"Grand Duke menikahlah dengan saya!" Kalimat itu keluar bagai air yang mengalir. Lelaki itu berhenti lalu berbalik.
"Kau sudah tidak waras?" Pricilla membulatkan matanya, ia segera menutup mulut dengan tangannya.
'Sial! Itu keluar saja dari mulut ku! Huaaa bagaimana ini?! Tenang Pricilla, saatnya menerobos zona aman!' Pricilla mengepalkan tangannya bertanda bahwa dia sudah meyakinkan diri.
"Maafkan ketidaksopanan saya Grand Duke. Perkenalkan, Saya Pricilla Angel Granet. Putri sulung Duke Granet. Ini mungkin sulit dipercaya, tetapi saya memiliki sebuah bukti" Pricilla segera mengeledah tasnya lalu mencari selembar kertas.
Zephan kembali mendekat, ia hampir kehilangan kata-kata. Tetapi tampang gadis itu sangat mirip dengan seseorang yang dia kenal. Ia memilih untuk duduk lagi di kursi, tanpa mengatakan sepatah katapun. Gadis bermata silver itu membuatnya tertarik, ia melihat tekad saat gadis itu mengatakan hal bodoh tadi. Jika gadis itu berani membohonginya, Zephan akan menghilangkan gadis itu sekarang dari bumi ini.
Ia sengaja datang menemui nya karena gadis itu membawa nama Granet. Keluarga yang sedang diincar oleh Zephan karena memiliki sesuatu yang sudah lama ia cari. Saat ini juga keadaan nya kurang baik karena rencananya gagal oleh seseorang. Zephan benar-benar sial sekarang.
"Ah! Grand Duke ini adalah bukti kelahiran saya" Pricilla menyodorkan selembar kertas, Zephan mengambil nya dengan raut wajah kesal.
Zephan membulatkan matanya saat benar, kelahiran gadis itu tercatat di sana dengan stempel milik Granet. Ini sulit dipercaya, Duke yang mempunyai dua orang putri hanya lah rumor. Putri pertama Duke sudah mati bersama dengan istri pertamanya, Zephan bahkan menghadiri pemakaman itu. Meski dia sama sekali belum pernah bertemu putri itu.
"Bagaimana aku bisa percaya bahwa kau bukan pencuri? Kau ingin mati?" Zephan berdiri lalu menodongkan pedangnya.
Pricilla bergetar, ia menelan salivanya. Ia harus meyakinkan Zephan jika tidak nyawanya akan melayang sekarang.
"Bukankah Anda pernah bertemu dengan ibu saya? Anda pasti bisa melihat, betapa miripnya saya dengan beliau" ucap Pricilla percaya diri.
Zephan tak menyangka gadis itu tau dirinya pernah bertemu dengan Duchess terdahulu. Saat itu tak ada orang yang melihat mereka, sosok wanita bermata silver kini terbayang kembali di otak Zephan. Wanita pertama yang mengelus kepalanya dengan lembut penuh ketulusan. Zephan menurunkan pedang dan kembali duduk. Jika memang gadis ini penipu ulung pasti ia tak kan berani ke sini untuk mengantarkan nyawanya.
"Huh... Tetapi aku tidak bisa menikah dengan mu. Aku juga tak bisa percaya dengan ucapan mu. Lebih baik kau pergi sekarang dari rumah ku, selagi aku memberikan dirimu kesempatan" Pinta Zephan. Pricilla tentu saja tak kan melakukan itu, dia takkan mau melepaskan tangkapan yang bersusah payah dia pancing.
"Ekhem. Saya menawarkan untuk pernikahan kontrak selama tiga bulan. Dalam waktu itu saya akan membuat anda jatuh cinta dengan saya, jika hal itu tidak terjadi saya bersumpah akan menghilang dari hadapan anda. Tentu saja ini perjanjian yang akan menguntungkan bagi anda, karena saya akan memberikan sesuatu yang sangat anda ingin jika anda menandatangani perjanjian ini!" Jelas Pricilla dengan percaya diri.
"Aku tidak tertarik dengan wanita manapun. Dan aku mempunyai segala hal, aku tak kan mau menandatangani kontrak bodoh itu" Zephan tak mau meladeni Pricilla lagi.
Sudah banyak tawaran pernikahan yang datang, Zephan sama sekali tak tertarik. Ia lebih memilih untuk sendirian selamanya, gadis-gadis itu hanya mengincar kedudukannya. Maka dari itu dia akan menolak mentah-mentah gadis ini.
"Bagaimana dengan ini? Saya akan memberikan untuk anda dan saya tak kan mengambilnya kembali meski masa kontrak kita habis" Pricilla mengeluarkan sebuah mahkota dari tas besarnya.
Bak melihat suatu keajaiban, mata Zephan tak lepas dari benda itu. Mahkota yang dihiasi dengan safir di sekelilingnya. Mahkota yang diidamkan oleh gadis-gadis di kekaisaran termasuk ibunya. Zephan bahkan masih ingat pesan terakhir ibunya.
"Ah~ Andai di saat terakhir ku. Aku bisa memakai Mahkota Ratu pertama, betapa bahagianya hidup ku."
Mahkota Ratu Pertama adalah barang yang telah hilang ratusan tahun. Tapi akhir-akhir ini Zephan mendapatkan informasi bahwa benda itu ada di kediaman Granet. Zephan tak ingin pergi ke sana karena hubungannya dengan Duke tidak baik. Jadi ia merencanakan untuk membakar kediaman itu dan mencuri mahkota tersebut.
"Mana surat perjanjian itu?" Tanya Zephan yang langsung mengambil keputusan tanpa pikir panjang.
Sebenarnya, dia bisa saja membunuh gadis itu dan merampas mahkotanya. Tetapi ada satu hal yang membuat nya tak ingin melakukan itu. Pricilla dengan riang mengeluarkan surat perjanjian nya. Zephan membacanya dengan seksama untuk beberapa saat lalu menandatangani kontrak itu.
"Tidak ada acara pernikahan. Aku akan mengurus dokumennya saja. Asal kau tau aku tak kan pernah mencintai mu. Terserah kau mau melakukan apa saja selama tiga bulan ini. Sebenarnya banyak yang ingin ku tanyakan tetapi nanti jika ada ada waktu kita bicarakan lagi." Zephan segera mengambil mahkota itu.
Ia berdiri, melangkah pergi. Pricilla sangat bahagia ia tersenyum dengan manis. Namun, tiba-tiba rasa sakitnya kambuh. Sepertinya dia tak sanggup menahannya lagi, Zephan akan segera keluar. Pricilla berusaha berdiri, keringat nya mengalir,ia harus menyampaikan terima kasih dulu untuk Zephan.
BRUK!
Zephan yang semula ingin membuka pintu kini berbalik. Betapa terkejutnya ia saat gadis itu sudah tertidur di lantai, dengan kening yang berdarah akibat terbentuk meja. Zephan segera menghampiri gadis itu.
"Pelayan!!!" Teriaknya. Pelayan wanita masuk, Zephan segera menyuruhnya untuk menyimpan mahkota itu. Sedangkan ia menggendong gadis itu segera menuju ke kamarnya.
Seperti reka ulang, Zephan mengalami Deja Vu. Ia teringat kembali dengan kejadian yang pernah ia alami, yang menjadi awal mula kehancuran hidupnya.
To Be Continued
Hay guys aku update lagi nih!
Jangan lupa Follow, Vote and Komen!CAST
Pricilla Angel Granet
Zephan Dev Seyla
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Lead Itu Milikku
RomanceStatus : End Male Lead itu hidupku, satu-satunya yang dapat membuat ku bertahan di dunia yang memuakkan ini. Jika dia mati maka apalagi yang harus membuat ku bertahan? Ku kira aku mati, ternyata takdir mengizinkan ku untuk tinggal di dunianya. "Gran...