Hujan turun deras, angin bertiup kencang dan petir menyambar-nyambar menjadi latar belakang kekaisaran saat ini.Zephan yang tak menerima kepergian Pricilla mengambil dan menghancurkan ruangan itu. Lalu dia melirik Lyli yang ketakutan.
Beberapa saat sebelumnya, dia ingat bahwa Pricilla memanggilnya ke ruangan putih ini dan itu disampaikan oleh seorang pelayan. Dia dengan semangat pergi ke ruangan itu, lalu melihat wanita berambut putih itu membelakanginya. Senyumannya melebar, tanpa menunggu dia memeluknya dari belakang, menyampaikan kasih sayangnya padanya.
Wanita itu yang menunduk berbalik dan menyembunyikan wajah di dadanya. Zephan agak terkejut karena perubahan sifat tiba-tiba. Namun dia berpikir bahwa Pricilla hanya gugup mendekati penobatan. Jadi untuk menenangkannya Zephan berkata.
"Kau sangat cantik hari ini. Aku beruntung memiliki mu, dan hari ini aku akan mengungkapkan pada dunia bahwa kau milikku~" ucapnya tulus untuk menenangkan wanita itu.
Setelah itu tiba-tiba Pricilla membuka pintu dengan wajah kecewa, marah dan sakit membuat Zephan terkejut. Bagaimana bisa Pricilla ada dua? Saat Pricilla menuduhnya, dia melepaskan wanita di dalam pelukannya.
Dia terkejut sekaligus bingung, kenapa itu jadi Lyli dan rambutnya berubah jadi perak, tak seputih yang tadi. Ada apa dengannya.
Dan inilah dia sekarang, kacau karena Pricilla salah paham lalu pergi darinya dengan pria lain. Dia menarik pedangnya dan menodongkan pada Lyli dengan tatapan penuh kebencian.
"Kau.... Kau, gadis hina! Kau menipu dan memfitnah ku, aku akan membunuhmu!" Ucap Zephan penuh tekanan dengan mata merahnya menyala.
Lyli gemetar takut dengan bibir yang kelu, keringatnya bercucuran dan air matanya mengalir.Saat dia mengangkat pedang ingin menebasnya, Lyli menjerit.
"Maafkan saya,Yang Mulia!" Zephan langsung terdiam, jantungnya berdetak kencang dan kepalanya berdenging. Sebuah bayangan kejadian terlintas di kepalanya membuat pedangnya terjatuh ke lantai.
Dia melihat seorang wanita yang mengenakan gaun tidur familiar di atas tempat tidurnya. Gadis berambut pirang yang berusaha menggodanya. Gadis itu terus melontarkan kalimat godaan hingga dia menghina istrinya. Membuat dia mengeluarkan pedangnya dan gadis itu berteriak ketakutan.
"Maafkan saya, Yang Mulia!" Pekiknya, namun dia tak mendengar dan langsung menghunuskan pedangnya pada gadis itu, hingga darahnya mengalir membasahi tempat tidur itu.
Lalu pintu terbuka menampilkan sosok wanita berambut putih dengan mata keemasan. Mata itu menatap dirinya penuh ketakutan dan ketidakpercayaan.
"Grand Duke!" Teriakan itu membuat Zephan tersadar dan melihat Tetua sudah berada di hadapannya.
Dia melihat sekeliling, Lyli terduduk lemas di lantai. Tangannya gemetar, ingatan apa yang terlintas di kepalanya tadi. Wanita itu sangat mirip dengan Pricilla, dia pernah melihatnya.
"Apa yang terjadi Grand Duke? Kemana Peri Agung pergi?" Tanya Tetua khawatir mendengar Pricilla menghilang.
Bukannya menjawab pertanyaan Tetua, Zephan malah berlari pergi dari ruangan itu dan menyusuri koridor Kastil. Langkahnya berhenti tepat di sebuah lukisan yang pernah dia buat. Matanya melebar, wanita di lukisan itu sama dengan wanita yang ada diingatannya. Dan dalam ingatan itu,wanita itu istrinya.
"Lucya..." Nama itu berhasil keluar dari bibirnya bersamaan dengan air mata mengalir dari pelupuk matanya.
Zephan terduduk lemas di lantai, dia bingung sekaligus merasakan sakit. Dia yakin ingatan itu miliknya, yang berarti bahwa dia suami dari Lucya di masa lalu. Dan Lucya hanya punya satu suami, satu-satunya pria yang sangat dia cintai, yaitu Zeno.

KAMU SEDANG MEMBACA
Male Lead Itu Milikku
RomansaStatus : End Male Lead itu hidupku, satu-satunya yang dapat membuat ku bertahan di dunia yang memuakkan ini. Jika dia mati maka apalagi yang harus membuat ku bertahan? Ku kira aku mati, ternyata takdir mengizinkan ku untuk tinggal di dunianya. "Gran...