Kini Peat baru saja sampai ke Cafe dan langsung mengerjakan pekerjaannya, untung saja ada bagas dan Ica yang memegang kendali saat Noeul menjemput Peat.
"Kalo kurang kenyang, tidur lagi aja Peat." Goda Bagas.
"Haha, sorry Gas gua semalem begadang sampe ga denger alarm." Ucap Peat cengengesan.
"Bilang aja sleep call an sama pacar lu yakan." Sekarang Ica yang menggoda Peat.
Peat hanya tertawa ketika mendengar Ica menggodanya. kemudian Peat melanjutkan pekerjaannya, sehingga dia lupa untuk membalas pesan dari Fort dari pagi.
kini waktu menunjukkan pukul sebelas siang, Peat sudah tidak terlalu sibuk kemudian membuka ponselnya dan membalas pesan dari Fort. Namun Peat merasa Fort marah kepadanya karena balasan pesan dari Fort tidak seperti biasanya, kemudian Peat berinisiatif untuk mengirimkan fotonya kepada Fort, berharap Fort tidak akan marah lagi. Namun semuanya tidak seperti ekspektasi Peat, nyatanya Fort malah semakin marah kepadanya karena Peat bekerja menggunakan celana pendek, Peat semakin ketar ketir ketika Fort mengatakan dia mau off karena ada meeting, padahal Peat tahu jika Fort sedang marah kepadanya dan sedang tidak ingin diganggu.
"Muka lu kenapa tuh, asem banget." Goda Noeul.
"Fort marah ama gua, soalnya gua lupa bales chat dia tadi pagi."
"Dan lu baru bales chat dia barusan?." Tanya Noeul, dan di angguki oleh Peat.
"Ya iyalah bego, gua juga bakal marah kalo pacar gua kaya gitumah." Ucap Noeul.
Kini Peat, Noeul, Bagas dan juga Ica sedang saling bertukar cerita tentang pengalaman cinta mereka, namun tiba tiba Ica mengatakan hal yang membuat Peat, Noeul, dan Bagas kaget.
"Lu ga perlu ngumpet ngumpet terus Peat buat ketemu pak Fort, kita udah tahu kalo lu pacaran sama pak Fort."
Peat menundukan kepalanya, dia merasa bersalah ketika teman kerja satu Tim nya mengetahui jika dia memiliki hubungan dengan boss mereka, apalagi mereka juga tahu jika Fort sudah memiliki tunangan.
"Kita ga akan salahkan lu apalagi menjauhi lu Peat, karena kita tau cinta itu ga salah." Ucap bagas seraya menepuk pundak Peat.
"Thanks guys, udah mau ngertiin gua." Ucap Peat lirih.
"Kalo ada apa apa bilang aja ke kita, jangan sungkan. kalo pak Fort nyakitin lu bilang aja, biar kita buat ni Cafe gada pemasukan biar bangkrut." Ucap Ica menggebu gebu, dan kemudian Ica mendapat toyoran dari Bagas.
"Bego lu, ya kita ga punya duit lagi dong, kita mau kerja apaan dodol." Ketus Bagas yang di balas muka nyebelin oleh Ica.
Kini waktu menunjukkan pukul enam malam, Peat dan yang lainnya sedang bersiap siap untuk pulang.
"Bareng gua Peat, inget kita mau ke mall beli kasur lu." Ucap Noeul yang di angguki oleh Peat.
Kini Peat dan juga Noeul sedang berada di mall dan sedang memilih milih kasur untuk Peat, Noeul sudah menyarankan kasur untuk Peat, namun Peat menolaknya karena harganya sangat mahal. Peat tidak enak hati kepada Noeul, walaupun memang Noeul banyak uang, namun Peat tidak ada niatan untuk morotin Noeul, jadi Peat memutuskan untuk memilih kasur yang harganya lumayan murah bagi Noeul namun masi terasa mahal bagi Peat.
"Udah dapet kan kasur nya, ayo pulang aja Eul, gua ga kuat liat godaan barang barang dan baju baju di mall." Ucap Peat lemas.
"Ya lu mau apa lagi, ga apa apa gua beliin buat lu, mau baju yang mana bilang aja." Ucap Peat seraya berjalan mengelilingi toko baju yang bermerek Zara tersebut.
"Aduh gamau Eul, uda kasur aja cukup ko." Ucap Peat kemudian menarik Noeul untuk keluar dari toko tersebut.
Namun setelah keluar dari toko tersebut Peat melihat pemandangan yang membuatnya mematung di tempat, jantungnya berasa berdegup sangat cepat dan tangan yang mulai berkeringat. Noeul yang melihat Peat mematung dengan tangan yang basah langsung panik dan memeriksa keadaan Peat. Namun detik berikutnya Peat menyadarkan dirinya kemudian memalingkan pandangannya.
"Nyatanya gua memang tidak akan jadi pemenangnya." Batin Peat.
VERSI POV NYA SUDAH DI UPLOAD YA BABEEE
JANGAN LUPA BACA VERSI POV NYA YA DI TIKTOK AKU @craabbbcute_
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYTHING YOU WANT [END]
Fanfic"Aku akan terus berusaha mendapatkan dirimu kembali, apapun rintangannya." Fort.