Malam begitu sunyi, bulan purnama menghiasi langit. Zephan melangkah menuju ke arah belakang mansion. Ini musim panas, ia hanya mengenakan kemeja hitam dengan dua kancing atas yang terbuka. Jangan heran, ini memang penampilan santainya.
Sebenarnya Zephan sangat tidak ingin pergi, namun gadis itu mungkin akan melakukan hal yang di luar nalar jika dia tak menurutinya. Pricilla, gadis yang berhasil menarik perhatian Zephan saat ini. Dia selalu melakukan hal yang tak bisa ditebak oleh orang lain.
Langkah Zephan terhenti di depan pintu masuk ke taman. Ia melihat cahaya kelap-kelip dari sana. Nalurinya seolah tau bahwa tempat itulah yang ditujunya. Ia semakin mendekat, semakin nampak pula sosok gadis bergaun putih yang berada di bawah cahaya itu.
Sadar akan kehadiran Zephan gadis itu menoleh lalu tersenyum menyambut kedatangan lelaki itu.
"Selamat datang suamiku" Suaranya begitu lembut berhasil membuat jantung Zephan tak karuan. Mata Zephan membulat, melihat cahaya tadi ternyata berasal dari hiasan kecil berbentuk bintang yang di gantung di dahan pohon besar itu.
"Apa ini?" Tanya Zephan yang berusaha menyembunyikan kekagumannya layaknya seorang anak kecil.
"Bintang. Malam ini kita akan melihat banyak bintang. Apa yang kau tunggu? Kemari dan duduklah suamiku!" Pricilla menepuk tempat di sampingnya yang beralaskan kain itu.
Zephan menuruti keinginan gadis itu, tapi ia duduk berhadapan dengannya. Pricilla sudah menduga dan itu tak jadi masalah. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari keranjangnya. Benar, aksi gadis itu selalu tak dapat ditebak.
Pricilla mengeluarkan sebuah kue tart kecil dengan warna hitam dengan hiasan taburan gula di atasnya. Itu tak sesimpel yang terdengar, kue itu cantik bagaikan lukisan langit malam. Pricilla ternyata berbakat di bidang melukis termasuk melukis sebuah kue dengan bahan yang dia buat sendiri.
"Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun suamiku. Selamat ulang tahun" Senandung Pricilla dengan kue itu di tangannya.
Zephan memasang wajah datar. Dia memang tidak suka perayaan ulang tahun apalagi kue yang bersangkut paut dengan ini. Biasanya dia akan langsung membuang kue ulang tahun yang diberikan padanya oleh siapapun itu.
Dan siapa sangka bahwa sekarang lelaki itu hanya terdiam memandangi kue itu. Merasakan tak adanya penolakan, Pricilla melanjutkan aksinya.
"Zephan, mungkin ini terdengar konyol. Kau tau? Kau adalah bintang bagiku. Bintang yang mampu menghiasi kehidupan kelamku. Terima kasih telah lahir ke dunia dan terima kasih sudah bertahan sampai sekarang. Tak ada yang menakutkan pada hari kelahiranmu, karena saat itu terdapat senyuman syukur ibumu yang telah berhasil melahirkanmu. Membahagiakan dirimu bukan hanya omong kosong ku. Itu hal yang akan kulakukan selama aku masih hidup. Aku mencintaimu Zephan" Tanpa sadar air mata Pricilla berhasil jatuh dari pelupuk matanya.
Zephan yang mendengar itu seakan ada suatu hal yang berhasil menyentuh bagian dirinya. Kalimat yang belum pernah dia dengar, ketulusan gadis itu tak main-main. Membuat senyuman kecil Zephan muncul di wajahnya tanpa disadari.
Pricilla membulatkan matanya, dia dengan cepat berbalik meletakkan kue dan kembali ke keranjangnya.
'Astaga! Pricilla ini bukan mimpi kan?! Huaaaa Zephan tersenyum! Jangan sampai pingsan! Ayo kita cari kejutan selanjutnya sebelum pingsan.' Pricilla mengeluarkan sebotol wine dari sana beserta dua gelasnya.
"A-ah! Untuk membuka acara malam ini mari kita bersulang terlebih dahulu. Ini adalah wine premium yang dengan susah payah aku dapatkan" Ucap Pricilla dengan bangganya.
"Bukankah itu anggur milikku?" Tanya Zephan yang mengenali botol itu. Pricilla hanya cengengesan lalu menuangkan ke gelas.
"Ayo bersulang!" Pricilla mengangkat gelas dengan semangat, Zephan tak punya pilihan lain.
Seteguk minuman itu berhasil lolos ke tenggorokan Pricilla dan di detik selanjutnya ia berhasil mabuk. Pricilla pun tak menyangka bahwa ketahanan tubuhnya terhadap alkohol tidak ada. Ia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap sadar, kesempatan berduaan dengan Zephan itu jarang. Dia tak boleh menyia-nyiakannya.
"Bagaimana kau tau jika aku menyukai bintang?" Zephan melihat kearah langit malam yang ditaburi banyak bintang.
"Tentu saja. Dari pelayan. Aku sudah tau segala hal tentang dirimu. Ukh!" Pricilla berusaha mengendalikan dirinya dengan susah payah.
"Untuk apa? Kurasa itu bukan hal yang penting. Aku adalah orang yang mengerikan, tak ada juga yang akan tau jika tiba-tiba aku akan membunuhmu" Pricilla kini mendekatkan wajahnya ke arah Zephan.
"Kau. Kau adalah manusia yang paling berharga diantara miliyaran manusia di dunia ini. Kau berharga bagiku, aku juga tak keberatan jika mati di tanganmu kau mengerti!" Ya,kali ini Pricilla sudah kehilangan akal sehatnya. Ia lalu mundur dan merogoh lagi keranjangnya.
"Makanlah! Jika lapar seharusnya kau katakan padaku, jangan malah mengatakan omongan yang tak masuk akal" Pricilla memberikan biskuit berbentuk bintang itu langsung ke tangan Zephan.
"Pfft" Zephan terkekeh sekarang.
"Mengapa kau tertawa? Apakah bentuknya begitu buruk?!" Ucap Pricilla setengah berteriak.
"Bolehkah aku memiliki ini?" Zephan menatap wajah Pricilla lekat-lekat.
"Kau boleh memiliki apapun yang ada di dunia ini. Bahkan bintang sekaligus jika kau mau." Lantur Pricilla yang mabuk.
"Baiklah. Aku akan memiliki apapun yang ku mau"
"Bagus" Pricilla tersenyum riang.
"Kau tau rasi bintang? Sepertinya kau tak tau. Baiklah akan aku ceritakan semuanya" Sambung Pricilla lalu menceritakan mengenai rasi bintang sambil menunjuk-nunjuk langit.
Bicaranya mulai ngawur, Zephan hanya memperhatikan gadis itu dengan seksama. Lucu. Ia seperti melihat seekor kucing sekarang. Ia terus melihat gadis itu, hingga kesadaran Pricilla perlahan menghilang.
"Ini tidak seburuk yang kupikirkan" Gumam Zephan lalu mengangkat tubuh gadis itu dengan mudahnya.
Mungkin jika nanti Pricilla tau bahwa Zephan menggendongnya seperti itu, dia akan pingsan sangking bahagianya. Syukurlah dia sudah terlelap dan melewati malam itu dengan kedamaian.
To Be Continued
Hallo aku up lagi nih hehe
Menemani ngabuburit kalian
Jangan lupa follow, vote and komen
See you🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Lead Itu Milikku
RomanceStatus : End Male Lead itu hidupku, satu-satunya yang dapat membuat ku bertahan di dunia yang memuakkan ini. Jika dia mati maka apalagi yang harus membuat ku bertahan? Ku kira aku mati, ternyata takdir mengizinkan ku untuk tinggal di dunianya. "Gran...