Kini waktu menunjukkan pukul delapan malam, Peat kini sedang kerja masuk malam. Peat kini sedang melayani beberapa pelanggan yang datang, pengunjung malam ini tidak terlalu ramai karena hari ini saat pagi hingga sore hari sudah sangat ramai, malam hari hanya beberapa orang penting yang menyewa ruangan VVIP dan juga beberapa remaja yang sedang berkencan."Peat." Panggil Noeul.
"Kenapa?." Tanya Peat, namun mata dan tangannya masi sibuk menghitung uang yang ada di laci.
"Katanya pak Fort mau datang sama keluarganya."
Sontak Peat kaget dan langsung menghampiri Noeul.
"Lu tau dari mana?" Tanya Peat penasaran, karena Fort tidak ada bilang apapun kepadanya.
"Kata Pak Boss barusan."
Tak lama dari Noeul mengatakan hal itu, terdengar suara pintu cafe terbuka. Peat dan juga Noeul sama sama menoleh ke arah pintu, setelah Peat melihat siapa yang datang buru buru dia merapikan pakaian dan juga rambutnya.
Fort dan juga kedua orang tuanya berjalan menghampiri Peat dan juga Noeul, lalu menyapa mereka berdua. Peat tak henti hentinya memandangi Fort bahkan Peat sama sekali tidak berkedip.
"Aslinya jauh lebih ganteng banget anjir." Batin Peat.
Peat masi setia memandangi ketampanan Fort sampai kakinya di injak oleh Noeul untuk menyadarkannya karena Fort dan juga kedua orang tuanya akan pergi ke ruangan VIP.
"Mari saya antar keruangan nya pak." Ucap Noeul seraya menundukan badannya pertanda sopan kepada atasannya.
"Biar gua aja." Bisik Peat. Noeul yang kebingungan sama tingkah Peat sedari tadi hanya celingak celinguk kebingungan.
Peat mengantarkan Fort dan juga kedua orang tuanya keruangan VIP dan menanyakan ingin di bawakan apa untuk menu makan malam. Namun Peat merasa canggung karena sifat Fort di secara langsung sangat berbeda ketika dia sedang saling bertukar pesan.
"Dia ga kenal gua, apa emang pura pura ga kenal ya." Batin Peat.
"Kamu anak baru ya disini?" Tanya mama Fort.
"Iya bu, saya baru training." Jawab Peat sopan seraya tersenyum tipis.
"Pantesan lemot." Ketus papa Fort.
Peat yang mendengar hal itu dari papa nya Fort sontak kaget. Peat memang terbiasa di bentak ataupun dikatai oleh kedua orang tuanya, namun kali ini berbeda, dia di kasari oleh orang lain namun Peat berusaha profesional atas kerjaannya.
"Maaf atas ketidak nyamanan nya Pak, maaf juga karena service saya kurang baik, saya akan usahakan melakukan yang terbaik untuk bapak dan juga keluarga." Ucap Peat dengan sangat sopan seraya menundukan badannya untuk pertanda maaf yang sopan.
Peat melirik Fort sekilas, namun Fort sama sekali tidak memandangnya, bahkan dia tidak menggubris perang dingin antara papanya dan juga Peat. Peat cukup kecewa dengan Fort yang dia temui secara langsung ini, dia tidak menyangka jika Fort seperti apa yang dia lihat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYTHING YOU WANT [END]
Fiksi Penggemar"Aku akan terus berusaha mendapatkan dirimu kembali, apapun rintangannya." Fort.