AYW 08

674 28 0
                                    

"Maafin gua, gua ga bermaksud bilang begitu, yang intinya sekarang lu jangan dulu pikirin Fort sialan itu, sekarang lu fokus aja sama pa yang lu jalani setiap hari nya, tenang aja lu masi punya gua ko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin gua, gua ga bermaksud bilang begitu, yang intinya sekarang lu jangan dulu pikirin Fort sialan itu, sekarang lu fokus aja sama pa yang lu jalani setiap hari nya, tenang aja lu masi punya gua ko." Ucap Noeul.

"Thanks Eul." Ucap Peat seraya membalas pelukan Noeul.

"Kita pulang yu, badan gua pegel banget tidur di sofa." Keluh Noeul yang langsung beranjak dari duduknya menuju pintu.

...

kini waktu menunjukkan pukul sepuluh siang, Peat sudah berada di kostan nya. Kini Peat sedang berbaring seraya menonton televisi, namun fokus Peat dibuyarkan oleh notifikasi pesan. Peat melirik ponselnya yang berada di samping bantal, kemudian dia menghela nafas ketika siapa yang mengirimkannya pesan, dengan malas Peat meraih ponselnya dan membalas pesan tersebut.

Setelah membalas beberapa pesan dari Fort, Peat memejamkan matanya yang perih. Peat masi belum bisa menerima apa yang terjadi, dia terlalu mencintai Fort, sampai lupa jika peluang dia untuk mendapatkan Fort seutuhnya hanyalah tidak jauh dari dua persen.

"Gua boleh egois ga si Fort." Gumam Peat, dan kini peat kembali menangis sampai tertidur.

Disisi lain Fort yang mengetahui Peat yang sedang tidak enak badan langsung panik, dengan tergesa gesa dia membereskan pekerjaannya, kemudian bergegas ke kostan Peat.
Sekitar dua jam Fort mengendarai mobilnya menuju kostan Peat, cukup lama karena memang jalanan yang sangat macet, dan kini Fort sedang meminta kunci cadangan kamar Peat kepada pemilik kost.

Kini Fort sudah berada didepan pintu kamar Peat. Fort menghela nafasnya berat, sebenarnya Fort sangat tidak enak hati kepada Peat karena Fort merasa mereka berdua sedang perang dingin tanpa sebab yang diketahui oleh Fort dan sekarang Fort malah akan masuk kedalam kamarnya tanpa izin Peat.

"Ga ada cara lain, cuma dengan cara ini gua bisa tahu keadaannya sekarang." Gumam Fort meyakinkan diri, kemudian membuka pintu kamar Peat.

Setelah Fort membuka pintu kamar Peat, yang pertama Fort lihat adalah Peat yang kini sedang tertidur di kasurnya. Fort menghampiri Peat dan duduk di samping Peat yang tengah tertidur. Fort mengelus puncak kepala Peat dan mengecup keningnya.

"Maafin aku ya baby kali aku udah buat kamu marah." Gumam Fort dengan tangannya yang masi terus mengelus puncak kepala Peat.

Fort baru saja akan beranjak dari duduknya, namun dia urungkan ketika melihat bantal Peat yang basah di dekat mata, dan Fort mencoba memperhatikan mata Peat.

"Sembab, nangis karena apa?." Batin Fort bertanya tanya.

Fort beranjak dari duduknya lalu berdiri melihat sekeliling ruangan yang tampak berantakan dan juga sedikit bau apek, karena Peat sudah terlalu cape bekerja sehingga dia jadi malas untuk membersihkan kamarnya.

ANYTHING YOU WANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang