Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AYW 53
Saat ini Peat dan Calvin tengah berbaring di kamar mereka, hari ini adalah hari Sabtu jadi Calvin libur bekerja. Calvin dan Peat tengah menonton tetapi Peat selalu memainkan ponselnya, Calvin yang melihat Peat seperti itu merasa sangat kesal, tetapi dia selalu memendam amarahnya karena dia tidak ingin menyakiti hati Peat.
"Peat." Panggil Calvin.
Peat menoleh kearah Calvin kemudian tersenyum, "Apa Vin." Tanya Peat.
"Di ponsel kamu ada apa sih, kok sampe fokus banget kaya gitu."
"Oh, hehe. Aku cuma nonton video video doang kok." Ucap Peat.
"Bisa gak, nanti aja main ponsel nya. Mumpung aku libur kerja, ayo kita habiskan waktu bersama." Ucap Calvin.
"Iya Vin." Ucap Peat datar.
Calvin menahan rasa sesak di dadanya, entah mengapa semakin kesini sikap Peat semakin berubah. Peat kini sudah jarang memperhatikan Calvin, jarang memasakkan makanan untuk Calvin, sudah tidak pernah membawakan bekal makan siang Calvin dan masih banyak lagi hal yang berubah dari Peat.
"Kamu sudah gak sayang lagi sama aku?." Tanya Calvin dengan nada serius.
"Lho, ngapain nanya hal yang kaya gitu sih." Ucap Peat dengan kesal.
"Aku merasa kamu berubah." Lirih Calvin.
"Perasaan kamu saja kali, aku gak ngerasa kaya gitu tuh." Ucap Peat.
"Iya kali ya, mungkin karena saking kangen nya aku sama kamu." Ucap Calvin ketus yang mencoba untuk menahan rasa kesalnya.
Calvin memeluk Peat untuk meredakan emosi yang dia pendam, Calvin menenggelamkan wajahnya dileher Peat, dia benar benar menahan rasa sesak dan sakit hatinya untuk yang kesekian kalinya.
"Mungkin seperti ini rasanya mencintai seseorang yang belum bisa lepas dari masa lalunya." Batin Calvin.
Kini waktu menunjukkan pukul dua belas malam, Calvin sudah tertidur sejak beberapa menit yang lalu sedangkan Peat kini tengah memainkan ponselnya, di sela sela dia sedang memainkan ponselnya dia mendapatkan notifikasi unggahan status akun Twitter milik Fort dan dengan cepat Peat mengetuk notifikasi tersebut. Setelah melihat itu Peat tersenyum kemudian dengan tanpa sadar dia langsung mengirimkan pesan kepada Fort.
Peat tanpa sadar terus tersenyum memandangi ponselnya yang tengah menampilkan balasan pesan dari Fort, dia bertukar pesan dengan Fort dengan ekspresi dan suasana hati yang seperti layaknya seorang yang sedang berpacaran dan tanpa Peat sadari Calvin sudah memperhatikan dia dan juga sudah membaca pesan dia dengan Fort.
Calvin menahan rasa sakit di dadanya, dia bingung harus berbuat apa sekarang ini, situasi seperti ini benar benar membuat dia merasa bingung dan juga sakit di waktu yang bersamaan.
"Aku cemburu Peat, aku juga sakit asal kamu tahu itu." Batin Calvin.
Hari sudah berhenti dan hari ini adalah hari Senin, dimana Peat sudah berjanji akan keluar bersama Fort, Peat kini tengah bersiap untuk berangkat ke lokasi yang sudah dikirimkan oleh Fort. Namun sebelum dia keluar, dia mengirimkan pesan terlebih dahulu kepada Calvin, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, namun lebih tepatnya dia hanya berpamitan karena dia sudah siap berangkat. Setelah Peat mendapatkan balasan pesan dari Calvin dan Calvin mengizinkannya keluar, Peat langsung bergegas mengendarai mobil ke lokasi dimana dia sudah berjanjian dengan Fort.
Disisi lain Calvin yang tengah bekerja dengan fokus dan fokusnya terpecahkan ketika dia mendapatkan notifikasi pesan masuk, ketika dia membuka ponselnya ada pesan masuk dari Peat yang mengatakan jika dia izin untuk keluar.
"Kenapa aku merasa curiga dan tidak tenang." Batin Calvin.
Calvin menepis pikiran buruknya terhadap Peat kemudian dia melanjutkan pekerjaannya, namun ketika dia bekerja dia benar benar tidak fokus dan juga pikirannya kemana mana, walaupun Calvin mencoba untuk fokus namun tetap saja dia tidak bisa. Berjam jam dia terus tidak fokus dan juga tidak tenang, sampai dia memutuskan untuk beristirahat dan membuka ponselnya, yang pertama dia lihat ketika membuka ponsel adalah, dia melihat notifikasi unggahan Twitter milik Peat dan juga Fort yang janga waktu nya tidak jauh berbeda, dengan cepat Calvin membuka notifikasi unggahan tersebut, pertama Calvin membuka unggahan Peat yang menampakkan foto Peat dengan latar belakang gunung, kemudian Calvin membuka unggahan Fort dan detik berikutnya sekujur badan Calvin terasa sangat lemas.
"Kenapa harus seperti ini, kurang nya gua apa lagi?." Batin Calvin.
Disisi lain Peat dan Fort kini tengah beristirahat di salah satu restoran, mereka sedang makan siang bersama setelah lelah berkeliling. Peat yang tengah menyantap makanannya menghentikan suapannya karena dia mendapatkan notifikasi pesan masuk, Peat merogoh tasnya dan mengambil ponselnya, dia melihat Calvin mengirimkannya pesan dan dengan cepat dia membalas pesan tersebut. Setelah bertukar pesan dengan Calvin, Peat langsung mematikan ponselnya, dia mematikan total ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya termasuk Calvin.
"Maaf Vin, tapi gua juga butuh liburan." Batin Peat.
Disisi lain Calvin tertawa getir ketika mendapatkan balasan pesan dari Peat, dia benar benar merasa kasihan kepada dirinya sendiri karena pasangan dia sendiri membodohi dan juga membohonginya.
"Guasudah menduga lu bakal bohong Peat." Gumam Calvin.
"Kayanya memang gua kurang banget buat lu." Batinnya.
Kini waktu menunjukkan pukul lima sore, Calvin baru saja sampai di apartemen, dia masuk kedalam dan sudah melihat Peat tengah berbaring di sofa seraya menonton televisi. Calvin menghampiri Peat kemudian mengecup bibir Peat singkat seperti yang dia lakukan setiap pulang dan berangkat kerja.
Calvin duduk disamping Peat, kemudian dia bertanya "Gimana tadi jalan jalannya, senang?."
"Senang banget sayang." Jawab Peat antusias.
Calvin tersenyum hambar ketika mendengar jawaban Peat, "Syukurlah kalau begitu."
"Maaf ya kalau aku kurang bisa bahagiakan kamu." Lanjutnya.
"Iya sayang gak apa apa." Jawab Peat.
"Berarti memang lu gak bahagia sama gua Peat." Batin Calvin.
"Aku mandi dulu ya." Ucap Calvin seraya berjalan masuk kedalam kamar tanpa mendengar jawaban dari Peat.
Sekitar sepuluh menit Calvin baru keluar dari dalam kamar mandi, namun dia sudah rapi dan sekarang dia akan kembali menghampiri Peat yang berada di ruang keluarga, namun ketika dia baru saja membuka pintu sedikit, dia mendengar Peat sedang mengobrol dan Calvin memutuskan untuk mendengarkan obrolan tersebut dari balik pintu.
"Kamu sudah jemput Sezzi?." Tanya Peat.
"Oh, jadi dia gak ikut karena gak enak badan."
"Oh iya, terimakasih ya untuk hari ini, aku senang sekali." Ucap Peat dengan semangat.
"Yasudah, i miss you more." Ucap Peat kemudian menutup telponnya.
Calvin yang mendengar itu, tanpa sadar air matanya sudah menetes, dadanya terasa sesak dan perih. Tidak pernah terbayangkan oleh dirinya merasakan seperti ini dalam hubungan rumah tangganya.
"Peat gua sakit hati, tapi kalau gua melepaskan lu, gua bakal jauh lebih sakit hati lagi." Lirih Calvin.
LINK POV/ROOM CHAT NYA THOR TARO DI KOMEN YA, SILAHKAN DIBACA DAN DI LIKE, THNKS💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.