Chapter 01

20.4K 1.3K 2
                                    

"Eh!" Gadis berkacamata itu membulatkan matanya. Ia baru saja membaca kalimat yang mengejutkan baginya.

"Wah! Si Cupu lagi baca apa nih?!" Gadis berambut gelombang itu menarik hp yang di pegang oleh gadis tadi.

"Hei! Rea balikin hp ku!" Gadis itu mencoba mengambil kembali hpnya tetapi hp itu malah di oper ke gadis lainnya.

"Dia lagi baca web novel ni Re! Haha si Cupu kerjaannya cuma ngehalu" gadis berponi itu tertawa.

"Tolong lah balikin! Aku cuma punya hp itu hiks" Gadis berkacamata itu mulai menangis, ia sangat menyayangi benda itu karena di sana terdapat hal yang mampu bertahan hingga saat ini.

"Kalo Lo mau ini. Cepet ikut kami, Lo tau kan Veni?" Ucap Gadis beras berambut gelombang, Veni si gadis berkacamata terpaksa mengikuti mereka.

Mereka tiba di sebuah lorong sepi di lantai tiga. Mereka berdiri di dekat pagar pembatas, keringat Veni bercucuran, ini hal biasa dimana ia akan menjadi bahan bully mereka.

"Veni, kalo Lo mau hp butut ini balik. Lo harus isap rokok ni" Gadis itu menyodorkan sebatang rokok pada Veni.

"Gak mau!" Jawab Veni dengan tubuh gemetar.

"Oh, berarti hp ini harus dibuang dong! Padahal Lo belum habis baca lho web Novel nya. Mana karakter nya ada yang mati" Veni membulatkan matanya.

"Apa? Mati!" Veni mengingat kalimat yang ia lihat tadi bukanlah kesilapan nya saja. Karakter yang dia sukai itu mati.

"Kok diam sih! Ah~ gak asik!" Gadis itu mengarahkan benda itu ke luar pagar pembatas lalu melepaskannya dari tangan.

GREP!

Namun tak disangka Veni malah melompat juga menangkap hp itu. Veni mendapatkannya, senyum terukir diwajahnya. Sebelum detik-detik tubuhnya terjun bebas ia sempat berkata.

"Jika nanti aku terlahir kembali... Aku berharap bisa dicintai oleh lelaki seperti diri mu" setelah itu tubuh Veni mencapai dasar. Pandangan nya gelap.

BYUR!

Veni membuka matanya, ia merasa wajahnya diguyur hujan.

"Kau masih tidur! Dasar gadis pemalas!" Bahasa asing memasuki telinga Veni.

Ia duduk dan melihat seorang wanita dengan wajah marah melihat dirinya. Wanita itu mengenakan gaun ala barat dahulu. Dan sekarang dimana ini? Veni melihat sekelilingnya merupakan tempat asing. Butuh waktu mencerna semuanya.

"Pricilla cepat bereskan kandang kuda sekarang! Itu hukuman untuk mu karena bangun terlambat!" Pinta wanita itu lagi. Veni mengerti apa yang ia katakan tetapi bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa asalnya. Wanita itu juga mengatakan namanya adalah Pricilla.

Tunggu dulu! Pricilla? Itu nama yang familiar. Seketika mata Veni membulat. Tidak mungkin! Jangan bilang ia merasuki tubuh Pricilla Angel Granet!

"Apa maksud anda?!" Sekarang Veni yang menggunakan bahasa asing itu dengan fasih.

Apakah ia bermimpi? Tapi guyuran air itu terlalu nyata untuk dibilang mimpi. Ingatan terakhirnya ia melompat dari lantai tiga untuk menangkap ponsel nya. Tetapi saat membuka mata ia malah terbangun di tubuh orang lain. Terlebih lagi pemilik tubuh ini akan menjadi tokoh yang tak hanya muncul dalam satu scene dalam cerita, ia tokoh sampingan dengan hidup yang malang.

"Ini... Tidak boleh terjadi!" Gumamnya.

"Apakah kau sudah kehilangan akal mu Pricilla? Cepat kerjakan apa yang aku pinta! Atau kau akan kulaporkan pada ayah mu!" Acam wanita itu.

Veni tau bahwa wanita itu adalah ibu tirinya. Awalnya kehidupan Pricilla baik-baik saja, hingga saat ibunya meninggal semuanya berubah. Ayahnya membawa seorang wanita dan anak kecil berambut perak. Sejak saat itu Pricilla dilupakan, bahkan ayahnya sendiri tak menganggapnya ada. Ia diperlakukan semena-mena oleh ibu tirinya, di rumahnya sendiri ia dianggap pembantu. Jika ini cerita Cinderella mungkin Pricilla tak merasa seburuk ini tetapi ini adalah kisah dimana dia mengalami hidup yang menyedihkan. Di detik terakhir hidupnya tak ada seorang pun yang memperdulikan dirinya.

Veni tentu saja tidak ingin itu. Dia harus cepat kabur dari sini, untuk sekarang ia harus menuruti apa yang dikatakan wanita itu dulu. Baru setelahnya ia akan menyusun rencana. Veni harus terima bahwa transmigrasi itu nyata, dan sekarang ia bukanlah Veni lagi, melainkan Pricilla.

"A-ah maafkan aku. Aku akan berganti pakaian lalu pergi" Pricilla Segera turun dari kasur nya yang kecil.

"Apa maksud mu? Kau harus pergi dengan pakaian itu sekarang!" Pinta wanita itu lagi membuat Pricilla tak percaya.

'Ah, ini tak ada bedanya dengan pembullyan yang aku terima. Tapi sekarang aku tak boleh lemah, aku mempunyai hak di rumah ini! Berani sekali dia berkuasa.' Batin Pricilla, ia tak mau lagi ditindas di kehidupan kali ini. Ada hal penting di dunia ini yang harus dia lakukan, jika ia lemah maka dia akan mati lagi dengan mudah.

"Ah~ Kau ternyata sudah sangat kelewatan Duchess!" Pricilla melipat kedua tangannya dengan tatapan menantang.

"Kau! Beraninya!" Geram wanita itu.

"Apa! Kau ingin memukul ku lagi? Sudah cukup aku menerima perlakuan ini! Aku sudah tidak tahan lagi!" Pricilla berjalan mendekati wanita itu.

"Aku mungkin tak memiliki ibu lagi. Tetapi aku juga tak butuh ibu seperti diri mu! Bahkan aku tak peduli lagi jika ayah akan memarahi ku! Lebih baik kau keluar! Aku tak mau menghormati orang yang sudah memperlakukan ku bagai budak!" Pricilla menatap tajam wanita itu, membuatnya gemetar. Dengan wajah yang kesal ia pergi keluar.

Pricilla terduduk di kasurnya yang sudah basah. Ia tak percaya ada keberanian yang selama ini tak pernah ia munculkan. Rasanya lebih lega, dia berharap cepat keluar dari rumah yang bagaikan penjara.

Pricilla membuka lemari, di sana hanya ada pakaian lusuh. Tak ada satu pun gaun di sana. Ia ingat bahwa tak ada pesta debut baginya, orang-orang seperti nya juga tak tau bahwa Duke Garnet memiliki dua orang putri.

Hanya karena dia tak memiliki rambut perak seperti ayahnya, ia dibuang. Pricilla melihat sebuah kertas di balik pakaian, ternyata itu sebuah lukisan kecil dimana ada dia dan kedua orang tua nya di sana.

PRAK!

Pricilla merobek bagian yang terdapat gambar ayahnya dan menyisakan bagian dirinya bersama sang ibu. Wanita itu sangat cantik dengan surai hitam sama seperti Pricilla. Tetapi ayahnya melupakan nya, ia hanya menganggap istri baru dan anaknya yang memiliki rambut perak.

"Aku... Pasti akan mengambil apa yang menjadi milik ku!"

To Be Continued
Hay guyss aku akhirnya buat cerita baru lagi!
Tenang aja cerita sebelah bakal aku lanjut kok hehe
Jangan lupa follow, vote and komen!

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang