Chapter 06

12.1K 1K 9
                                    

Pagi yang cerah di kediaman Seyla. Burung-burung berkicau, mentari perlahan naik ke atas menyinari bumi. Suara garpu dan pisau saling beradu di atas piring. Pricilla mengunyah makanan dengan baik, agar tubuhnya cepat pulih.

Lagi-lagi dia sendirian menikmati sarapan. Semalam pun dia sendirian menikmati makan malam. Ini sudah menjadi hal biasa baginya, tetapi makanan ini lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Kemampuan koki Seyla benar-benar patut diacungi jempol. Mereka juga begitu baik memperlakukan Pricilla sebagai nyonya rumah yang baru.

"Marie, apakah kau tau dimana suami ku sekarang?" Tanya Pricilla setelah menghabiskan makanan.

"Tuan akan segera berangkat ke istana nyonya" Jawab Marie sopan, Pricilla segera bangun dari kursi.

Ia tak boleh melewatkan kesempatan untuk mengantarkan suaminya pergi untuk pertama kali. Pricilla tak berlari namun ia mempercepat langkahnya. Dari jendela kaca di lorong ia melihat sudah ada kereta di bawah. Pricilla tak boleh menunggu lebih lama lagi.

Tak lama dia sampai di bawah, bertepatan dengan Zephan yang sudah berada di sana. Pricilla dengan cepat menghampiri lelaki itu yang sedang berbincang dengan bawahannya.

"Selamat pagi Grand Duke." Senyum Pricilla. Zephan hanya meliriknya sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya.

'Astaga! Dia mengabaikan ku!' Batin Pricilla kesal.

"Suami ku apakah kamu sudah sarapan?" Kini Zephan menghentikan aktivitasnya setelah mendengar pertanyaan itu.

Zephan mengangkat tangannya bertanda bahwa bawahannya boleh pergi sekarang. Ia menatap Pricilla dengan benar sekarang. Gadis itu hanya tersenyum manis bak sinar mentari pagi.

"Apakah kau sedang berpura-pura menjadi istri yang baik sekarang?" Zephan menatap dingin Pricilla.

"Aku memang akan berusaha menjadi istri yang baik" Jawab Pricilla lantang dengan bahasa informalnya.

Zephan membulatkan matanya saat melihat tekad gadis itu. Tak ada ketakutan di matanya.

"Ingatlah, hubungan kita hanya sebatas kontrak. Dan aku tak akan pernah membutuhkan perhatian mu itu" Ketus Zephan, namun mata Pricilla sekarang berbinar bukannya berkaca-kaca ingin menangis.

'Ya Tuhan! Dia sangat tampan! Apalagi dengan dialog itu. Aura male lead memang terbaik' Kagum Pricilla dalam hati.

Zephan yang tak ingin meladeni Pricilla lagi, segera naik kereta. Ia juga bisa terlambat karena gadis itu. Urusan nya ke istana hari pun karena gadis itu, Zephan ingin melaporkan pernikahannya pada Kaisar meski sebenarnya dia malas melihat wajah pria tua itu.

"Suamiku! Hati-hati di jalan. Cepatlah kembali! Aku akan menunggu mu di rumah!" Teriak Pricilla. Zephan tak memperdulikannya. Kereta mulai berjalan kini Pricilla tinggal sendirian di sana.

"Akhirnya aku bisa mengucapkan kalimat itu!" Gumam Pricilla dengan perasaan riang gembira.

Bahkan Zephan tadi tak marah dia berbicara informal padanya dan memanggil lelaki itu dengan sebutan suami. Ini benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan. Pricilla masuk ke dalam dia harus mencari apa yang bisa dia kerjakan selama suaminya di luar.

_____________________________

Banyak orang yang berlalu lalang di istana. Tatapan mereka terus tertuju kepada seorang lelaki yang melewati mereka satu persatu. Lelaki tampan dan juga gila, jika dia tak memiliki sifat itu mungkin saat ini sudah banyak lady-lady yang menempel padanya seperti magnet.

Lelaki itu memasuki aula istana dimana di sana terdapat Kaisar yang sedang duduk di singgasananya. Lelaki itu membungkuk hormat memberikan salam. Kaisar mengangkat tangannya bertanda bahwa ia menerima salam darinya.

"Ada apa gerangan yang membawa mu ke sini Grand Duke Seyla? Bukan kah kau hanya kemari jika ada kepentingan?" Tanya Kaisar.

"Benar Yang Mulia. Saya kemari untuk menyerahkan dokumen pernikahan saya" ucap nya santai membuat Kaisar serta orang di sana terbelalak kaget.

Pasalnya pemuda itu tak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis. Kaisar pun telah menawarkan beberapa gadis yang terbaik untuknya tetapi dia menolak. Zephan hanya lelaki yang gila akan peperangan. Setelah perang berakhir dia tak pernah keluar dari kediamannya jika tidak mempunyai urusan.

Lelaki yang dingin itu dirumorkan pernah melukai seorang gadis yang mendekatinya. Ia juga tak segan untuk membunuh orang yang berani menghina diri nya langsung. Dia dikenal sebagai orang gila sejak saat itu.

"Benarkah itu Grand Duke? Aku tidak mendengar acara pernikahan mu diadakan" ucap kaisar yang tak percaya.

"Tidak ada acara pernikahan. Yang jelas kami sudah menikah, semua jelas di dokumen yang saya serahkan. Saya pamit undur diri" Zephan pamit dengan tampang wajah dinginnya. Ia tak memberikan lagi penjelasan apapun.

Hari itu berita pernikahan Zephan mulai tersebar membuat banyak gadis patah hati. Mereka juga penasaran gadis seperti apa yang berhasil menaklukkan hati keponakan kaisar itu.

___________________

Seorang gadis yang sedang tertidur di atas meja tiba-tiba terbangun karena seseorang yang memanggilnya. Ia mengucek-ngucek matanya sembari mengumpulkan kesadaran. Ternyata malam sudah tiba, ia tak ingat sejak kapan dia tertidur.

"Nyonya, tuan sudah kembali"Ucap si pelayan yang sedari tadi menemani nya.

"Ah! Benarkah!?" Gadis itu segera bangun lalu keluar dari sana dengan nampan di tangannya.

Ia berjalan dengan cepat diikuti pelayan setianya dari belakang. Gadis berambut hitam itu mengetuk pintu ruangan yang dia tuju. Cukup lama tak ada jawaban dari dalam. Dia memutuskan untuk mengetuknya lagi.

Akhirnya pintu itu terbuka dan nampaklah laki-laki yang mengenakan baju tidur. Itu membuat dada bidang nya sedikit terekspos membuat gadis itu gagal fokus untuk beberapa saat.

"Aku sudah mengatakan pada kepala pelayan untuk tak mengganggu ku sekarang" Ketusnya, Pricilla hanya menyegir kuda.

"Aku membawakan mu susu dan sedikit cemilan. Kau pasti sangat lelah sekarang, ini sangat cocok untuk menghilangkan lelah"  Pricilla menyodorkan nampan itu.

"Tidak perlu" Zephan langsung menutup pintu setelah mengatakan itu. Ia bahkan tak melirik istrinya sedikit pun.

Marie menatap iba nyonya nya yang sudah berusaha menyiapkan itu. Hingga dia ketiduran karena menunggu sang Grand Duke pulang.

"Aku tidak papa Marie. Ambillah aku akan kembali ke kamar" Pricilla tersenyum kecut lalu pergi dari sana.

"Tidak apa Pricilla, tidak apa" Gumamnya mencoba menahan air mata yang akan jatuh.

Dia menggerakkan tangannya, tidak apa ini baru permulaan. Pricilla tak akan menyerah, bahkan batu saja akan terkikis jika setiap saat di tetesi air. Pricilla harus mulai membuat tameng agar dia tak mudah terluka oleh perlakuan orang yang dia cintai. Dia percaya bahwa suatu saat perjuangan nya akan mendapatkan balasan yang sepadan.

To Be Continued

Hallo guys aku update nih
Ouh ya aku mau blng karya pertama ku di noveltoon juga udah tamat kemarin.
Kalo kalian mau baca linknya ada di profil ku di papan pesan.
Jangan lupa follow vote and komen
See you😃♥️

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang