Chapter 16

11.2K 1K 15
                                    

Pricilla menatap langit-langit kamarnya. Tadi, Zephan menyuruhnya untuk pulang sendirian sedang dia entah kemana. Namun, Zephan berjanji akan hadir untuk makan malam bersama nanti. Nampaknya lelaki itu sudah tak merajuk lagi. Suatu kemajuan pesat untuk Pricilla.

"Mimpiku tidak akan jauh lagi" Pricilla mengangkat tangannya seakan ingin meraih sesuatu ke atas.

"Eh?!" Kejutnya saat pandangan teralihkan ke cincin manis yang melingkar di jarinya.

"Apa hanya perasaanku saja? Cincin ini berubah warna menjadi putih, padahal aku dengan jelas melihat permatanya hitam waktu itu." Gumam Pricilla yang merasa sangat aneh.

Kriet!

Pintu terbuka menampilkan Marie yang masuk ke dalam.

"Nyonya, tuan sudah pulang" lapor Marie. Pricilla refleks segera bangun.

"Marie! Ayo segera bantu aku bersiap!" Marie mengangguk mengerti menanggapi Pricilla yang sangat bersemangat.

"Tolong dandani aku yang paling cantik malam ini!" Pinta Pricilla lagi.

"Baik Nyonya" Marie lalu mengikuti Pricilla yang menuju kamar mandi dan membantunya bersiap.

Di dunia ini, pelayan biasa membantu majikan mereka untuk membersihkan diri. Awalnya Pricilla tampak ragu, ia malu memperlihatkan tubuhnya yang begitu banyak memar di sana. Tapi anehnya saat ia bertanya pada Marie, tak ada sedikitpun luka di punggungnya.

Pricilla berpikir mungkin memang memar itu cepat menghilang. Dan tak ada gunanya juga memikirkan hal itu terlalu lama yang ada hanya sakit kepala saja.

__________________________

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang terlihat seorang lelaki sedang memandangi cahaya bulan dari balik jendela. Ia kembali teringat pada seorang gadis yang baru ia temui tadi. Aura gadis itu sama persis dengan cahaya bulan.

"Esla" Lelaki itu berbalik melihat ke arah pemilik suara.

"Ibu" Wanita paruh baya itu berjalan menuju arahnya.

Rambut berwarna kemerahan serta warna mata emerald persis seperti dirinya. Wanita itu tersenyum lembut sambil menepuk pundak Esla.

"Ada apa? Sepertinya kau gelisah nak." Tanya wanita itu.

"Aku hanya sedang tidak enak badan saja ibu" Bohong Esla dengan senyum tipisnya.

"Istirahatlah nak. Ah, kau tau ibu tadi melewati wilayah 'itu'. Tidak seperti biasanya, muncul angin sejuk di sana"

"Benarkah? Mungkin saja itu kebetulan saja ibu." Sangkal Esla.

"Tidak. Ibu tau persis angin apa itu. Apakah ada seseorang yang datang ke sana selain keluarga kekaisaran?" Esla membulatkan matanya, mengingat gadis yang ia temui di sana.

Wilayah yang tak bisa dimasuki oleh siapapun kecuali anggota kekaisaran serta orang-orang yang terikat dengan mereka. Yang dimaksud dengan orang terikat pun, orang yang telah menikah dengan mereka. Konon, wilayah itu adalah tempat yang menjadi saksi atas kebangkitan kekaisaran Wero lagi setelah hancur berantakan. Ada suatu rahasia yang tak dapat diketahui oleh siapapun bahkan anggota kekaisaran sekalipun.

"Ah, mengapa ibu? Bukankah tak ada yang bisa masuk ke sana selain anggota kekaisaran?" Tanya Esla balik, ia ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya.

"Ada orang yang bisa masuk ke sana selain keluarga kekaisaran. Orang itu adalah pemilik tempat itu yang sebenarnya." Bulu kuduk Esla berdiri seakan dia baru saja mengetahui apa yang tak seharusnya ia ketahui.

"Tapi tidak mungkin. Pemilik tempat itu sudah tiada beribu-ribu tahun yang lalu. Tampaknya ibu terlalu memikirkan hal yang tak perlu. Istirahatlah Esla, semoga kau lekas pulih" Senyum wanita itu.

"Baik Ibu, selamat malam" Wanita itu pergi dari sana.

Kini Esla berkutat dengan pikirannya. Ia memiliki firasat tidak bagus. Tapi Esla berusaha untuk berpikir positif.

"Mungkin itu suatu kebetulan. Ya, kebetulan saja"

___________________________

Pricilla tersenyum manis saat makanannya sudah habis. Ia menatap suaminya yang baru saja siap juga. Saat masuk ke ruang makan tadi tampak Zephan yang lelah. Sepertinya dia memaksakan diri untuk makan malam dengan Pricilla. Membuat gadis itu ingin menangis bahagia.

"Suamiku, terima kasih sudah menyempatkan diri untuk makan bersamaku. Sungguh aku sangat terharu" Ungkap Pricilla dari hati yang terdalam.

"Aku hanya ingin makan di sini saja. Jadi tidak perlu memamerkan senyumammu seperti itu" Pricilla terkekeh kecil.

"Maafkan aku yang sudah beberapa hari tidak keluar dari kamar. Saat itu aku sedang memulihkan kesadaranku."

"Aku tak peduli. Tapi jangan sampai kau sakit lagi atau apa itu. Karena nantinya aku akan tampak seperti suami tak berperikemanusiaan" Mata Pricilla berbinar-binar.

"Kau mengkhawatirkan ku sekarang? Wah! Terima kasih aku sangat bahagia" Pricilla menepuk tangannya layak anak kecil yang baru saja dibelikan mainan.

"Ah~Suamiku apakah kue buatanku sangat enak hingga kau tak menyisakannya sedikit pun?" Kini Zephan memalingkan wajahnya.

"Tidak. Aku hanya menghargai saja kue yang telah susah payah dibuat untuk ku lagi pula rasa dan bentuknya tidak buruk" Jawab Zephan berusaha tenang sambil mengutuk para pelayan yang berani melaporkannya.

"Aku sangat senang mendengarnya. Syukurlah aku masih bisa hidup sampai sekarang" Senyum manis Pricilla mampu membuat debaran di dada Zephan.

"Terserah kau saja" Ucap Zephan pasrah. Ia pun hendak bangun dari kursinya.

Pricilla tak mau kehilangan kesempatan berbicara lagi. Biasanya mereka hanya makan malam tanpa pembicaraan. Sungguh keajaiban malam ini Zephan mau berbicara dengannya.

Ternyata kejadian hari ini dapat memberikan pengaruh yang luar biasa. Pricilla harus lebih aktif, namun jantungnya sekarang berdetak begitu kencang. Mungkin saja ini akibat ia terlalu bahagia, pikirnya. Untuk sekarang dia harus menahan Zephan dulu.

"Suamiku tunggu du- huk!" Kalimat Pricilla terpotong, Zephan membulatkan matanya saat melihat gadis itu mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Pricilla juga nampak terkejut dengan darah yang sudah ada di telapak tangannya. Dan di detik selanjutnya gadis itu jatuh dari kursinya.

"PRICILLA!"

To Be Continued
Hallo guys aku up lagi yuhuu
Udah ganti cover nih
Kira"ada yang mau berteori ngk?
Jangan lupa follow, vote and komen
Pokoknya wajib kalo ngk ngambek nih
Byebye

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang