiren berpamitan pada Raja Lan dan Wei wuxian, hal itu membuat wei wuxian jengah.
'Hanya pergi sebentar kenapa berpamitan seperti akan pergi setahun saja' batin wei wuxian yang nampak nya sangat kesal melihat wajah ayahnya sendiri entah karna apa.Setelah kepergiaan Raja Qiren, wei wuxian berjalan menuju Selir yangmi kemudian tanpa ragu menggandeng lengan wanita tersebut.
"Ibu aku ingin menghabiskan waktu bersama" ujar wei wuxian setelah melihat Ratu ember hendak mendekati selir yangmi. Pemuda manis itu pergi begitu saja bersama selir yangmi tanpa menghiraukan Ratu ember, sementara Raja lan membiarkannya.'Dasar anak sialan, semakin hari dia semakin menjadi' batin Ratu ember kesal.
"Sudahlah ibu, masih ada banyak waktu untuk membunuh janin selir yangmi" ujar yanzi melihat kekesalan ibunya.
"Ah ya, ada hal penting yang harus aku katakan padamu bu. Ini soal kehamilanku yang sudah di ketahui oleh wei wuxian dan Raja lan" tambah yanzi.Ratu ember yang mendengar perkataan putrinya membulatkan matanya terkejut.
"APA! Bagaimana bisa Raja lan dan Wei wuxian mengetahuinya" kaget Ratu ember.
"Aku tidak tau, sehun yang memberitahuku waktu itu sebelum dia meninggal. Dan dia bilang wei wuxian yang memberitahunya soal kehamilanku" ujar yanzi"Jadi apa yang harus kita lakukan bu? Bagaimana jika wei wuxian menyebarkan berita kehamilanku" lanjut yanzi pada ibunya.
Tampak Ratu ember berfikir sebentar, saat ini kepalanya ingin pecah memikirkan semua permasalahan di sini. Padahal hari ini tugasnya hanya menghabisi calon anak yangmi tapi ternayata datang masalah lain.
"Kalau begitu gugurkan bayi itu" ujar Ratu ember.
"Tidak, aku tidak akan membunuh anakku bu. Dia sudah sangat sedih mendengar kematian ayah kandungnya" ujar yanzi menolak permintaan ibunya. Ratu ember yang mendengarnya hanya menghelan nafas kasar"Baiklah, ibu tidak memaksamu. Dan untuk urusan Wei wuxian biar ibu yang akan mengawasinya" ujar Ratu ember.
~
Disisi lain Selir yangmi dan juga Wei wuxian tengah bersantai di taman dengan ditemani beberapa cemilan. Tampak selir yangmi sangat menikmati kebersamaannya dengan wei wuxian, disekelilingnya di penuhi bunga bunga yang berwarna warni.
"Apa ibu menyukai bunga?" Tanya wei wuxian.
"Ibu suka semua jenis bunga" jawab selir yamgmi.
"Tapi aku tidak pernah melihat ibu memetiknya" ujar wei wuxian bingung.
"Wei, kadang kadang saat kita menyukai sesuatu kita hanya perlu melihatnya saja. Tidak semua hal yang kita sukai harus selalu kita dapatkan" jelas selir yangmi mengelus kepala wei wuxian sayang.Wei wuxian mengerti sekarang, dengan senyuman manis pemuda manis itu menatap kearah ibu angkatnya.
"Wei, ibu ingin melihat ikan yang ada di kolam ditaman barat" ujar selir yangmi.Ah nampaknya selir yangmi tengah mengidam saat ini, namun satu hal yang membuat wei wuxian sedikit keberatan dengan permintaan ibunya. Jika ibunya ingin melihat ikan di kolam, maka mereka harus pergi ke taman bagian barat. Dan di tempat itu merupakan daerah kekuasaan Putri yanzi.
Wei wuxian ingin sekali menolak namun melihat tatapan penuh harap dari sang ibu membuat wei wuxian tidak kuasa untuk menolaknya.