Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AYW 42
Sezzi yang baru pertama kali dibentak oleh Fort, dia mematung dengan wajah yang tegang dan air matanya keluar begitu saja dengan wajahnya yang pucat dan tegang. Bukan hanya Sezzi yang terkejut, namun Peat juga benar benar terkejut karena baru kali ini Peat melihat Fort semarah ini. Peat melirik kearah Sezzi yang kini tengah menundukkan wajahnya dengan tangisannya yang semakin terdengar.
Peat menghela nafasnya berat kemudian melirik kearah Fort yang terlihat masih sangat dibakar oleh emosi, Peat meraih tangan Fort yang sedari tadi mengepal, Peat mengelus punggung tangan Fort dengan kedua tangannya, kemudian Peat mencium punggung tangan Fort, dia berharap dengan dia melakukan itu bisa sedikit mengurangi emosi Fort.
"Aku tahu kamu marah, aku juga tahu kamu sangat kesal karena Angel membawa Sezzi tanpa se izin kamu. Tapi Sezzi juga berhak untuk bertemu mommy nya sayang." Ucap Peat dengan lembut.
"Tapi dia benar benar wanita ular Peat, aku takut jika dia menghasut Sezzi yang tidak tidak." Ucap Fort yang masi terbawa emosi.
"Sayang, Sezzi sudah lumayan dewasa untuk faham mana yang baik dan yang buruk, kamu tidak perlu khawatir, malah dengan kamu seperti ini Sezzi bisa bisa benar benar percaya dengan hasutan Angel." Jelas Peat mengingatkan Fort untuk tidak terlalu terbawa emosi.
Fort yang mendengar penjelasan Peat, dia berpikir jika dia setuju dengan apa yang Peat katakan. Sekitar dua puluh menit Fort mengendarai mobilnya, akhirnya kini mereka bertiga sampai di kediaman Fort. Fort turun dari mobil lebih dulu dan masuk kedalam rumah meninggalkan Peat dan Sezzi yang masih berada didalam mobil.
Peat melirik kearah belakang dan melihat Sezzi yang masih menundukan kepalanya, namun kini dia sudah tak lagi menangis. Peat turun dari mobil dan kembali masuk kedalam mobil dan dia duduk disamping Sezzi. Peat mengelus pundak Sezzi dengan sangat lembut, Peat hanya ingin menyalurkan kehangatan kepada Sezzi, karena dia tahu pasti saat ini Sezzi benar benar sedih dan juga bingung.
"Gak apa apa kok, dady gak marah sama ade." Ucap Peat dengan lembut.
"Kalau dady gak marah, gak mungkin dady bentak aku om!." Ucap Sezzi dengan nada yang lumayan tinggi.
Peat yang mendengar Sezzi meninggikan suaranya lumayan terkejut, karena selama dia bersama Sezzi dan mengurus Sezzi sejak kecil, dia tidak pernah mendengar Sezzi meninggikan suaranya kepada dirinya maupun Fort.
"Sezzi, om tahu kamu kesal, tapi kamu gak boleh meninggikan suara kamu jika sedang berbicara dengan orang yang jauh lebih tua dari kamu." Ucap Peat mengingatkan.
"Om itu bukan siapa siapa aku maupun dady, jadi tolong berhenti ikut campur urusan keluarga kami, memang benar kata mommy, om Peat adalah seorang perusak keluarga orang lain." Ucap Sezzi dingin kemudian turun dari mobil dan masuk kedalam rumahnya.