AYW 54

308 16 1
                                    

 AYW 54

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AYW 54

Kini waktu menujukan pukul empat sore, Calvin tengah berada di kantor. Calvin menatap kearah jendela, dia melihat hujan begitu sangat lebat, Calvin benar benar gusar dia tidak tenang karena Peat sendirian di apartemen, apalagi apartemen mereka design nya hampir semua kaca dan di luar kini sedang hujan lebat dengan petir dan juga kilat yang sangat menyeramkan.

Calvin membuka ponselnya dan mencoba untuk menelpon Peat, panggilannya tersambung tetapi telpon dari Calvin tak kunjung dijawab oleh Peat.

"Kenapa gak diangkat sih Peat, kamu gak apa apa kan." Ucap Calvin khawatir seraya dia terus mondar mandir didalam ruangannya.

Calvin kembali menelpon Peat tetapi hasilnya sama, Peat tak menjawab panggilan dari Calvin. Calvin menghela napasnya berat, dia khawatir jika saat ini Peat sendirian.

"Semoga saja kamu gak kenapa kenapa Peat dan semoga saja kamu sekarang ini tengah tidur agar tidak terlalu takut karena hujan sangat deras." Batin Calvin.

Calvin menenangkan dirinya sebentar kemudian dia kembali membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Peat, Calvin mengerutkan keningnya bingung, "Gua telpon barusan gak di angkat, tapi giliran gua kirim pesan kenapa dia langsung balas?." Calvin bertanya tanya kepada dirinya sendiri.

Cukup lama Calvin bertukar pesan dengan Peat dan setelah dia mengakhiri bertukar pesan dengan Peat, Calvin Segera menelpon Sezzi. Tidak membutuhkan waktu yang lama hingga panggilan tersebut dijawab.

"Halo uncle Calvin." Ucap Sezzi dari sebrang sana.

"Kamu lagi dimana?." Tanya Calvin jantungnya berdegup kencang.

"Dirumah, kenapa uncle?." Tanya Sezzi.

"Ada om Peat dirumah kamu?." Tanya Calvin tanpa basa basi lagi.

Calvin mendengar Sezzi menghela napasnya sebelum dia menjawab pertanyaan dari dirinya, "Iya om ada." Jawab Sezzi jujur.

"Oh, yasudah. Terimakasih ya Sezzi." Ucap Calvin dengan perasaan yang sudah tidak karuan.

"Oh iya, jangan kasih tahu dady dan om Peat ya kalau uncle telpon kamu." Ucap Calvin lagi.

"Iya uncle."

Setelah itu Calvin langsung memutuskan panggilannya, Calvin tersenyum hambar.

"Bisa dibilang gua adalah budak cinta yang gak perduli gua sakit hati asalkan gua memiliki orang yang gua cintai, walaupun dia gak cinta sama gua sedikitpun." Gumam Calvin.

ANYTHING YOU WANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang