Chapter 33

5.8K 463 124
                                    

Suara tawa yang manis serta sentuhan yang hangat menyelimuti Pricilla. Mata merah itu menatapnya penuh kerinduan seakan dia adalah harta paling berharga di dunia ini. Senyuman hangat itu menggetarkan hatinya, membuat Pricilla merasa gadis paling bahagia di dunia ini.

"Kau akan selalu bersama ku kan, Periku~" Tentu saja Pricilla mengangguk dan menggenggam tangannya erat.

"Aku akan selalu bersama mu, Pangeranku~ satu-satunya Cintaku~" Ucap Pricilla dengan suara halusnya, tangan digenggam oleh laki-laki itu dan perlahan mulai dibawa untuk mengikutinya.

Rasanya semakin jauh, Pricilla semakin bingung kemana dia akan di bawa. Langkah kakinya tak bisa berhenti. Seakan bibirnya Kelu, tak bisa bertanya dia akan di bawa kemana. Efek cinta yang kuat dia memilih percaya padanya, dan rela mengikutinya kemana pun.

Namun, saat mereka sampai di sebuah pintu. Laki-laki itu menoleh padanya dan tersenyum manis.

"Kita akan ke tempat yang seharusnya, ke tempat hanya ada kita berdua di sana" ucapnya namun sebelum sempat Pricilla menjawab dia merasa tangan kekarnya melingkar di pinggangnya dan satu tangan lagi menutup pandangannya dengan erat.

"Kau tidak akan kemana-mana, Pricilla! Karena kau milikku!"

Deg! Pricilla tersadar dan kembali ke kenyataan. Suara posesif itu milik suaminya, Zephan, yang memeluk dirinya dengan erat. Saat tangan Zephan turun dari mata emasnya, Pricilla melihat bahwa dia sudah berada di depan pintu mansion yang gelap.

Dia baru menyadari bahwa dia berjalan ke depan pintu mansion hanya mengenakan gaun tidur tipisnya dan kaki telanjang. Pricilla terdiam dan bingung, bagaimana dia bisa sampai di sini?

Saat dia menoleh ke belakang, dia mendapati wajah Zephan yang khawatir lalu membalikkan tubuhnya dan memeluknya erat.

"Aku tidak akan memaafkanmu jika kau meninggalkan ku setelah aku terjerat dalam hidupmu...." Zephan membenamkan wajah di leher Pricilla menghirup wangi yang begitu familiar di hidungnya dan tubuh pria yang selalu kuat di Medan perang itu kini bergetar.

"Maafkan aku,Zephan... Maafkan aku..." Ucap Pricilla lemah tanpa memberikan penjelasan lebih padanya, tapi yang Pricilla tau, dia sudah menyakiti hati kesayangannya itu.

_______________________

Zephan menatap sosok wanita yang tertidur lelap di pelukannya. Mata merahnya yang biasa terlihat kejam dan kuat, kini penuh kerentanan melihat Pricilla. Rasanya dunianya akan runtuh jika Pricilla menghilang dari hidupnya. Rasa cinta Zephan semakin hari semakin besar di sertai rasa takut yang begitu besar.

Zephan melepaskan pelukannya dengan hati-hati agar istrinya tak terbangun. Lalu dia beralih ke kaki Pricilla, telapak kakinya nampak tergores karena tadi dia berjalan dengan kaki telanjang.

Mengingat kejadian sebelumnya Zephan sangat panik. Apalagi di posisi dia baru saja selesai bekerja, lalu melihat sekitar kamar Pricilla sunyi, tak ada penjaga di sana. Saat membuka pintu, benar saja, Pricilla tak ada di sana dan firasat nya buruk.Adrenalin Zephan berpacu dan dia berlari seperti orang gila mengelilingi mansion mencari wanita itu. Hingga akhirnya dia melihat Pricilla berjalan ke arah pintu mansion dengan tatapan kosong, membuat Zephan lega sekaligus ketakutan. Tanpa menunggu dia langsung memeluknya dari belakang.

Meski Pricilla telah sadar, dia terus bungkam dan memberikan Zephan tatapan penyesalan. Membuat pria itu semakin takut, namun Zephan tak mau memaksa Pricilla untuk menceritakan hal itu padanya. Dia tak ingin istrinya semakin tertekan. Apalagi Pricilla nampak aneh setelah bertemu dengan pria di pesta malam itu, yang katanya kekasih masa lalunya.

Zephan mengusap kaki Pricilla yang halus, goresan tadi yang nampak kini sudah menghilang dengan sendirinya.

Dia bertanya-tanya, bagaimana jika Pricilla berpaling darinya dan menjalani kehidupan lain dengan pria lain. Mungkin detik itu juga Zephan akan melenyapkan pria itu dari dunia ini. Tidak peduli apakah Pricilla senang atau tidak, yang jelas Pricilla harus tetap bersamanya, selamanya.

"Aku bahkan akan menentang Dewa jika mereka berani merebutmu dariku, Pricilla ku~" Ucap Zephan posesif lalu mencium pergelangan kaki Pricilla.

____________________

Prang!

Vas bunga itu pecah dan berserakan di lantai. Nampak seorang pria berambut putih itu sedang dengan amarah yang berapi-api. Mata merahnya menyala begitu terang.

"Kenapa?! Kenapa pria sialan itu berani menghalangi ku!" Teriak Zeno frustasi.

Beberapa saat sebelumnya dia berhasil menyelinap ke kamar Pricilla dengan sihirnya. Dia berhasil menghipnotis wanita itu dan membawa mengikutinya, namun, Zephan menghalanginya. Membuat Zeno sangat frustasi, dia pikir, dia bisa merebut Pricilla dengan mudah sekarang.

Tapi Zephan mengacaukannya, pria itu memiliki aura yang tak biasa. Secara naluriah, Zeno membencinya, seperti seseorang di masa lalu.

"Tunggu. Tidak mungkin... Mustahil!" Sangkal Zeno yang sempat berpikir Zephan adalah reinkarnasi seseorang yang dia benci di masa lalu.

Zeno jelas-jelas sudah membakar jiwanya, jadi tidak mungkin dia bisa bereinkarnasi. Zeno segera menepis pikiran itu dan fokus bagaimana mengendalikan Pricilla sekarang. Dia harus secepatnya merebut kembali wanita itu, sebelum dia semakin mencintai Zephan.

"Periku~ kita akan segera bersama, setelah sekian lama~ aku sangat tidak sabar memeluk mu, karena kamu milikku... Lucya ku~"

______________________

"Tidak!" Pricilla tersentak dari tidurnya dengan keringat bercucuran. Zephan yang di sampingnya langsung menenangkannya.

"Ada apa sayang? Kau bermimpi buruk huh? Tenang, aku di sini untuk mu" Zephan memeluknya erat dan mencium kepalanya.

Pricilla mencoba mengatur napasnya dan membenamkan wajah di dada Zephan. Jantung nya berdetak kencang, dia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Pricilla bahkan rasanya mual karena merasakan sesuatu yang gelap mengelilinginya.

"Hey, Sayang! Lihat aku!" Zephan memegang pipinya lembut membuat mata emasnya bertemu dengan mata merah pria itu.

"Dengar, aku di sini, dan aku tidak akan membiarkan apapun menyakiti mu termasuk mimpi buruk sekali pun" Ucap Zephan lembut membuat Pricilla tenang dan kabut yang mengelilinginya seolah menghilang.

"Zephan~ Zephan~" panggil Pricilla lembut dengan mata yang bergetar.

"Ya, sayang. Aku di sini, suamimu di depan mu, Pricilla ku~" jawabnya penuh kelembutan dan mencium bibir Pricilla lembut penuh kasih sayang. Membuat Pricilla terhanyut dan mengalungkan tangan di leherku untuk memperdalam ciuman itu.

"Mmm~ Zephan~"

To be continued

Hehe hallo aku comeback~
Maaf ya baru nongol soalnya aku sibuk banget kuliah :(
Tapi makasih yang masih stay :)
Untuk comeback setelah sekian lama kalian mau ga chapter depan aku buat mature🤫?
Ingat Mature bukan Smut!
Jadi yang masih di bawah umur boleh skip ya, dan jangan berharap banyak okey

Kalo vote chapter ini nembus 300 dalam dua hari aku bakal buat ch depan mature okey~

See you~

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang