AYW 14

459 23 0
                                    

Fort memeluk Peat seraya menciumi ceruk leher Peat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fort memeluk Peat seraya menciumi ceruk leher Peat. Peat yang sangat sensitif dengan leher, dia benar benar merasa kegelian. Peat terus menahan rasa gelinya demi Fort.

Fort yang sudah menunggu momen ini dengan tidak sabaran nya dia langsung mencium bibir Peat dengan kasar. Ciumannya tidak hanya bertahan dibibir, ciuman Fort beralih ke telinga Peat, kemudian turun ke leher Peat, dan pada saat Fort akan membuka baju Peat, ponselnya berdering dan tertera nama investornya yang menelpon.

"Argh, sialan!." Kesal Fort, karena disaat seperti ini malah ada saja yang menggangu kegiatannya.

"Angkat aja dulu." Ucap Peat.

"Halo."

"Pak Fort, apakah bisa kita mengadakan rapat malam ini?." Tanya investor tersebut.

Peat yang mendengar jika Fort diajak keluar lagi malam ini untuk rapat, Peat merasa jika dirinya tidak ingin ditinggalkan kemanapun pada saat ini, dan tiba tiba Peat memiliki ide.

"Harus banget mendesak pak?." Tanya Fort yang rasanya ingin cepat cepat mengakhiri panggilannya.

"Iya pak, ini sangat penting."

Peat yang mendengar jika pertemuan ini sangat penting, dia semakin yakin jika Fort akan pergi, jadi mau tidak mau Peat harus menjalankan rencananya mulai dari sekarang.

Peat mencium bibir Fort singkat, namun Fort sama sekali tidak teralihkan, Fort hanya mengelus puncak kepala Peat yang kini sedang berada diperlukannya. Peat tidak menyerah, dia kembali mencium bibir Fort, namun dengan sedikit lumatan. Fort yang mendapatkan ciuman dari Peat hanya menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri mengisyaratkan untuk tidak boleh mengganggunya terlebih dahulu.

Peat yang melihat Fort seperti itu, dia tidak hanya diam. Peat tidak bisa menyerah begitu saja. Peat bangkit dari tidurnya kemudian duduk diatas perut Fort seraya membuka baju Fort. Fort tidak menggubris Peat yang sudah membuka bajunya.

Peat merasa Fort sama sekali tidak terganggu dengan aksinya, kemudian Peat memutuskan untuk menggunakan rencana baru, Peat turun dari atas Fort kemudian dia membuka celana yang masi dikenakan oleh Fort. Fort yang melihat Peat membuka celananya gelagapan apalagi saat ini Peat sedang melakukan sesuatu dibawah sana.

"Eungh, nanti saya hubungi lagi ya pak. Saya ada urusan sedikit." Ucap Fort sedikit mendesah, kemudian menutup telponnya.

Fort memejamkan matanya ketika merasakan hangat dibawah sana. Baru kali ini Fort benar benar merasakan nikmat yang luar biasa. Fort menarik Peat yang berada dibawah sana kemudian mencium bibir Peat dengan brutal kemudian ciuman Fort turun ke leher Peat kemudian ke dada Peat, Fort meninggalkan beberapa tanda kepemilikan di leher dan juga dada Peat.

Sekitar satu jam mereka saling menyalurkan cinta mereka di ruangan yang dingin dengan cahaya yang remang remang, karena memang sebelum Peat melakukan aksinya dia mematikan lampu terlebih dahulu dan hanya menyalahkan lampu tidur.

"Makasih ya baby." Ucap Fort kemudian mencium kening Peat dan memeluknya dengan erat.

"Hmm."

"Jangan tidur, bersi bersi dulu baru tidur." Ucap Fort yang melihat Peat sudah memejamkan matanya.

"Aku ngantuk ga kuat, lagian aku juga gabisa jalan sakit." Ucap peat dengan mata yang terus terpejam.

"Yauda ga apa apa bobo aja. Aku mandi dulu." Ucap Fort kemudian bangkit dari tidurnya dan masuk kedalamnya kamar mandi.

Sekitar lima belas menit Fort baru keluar dari kamar mandi dengan membawa gayung yang berisikan air dengan handuk wajah di tangannya.

Fort berjalan kearah kasur dan menarik Peat agar mendekat kearahnya, kemudian mengelap seluruh badan Peat yang sudah sangat lengket karena ulahnya. Fort tertawa kecil ketika mengingat apa yang sudah mereka lakukan satu jam yang lalu.

"Tampang aja keras sama ceplas ceplos, tapi pas uda di ujung masi bilang pengen pipis." Gumam Fort.

Setelah selesai membersihkan badan Peat, Fort keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk mengambil makanan dan juga minum untuk Peat, jaga jaga dia terbangun karena lapar.

Setelah Fort mengambil makanan dan juga minum, Fort langsung bergegas untuk naik keatas. Namun baru Fort menaiki setengah tangga Fort melihat Angel yang menuruni tangga, namun dengan pakaian yang sangat rapi seperti akan pergi keluar.

"Uda malem gausa betingah keluar malem malem." Ucap Fort dingin.

"Kenapa emangnya, kamu khawatir sama aku?."

"Dengan lu keluar malem reputasi lu baik?." Tanya Fort.

"Dengan lu keluyuran malem malem begini lu bikin reputasi gua rusak, dan juga bikin nama baik lu dan juga keluarga lu jelek." Lanjut Fort.

"Ngapain harus takut?. Toh kamu aja ga perduli sama aku."

"Masuk ke kamar atau gua blokir semua kartu lu." Ucap Fort dengan nada menekankan.

"Egois!." Bentak Angel kemudian dia kembali berjalan keatas dan masuk ke kamarnya.

Fort yang melihat itu hanya menghela nafasnya kasar kemudian melanjutkan langkahnya dan masuk ke kamarnya dan juga Peat. Setelah sampai di kamar Fort melihat Peat yang tertidur nyenyak dengan posisi awal Fort meninggalkannya kebawah. Fort menghampiri Peat dan membaringkan badannya disamping Peat kemudian ikut tidur.

Disisi lain Angel sedang sedang menghubungi seseorang dengan dirinya yang tengah menangis tersedu sedu.

"Awalnya gua nikah ama lu emang karena harta Fort, tapi lama kelamaan gua juga cinta sama lu. Gua cinta sama lu bukan karena harta lagi, melainkan karena hati." Isak Angel.

"Awas aja lu Peat, gua bakal bikin hidup lu ga tenang dan gua bakal buat wajah lu bakal di pandang buruk sama semua orang termasuk Fort." Gumam Angel.

" Gumam Angel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANYTHING YOU WANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang