Chapter 24

11.2K 1K 6
                                    

⚠️ CHAPTER INI MENGANDUNG
SCENE YANG DEWASA JADI YANG BELUM NIKAH JANGAN COBA UNTUK MELAKUKANNYA⚠️

Senyuman terukir di wajah Pricilla saat melihat pantulan dirinya di cermin. Marie, si pelayan pribadinya sedang menyisir rambutnya dengan lembut. Malam ini ia mengenakan gaun tidur putih dengan sedikit renda di bagian dadanya. Dan wajah Pricilla tersipu melihat dirinya cantik sekali bah model papan atas saat ini. Padahal dia hanya memakai make up yang tipis. Mengingat malam ini adalah malam yang sangat spesial baginya.

Sejak hari ia sadar, Zephan selalu memperhatikannya. Memberikan kasih sayang yang sangat banyak untuknya, hingga terkadang Pricilla kelelahan karena hal itu. Bukan ia tidak suka, tapi rasanya jantungnya ingin meledak saat sang suami memperlakukannya penuh kasih. Ini sudah seminggu sejak hari itu, tubuh Pricilla sangat baik sekarang malahan ia merasa tubuhnya begitu ringan.

Zephan yang mengetahui hal itu sangat senang. Dan akhirnya memutuskan untuk melakukan malam pertama mereka pada malam ini.

'Aaaaa! Ya Tuhan! Aku sangat gugup! Tenang Pricilla, tenang.' Pricilla menghela nafas panjang mengontrol hati dan pikirannya. Ia juga berusaha agar pikirannya tetap positif sekarang.

"Rambut anda sangat indah dan selembut sutra. Saya sangat terkejut atas perubahan anda ini" Ucap Marie sambil terus menyisir rambut putih Pricilla yang panjang.

"Ya~ Aku juga tidak tau mengapa aku bisa begini~" jawab Pricilla, dia bahkan lupa menanyakan apa yang terjadi padanya ke Zephan karena terlalu dimabuk cinta.

Tidak, ada yang boleh masuk ke kamar Pricilla kecuali Marie sejak hari itu. Dan Zephan pun menyuruh Marie untuk tutup mulut mengenai keadaan Pricilla semalam. Tentu saja, Marie bukanlah wanita mulut ember. Pricilla pun mengerti, dia betah di kamarnya karena Zephan selalu mengunjunginya. Dia tak membantah apa yang dikatakan oleh suaminya.

"Rambut anda lebih cantik dari pada rambutnya Lady Granet. Ah mengenai dia, ada banyak rumor buruk yang sedang beredar di kekaisaran" Pricilla menaikan satu alisnya setelah mendengar hal itu.

"Rumor apa itu?"

"Lady Granet gagal dalam ritual kebangkitan peri, itu tidak pernah terjadi dalam sejarah. Dan rumornya Lady Granet telah menipu semua orang. Bahkan Duke Granet lah yang katanya ada di balik itu" Mata Pricilla membulat mendengar hal itu.

Ia tak menyangka bahwa Lyli gagal dalam ritualnya. Ukh, malam itu sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa Pricilla tidak ingat? Ia hanya ingat ia terus berada di kamarnya sebelum rambutnya putih sepenuhnya.

Pricilla terus berkutat dalam pikirannya hingga tak sadar tangan hangat menyentuh pundaknya.

"Tampaknya istriku masih dalam dunianya saat ini..." Pricilla tersadar dan melihat cermin, di sana terlihat sosok lelaki tampan yang sedang berdiri di belakangnya.

"Kau sangat cantik malam ini~" Bisiknya di telinga Pricilla membuat wajah gadis itu memerah.

Tanpa aba-aba, Zephan mengangkat tubuh Pricilla membawanya ke ranjang dan membaringkannya di sana. Pricilla sontak terpaku pada Zephan yang kini berada di depannya. Lelaki itu perlahan membuka kancing kemeja lalu melepaskannya. Jantung Pricilla serasa ingin meloncat keluar melihat otot-otot pada tubuh suaminya itu.

'Ya Tuhan, itu ada enam kotak!' Pekik Pricilla dalam hati saat melihat otot kotak-kotak di perut Zephan.

"Apa yang sedang kau pikirkan hmm?" Bisik Zephan di telinga Pricilla. Sekarang bahkan nafas Zephan menerpa area leher Pricilla. Mereka begitu dekat saat ini, dan keadaan begitu intens.

"Malam ini aku akan membuatmu hanya terfokus pada diriku, Pricilla" ucap Zephan dengan suara seraknya yang khas dan dengan tatapan genitnya ia berhasil menarik pita gaun Pricilla yang terletak di dada.

Zephan pun memulai penjelajahannya malam ini, malam yang cukup panas hingga keringat di tubuh mereka mengalir cukup banyak, dan suara-suara cinta memenuhi ruangan itu tanpa satupun ada kesempatan untuk bernafas lega.

_________________________

"Cantik" Gadis yang memakai mahkota bunga itu langsung menatap lelaki yang baru saja memujinya itu.

"Terima kasih~" Balasnya dengan senyum ceria. Lelaki itu hanya menatap gadisnya dengan lembut lalu memeluknya.

"Jika aku jadi Raja nanti, aku akan memakaikan mahkota dengan banyak berlian di atas kepalamu. Bahkan yang lebih indah dari mahkota bunga itu" Ucapnya lembut di telinga Lucya.

"Aku sangat menantikan Zeno~" Lucya mengusap punggung kekasihnya itu.

Padang rumput yang luas, di tumbuhi banyak bunga yang bermekaran. Hanya ada mereka berdua di sana menikmati semilir angin musim semi yang menerpa. Lucya menatap bunga-bunga lalu terlintas di benaknya suatu hal yang membuat raut wajahnya dipenuhi kesedihan.

"Zeno... Aku belum pernah meninggalkan hutan peri, apakah itu akan baik-baik saja nanti?" Zeno menatap sang kekasihnya dengan tatapan yang dalam dan membelai pipinya dengan lembut.

"Tentu saja kau akan baik-baik saja. Karena aku akan melindungimu, kekasihku" Zeno mengusap pucuk kepala Lucya dan mencium keningnya.

"Kita akan bersama selamanya~"
.
.
.
.
Matahari baru saja mulai terbit, langit perlahan berubah dari hitam malam menjadi biru muda terang saat tanda-tanda cahaya pertama di hari yang akan datang mulai muncul di langit. Pricilla bangun dengan kepala di dada Zephan, lengannya memeluk Pricilla dengan penuh kasih. Gadis itu dapat merasakan napas suaminya dengan lembut di lehernya. Dadanya naik dan turun di setiap napas dan saat Pricilla membuka mata, untuk pertama kalinya di lagi hari ia bertemu dengan lensa merah lelaki itu yang menatapnya penuh kasih sayang.

"Selamat pagi, Istriku~" Pricilla tersenyum lembut atas sapaan pagi ini di atas tempat tidur. Ia masih tak percaya dapat menghabiskan malam dengan kesayangannya. Dan sekarang benar-benar menjadi miliknya. Pricilla bahkan sudah banyak meninggalkan tanda kepemilikannya di tubuh Zephan semalam, jika diingatkan lagi dia sangat bersemangat, padahal itu pertama kali untuknya.

"Selamat pagi, Suamiku~" Pricilla mengeratkan pelukannya, ia rasanya tidak ingin Zephan kemana-mana dan hanya tinggal bersamanya.

"Apakah kau tidur nyenyak hmm?" Tanya Zephan mengusap rambut Pricilla membuat ia mengingat mimpi yang tadi dia alami.

"Aku bermimpi, aku ada di padang rumput yang luas dan itu sangat indah. Dan ada seseorang bersamaku, dia memanggil ku Lucya. Aku tidak ingat bagaimana wajahnya itu tampak begitu samar-samar" Jelas Pricilla dengan wajah tegang.

"Itu hanya mimpi, tidak apa-apa aku di sini untuk mu" Zephan menenangkan Pricilla meski sebenarnya ia tau apa yang terjadi.

"Zephan ku mohon jujurlah padaku. Apa yang terjadi padaku? Apakah aku terkena penyakit yang parah hingga warna rambut dan mataku berubah?" Zephan menghela nafas panjang, mungkin sudah saatnya ia menceritakan hal itu.

"Aku tidak tau ini benar atau tidak, tapi Tetua mengatakan bahwa kamu adalah reinkarnasi dari Ratu Peri"

"Eh?! Ratu peri? Mana mungkin!"

Hayyo komen perasaan kalian setelah baca chapter ini wkwkwk
Panas gak?
Swipe terus karena ini Double up :D

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang