Chapter 47

3.5K 305 2
                                    

Gedebuk!

Pricilla mendapati dirinya tersungkur di tanah. Sebelumnya dia berhasil lari dari mansion itu namun tiba-tiba sebuah cahaya muncul lalu dia merasa menyandung sesuatu dan jatuh.

"Kau baik-baik saja, peri kecil?" Pricilla langsung mendongak dan melihat singa yang besar di hadapannya.

Dia seketika bangun dengan mata yang berkaca-kaca lalu memeluk singa itu erat. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir dan dia terisak-isak.

"Leo... Leo..." Isaknya. Leo hanya bisa mengelus kepalanya pada kepala wanita itu.

"Selamat datang di rumah, peri kami" ucap Leo lembut.

Tak lama kemudian, Pricilla tenang lalu duduk di depan Leo. Dia melihat singa di hadapannya yang masih sama seperti dulu padahal itu sudah ratusan tahun. Singa yang menjadi teman sekaligus orang tuanya. Dia lalu melihat pohon besar di belakangnya yang menjatuhkan butiran cahaya lembut seperti salju. Seutas senyuman tersungging di wajahnya.

Semuanya masih sama kecuali dirinya. Suasana hutan peri masih hangat dan banyak hewan yang mulai datang mendekat. Mereka menyambut kedatangan pemilik hutan yang telah lama menghilang.

"Tapi kenapa aku bisa sampai di sini, Leo?" Tanya Pricilla setelah akal sehatnya kembali. Seingatnya dia di mansion yang terletak di hutan kegelapan dan itu sangat jauh dari hutan peri.

"Si kecil di perutmu yang membawamu ke sini, Pricilla" Mata emas itu refleks membulat lalu melihat perutnya yang datar.

"Hey, apa maksudmu?"

"Astaga, kau masih belum tau? Kau sedang mengandung, Pricilla" jawab Leo membuat hewan-hewan bersorak senang.

"A-aku mengandung?" Ucap Pricilla tak percaya dan dibalas oleh anggukan Leo membuat air matanya jatuh kembali. Namun kali ini adalah air mata haru.

"Aku hamil..." Lirihnya memegang perut.

Dia masih tak menyangka, di masa lalu saat dia masih menjadi peri seutuhnya, dia tak bisa hamil dan terus menangis sepanjang malam meminta keajaiban pada Tuhan. Dan sekarang akhirnya keinginan itu terkabul, dia mengandung sebuah kehidupan kecil di dalam perutnya. Kehidupan yang tercipta dari kasih sayang dirinya dan Zephan.

Pricilla bertanya-tanya bagaimana reaksi Zephan jika mengetahui kabar ini? Apa dia akan sebahagia Pricilla? Tapi Pricilla masih belum bertemu dengannya saat ini. Dia mengusap perutnya mencoba untuk memberikan pengertian pada anak mereka.

'Maafkan ibu, tapi sekarang belum saatnya kau bertemu dengan ayah. Ibu berjanji akan segera kembali pada ayahmu, saat keadaan ibu sudah membaik' Batin Pricilla mencoba berbicara dengan bayinya.

Lalu dia merasakan kehangatan di perutnya, seolah bayi itu setuju akan pernyataannya. Ini terasa ajaib, bahkan Pricilla tidak tau sudah berapa lama bayi itu berkembang di dalam tubuhnya.

"Dia bukan bayi biasa, Pricilla. Jangan terkejut jika dia bisa melakukan suatu hal padahal di masih di dalam kandungan mu. Dia adalah bayi keturunan peri, dia akan menjadi anak laki-laki yang hebat" ujar Leo membuat mata emas Pricilla berbinar-binar.

"Jadi dia laki-laki~ astaga, dia pasti setampan ayahnya" ceria Pricilla mengingat kesempurnaan fisik suaminya.

"Tapi tunggu dulu bagaimana caranya bayi ku ini membawaku ke sini seperti aku melintasi dimensi?" Pertanyaan itu muncul di benak Pricilla, dia saja seorang peri dulu bersusah payah kembali ke sini.

"Dengan cincin mu, dia membuka segel cincin itu" Pricilla langsung melihat cicin di jari manisnya.

Matanya melebar melihat permata di cincin itu sudah menghilang. Itu adalah cincin ibunya yang dia curi saat meninggalkan rumahnya. Selama ini dia tak memperhatikan lagi cincin itu. Seingatnya terakhir kali cincin itu berubah warna dari hitam menjadi putih.

Leo hanya tersenyum lalu mulai menjelaskan semuanya. Dia mengatakan bahwa ibu Pricilla dulu pernah memasuki hutan peri saat masih muda. Pricilla terkejut, bagaimana bisa ibunya masuk ke sini, sedangkan hutan ini tak bisa dimasuki sembarangan makhluk apalagi manusia. Leo menjawab bahwa ibunya sebenarnya adalah keturunan peri dari leluhurnya yang menikah dengan manusia, dan fakta itu seperti bom waktu yang baru saja meledak.

Ibu Pricilla saat itu memiliki kekuatan peri yang langka, yaitu dapat melihat satu masa depan meski tidak dengan jelas. Dia mengatakan bahwa suatu hari putrinya akan mengalami nasib yang buruk.Jadi dia ke hutan peri untuk membuat permohonan pada pohon suci, yang merupakan inti dari hutan peri. Hatinya begitu mulia dan bersih, penjaga hutan yaitu Leo, memberikannya sebuah cincin yang akan menjaga keturunannya di masa depan nanti.

Leo juga tak menyangka bahwa permohonan dari wanita itu akan keturunannya, melahirkan seorang reinkarnasi peri sebagai anaknya. Namun, dia tak mengetahui hal itu. Saat kekuatan Pricilla bangkit, dia malah panik mencari bantuan kemana pun untuk putrinya. Hingga bertemu seorang pria yang menipunya dan mengambil paksa kekuatan Pricilla kecil. Membuat takdir buruk mulai mengelilingi gadis itu, hingga suatu hari pohon suci menyambut permohonannya.

Dengan kekuatan pohon itu, dia berhasil menarik jiwa Pricilla di kehidupan keduanya di dunia lain, yang dikenal sebagai Veni Anastasya. Jalan takdirnya mulai berubah dan seperti terlihat sekarang. Cincin itu berisi kekuatan peri maka dari itu warnanya berubah dan permatanya pecah karena memaksa membuka celah di mensi ke hutan peri.

"Begitulah yang terjadi, Pricilla"  jelas Leo panjang lebar membuat Pricilla mematung, dia mencoba mencerna satu persatu.

"Jadi, aku bukan masuk ke dalam novel? Melainkan jiwa ku sebelumnya bersatu dengan jiwa ku sekarang?" Pricilla menatap Leo meminta kepastian.

"Benar. Dan novel itu karangan ku saja yang sedikit meminta bantuan dari pohon suci untuk menulisnya, dengan kata lain ini bukan dunia novel, tapi dunia nyata. Tak ada namanya kehidupan yang sesuai alur novel, Pricilla"

DEG!

Jantung Pricilla berdetak kencang, satu hal yang terlintas di kepalanya sekarang. Jadi, sejak awal Zephan bukan ditakdirkan untuk Lyli, dan mereka bukan pemeran utama. Pricilla menutup mulutnya, dia sangat bahagia sekaligus khawatir apa yang akan terjadi.

Dia melihat pohon suci yang berada di hadapannya, pohon ini juga yang menciptakan dirinya dan peri-peri yang lain. Pohon yang bisa melihat masa depan dan tau akan semua yang telah dilewati oleh Lucya, Veni, dan Pricilla. Dan membimbingnya untuk melewati semua masa sulitnya.

"Kurasa aku akan tinggal di sini lebih lama..."

___________________________

Kamar yang berantakan dengan barang-barang yang berserakan, pecahan kaca dimana-mana dan robekan kertas dimana-mana. Nampak seorang lelaki yang memiliki telinga rubah sedang duduk frustasi. Mata violetnya mencerminkan kemarahan dan keputusasaan.

Dia kehilangan wanita itu lagi, rasanya sulit sekali untuk mendapatkannya. Padahal dia sudah menjadi seseorang yang dulu dia cintai namun ternyata itu belum cukup. Dia tak bisa memikirkan apapun lagi selain memiliki wanita itu di sampingnya.

Ini dimula ketika salju menutupi daratan beberapa abad silam. Dimana wanita itu menatapnya penuh rasa iba.

"Astaga, bagaimana ini bisa terjadi?!"

To be continued

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang