"Veni jangan nangis terus! Mama udah capek sama kamu! Ini semua gara-gara kamu! Kalo aja kamu ngak lahir, papa sama Mama ngak akan pisah" Bentak seorang wanita dengan frustasinya.
"Ma-maafin Veni ma... Hiks" ucap seorang anak kecil berusia lima tahun yang sedang meringkuk ketakutan. Air mata terus bercucuran, ia tak tau lagi apa yang harus ia perbuat agar sang ibu tak marah.
"Dasar anak ngak berguna!" Gadis itu semakin menutup wajahnya yang telah dibanjiri air mata.
Sebuah elusan lembut di kepala membuat anak itu mendongak. Ia terkejut bahwa di depannya ada seorang wanita yang cantik dengan senyuman penuh kehangatan.
"Sudahlah tidak apa malaikat ku. Ibu tidak akan memarahi mu, ibu akan selalu berada di sisi mu. Jadi, jangan menangis lagi. Anak ibu adalah anak yang kuat, benar kan?" Senyum wanita itu membuat gadis itu seketika tenang.
"Iya ibu..." Lirih gadis kecil itu lalu memeluk wanita itu.
"Ibu menyayangi mu Pricilla..."
"Pricilla juga sayang ibu..."
.
.
.
Seorang gadis membuka matanya, lensa silver itu mengedarkan pandangan. Ia baru saja mengalami mimpi yang aneh, tangannya perlahan mengusap pipi yang basah. Seakan mimpi itu adalah masa lalu yang telah terlupakan."Ibu..." Lirihnya.
"Nyonya anda sudah bangun?" Seorang pelayan yang baru saja membuka pintu terkejut saat majikannya yang telah sadarkan diri.
Gadis itu mencoba bangun dari tidur, pelayan tadi buru-buru membantunya.
"Apa yang terjadi?" Tanya gadis itu yang tak lain adalah Pricilla.
"Anda pingsan selama dua hari. Dokter mengatakan bahwa anda mengalami anemia yang parah. Tuan memberitahukan kepada saya untuk melayani anda dengan baik" Pricilla mencoba mencerna kejadian terakhir yang dia ingat.
Benar, dia berhasil membuat perjanjian dengan Zephan. Dan sekarang dia sudah menjadi Grand Duchess Selya, nyonya dari kediaman ini. Senyuman terukir di wajah Pricilla, ia tak menyangka hal ini akan datang pada dirinya.
"Siapa namamu?"
"Marie, nyonya" Jawab gadis berambut kecoklatan itu.
"Marie, apakah Grand Duke ada menitipkan pesan lain?" Tanya Pricilla lagi, Marie tampak mengingat-ingat apa yang telah dikatakan oleh tuannya dua hari yang lalu.
"Beliau berpesan bahwa jika anda sudah sadar, kami harus melayani anda dengan baik. Dan anda harus makan dengan teratur"
"Wah, dia sangat perhatian bukan? Aku harus mengucapkan terima kasih. Marie bawakan aku kertas dan pena!" Pinta Pricilla yang langsung dilakukan Marie.
Pricilla tak sabar untuk bertemu lagi dengan bias yang sekarang sudah menjadi suaminya.
'Aaaaah Terima kasih Tuhan!"
_____________________________
"Bagaimana hasil penyelidikan gadis itu?" Tanya Zephan pada seorang lelaki yang baru saja memasuki ruangannya.
"Benar tuan. Pricilla Angel Granet adalah anak pertama Duke Granet. Dia sengaja disembunyikan di kediaman Duke, dan para pelayan di sana juga sebagian tak tau keberadaannya. Pelayan yang tau akan dirinya mengatakan bahwa gadis itu gila. Saat kebakaran terjadi ada yang mengatakan gadis itu sudah mati. Namun, Duke masih belum mengkonfirmasi keberadaan nya" Lapor lelaki itu.
Zephan mengerti sekarang bahwa gadis itu. Ia merasa nasib gadis itu sama sepertinya. Tetapi yang membuat hal ini aneh mengapa dia harus datang ke sini? Dan sejak kapan dia mencintai Zephan sedangkan ia tak pernah bertemu dengannya? Terlebih lagi bagaimana dia tau bahwa Zephan sedang mencari mahkota itu?
Ini memusingkan, dia perlu mengawasi gadis itu dulu. Meski kasihan, Zephan tak tau niat apa yang dia sembunyikan. Zephan memutuskan untuk menjaga jarak darinya. Ini hanya hubungan kontrak.
TUK TUK
"Tuan saya kemari mengantarkan surat dari nyonya" teriak Marie dari luar. Zephan lalu mengijinkannya untuk masuk.
Marie masuk lalu menyerahkan surat itu. Jika adanya surat berarti gadis itu sudah sadar. Dia juga agak terkejut kemarin saat dokter mengatakan banyak luka memar di tubuhnya. Sebenarnya seberapa kejamnya Duke hingga membuat Putri sah nya seperti itu.
"Kau boleh keluar" Marie mengerti, ia pergi dari sana.
Zephan membuka surat itu, wangi parfum dari kertas itu sangat menyegarkan. Sesuai dengan seleranya.
Grand Duke terima kasih telah mengijinkan saya menjadi istri sementara anda. Saya berharap anda segera menerima keberadaan saya. Semoga hari-hari yang akan kita lewati bersama di kelilingi oleh kebahagiaan. Cahaya mentari pasti akan menyinari setiap jalan yang kita tempuh. Saya akan berusaha menjadi istri yang baik, meski sekarang anda masih menganggap saya orang asing. Ini seperti mimpi, saya sungguh sangat beruntung. Kebahagiaanku, Zephanku. Saya menunggu anda saat makan malam.
Dari : Istrimu <3
"Tuan apakah ada masalah?" Tanya Lelaki tadi melihat wajah datar tuannya.
"Tidak. Bakar saja surat ini" Zephan melempar surat itu ke lantai.
Ia tak peduli, sudah banyak kata-kata manis dari wanita untuk mendapatkan nya. Itu menjijikkan apalagi dengan tingkah murahan mereka. Gadis itu mungkin sama saja tak ada bedanya.
______________________
"Apakah Grand Duke tidak ada?" Tanya Pricilla yang sendirian di meja makan yang panjang. Biasanya pasangan suami istri akan makan malam bersama.
"Maaf nyonya, Tuan sedang sibuk dengan pekerjaan. Beliau ingin makan sendirian di ruang kerja" ucap salah satu pelayan di sana.
Ah, seharusnya Pricilla menyadari bahwa Zephan menikahinya untuk sebuah benda bukan cinta. Ini tak semudah yang dia pikirkan.
Makanan yang semulanya terlihat lezat dengan tatanan sempurna di meja. Kini tampak tak ada harganya lagi. Pricilla menatap sedih steak di depannya. Tetapi ia harus tetap memakannya untuk hidup.
"Ini tak mudah. Ayo semangat Pricilla!"
To Be Continued
Hay guys aku up lagi ini
Mungkin di scene ini adalah awal dari naik nya darah kalian hehe
Ke depannya mungkin lebih ya
Tapi tetap stay okay? Janji?
Aku bakal sering up dibln ini sebelum masuk kuliah lagiJadi jangan lupa Follow untuk berita penting
Dan vote, komen macam biasa
![](https://img.wattpad.com/cover/333628670-288-k517864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Lead Itu Milikku
RomansaStatus : End Male Lead itu hidupku, satu-satunya yang dapat membuat ku bertahan di dunia yang memuakkan ini. Jika dia mati maka apalagi yang harus membuat ku bertahan? Ku kira aku mati, ternyata takdir mengizinkan ku untuk tinggal di dunianya. "Gran...