AYW 04

1.2K 54 7
                                        

Peat telah berada didepan ruangan Fort, namun Peat tidak langsung masuk, dia berdiri didepan pintu sekitar dua menit, Peat menghela nafas berat kemudian mengetuk pintu ruangan Fort

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peat telah berada didepan ruangan Fort, namun Peat tidak langsung masuk, dia berdiri didepan pintu sekitar dua menit, Peat menghela nafas berat kemudian mengetuk pintu ruangan Fort.

"Masuk." Ucap Fort dari dalam ruangan.

Peat masuk kedalam setelah mendengar jawaban dari Fort, peat berjalan menghampiri meja Fort kemudian dia berdiri didepan meja Fort.

"Ada perlu apa ya pak." Tanya Peat dengan sopan. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya, Peat kini bersikap seolah tak pernah kenal dan dekat dengan Fort.

"Duduk dulu." Ucap Fort, dan Peat pun langsung duduk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Kamu kenapa ga bales chat saya?." Tanya Fort tanpa basa basi.

"Saya sibuk." Jawab Peat singkat, dia tidak ingin memperpanjang percakapan, karena itu bakal bikin rencana Move on nya akan gagal.

"Jujur Peat, bahkan kamu ga ada kegiatan apapun hari ini."

"Iya saya istirahat, soalnya sekarang shift malam, jadi harus full energi." Ucap Peat berbohong, tidak mungkin dia jujur seharian ini dia menangis, dan parahnya dia menangisi sosok yang ada di depannya.

"Terus mata kamu kenapa?." Tanya Fort, namun tidak ada jawaban dari Peat, Peat terus menundukan wajahnya, dia tidak berani untuk menatap Fort, jika menatap wajah Fort, rasya Peat tidak bisa membendung air matanya.

"Peat, jawab saya. Kalo di ajak ngomong tatap lawan bicara kamu." Ucap peat dengan nada bicara yang tampak kesal karena Peat tak kunjung melakukan apa yang dia perintahkan.

Fort bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah Peat lalu mengangkat dagu Peat. Peat mau tak mau harus mengangkat wajahnya, dan kini pandangan mereka terkunci satu sama lain. Fort mendekatkan wajahnya ke wajah Peat, Peat yang merasakan hembusan nafas mint dari mulut Fort memejamkan matanya, namun semuanya tidak terjadi seperti yang dipikirkan Peat, Fort bukan mendekatkan bibirnya ke arah bibir Peat, melainkan mendekatkan bibirnya ke arah telinga Peat dan berbisik.

"Jelasin apa yang bikin kamu ga balas pesan dari saya." Bisik Fort di telinga Peat.

Fort membuka matanya kemudian mendorong Fort dan mengalihkan wajahnya dari Fort. Peat terlalu malu karena dipikirkannya Fort akan menciumnya. Namun lagi lagi Peat terlalu berharap.

"Udah jelas hal kek gitu ga akan mungkin terjadi." Batin Peat.

"Kalo ga ada hal yang penting buat di bicarakan, saya pamit untuk lanjut kerja pak." Ucap Peat seraya bangkit dari duduknya, namun Fort sudah lebih dulu menarik Peat agar duduk kembali.

"Jawab dulu pertanyaan saya." Ucap Fort dengan tegas.

"Pertanyaan yang mana lagi Pak?."

"Mulai dari kenapa kamu ga balas chat saya, sampai kenapa mata kamu sembab dan lecet kaya gitu."

ANYTHING YOU WANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang