Chapter 19

11.1K 1K 25
                                    

Suasana di kekaisaran sangat meriah pasalnya mereka merayakan kelahiran seorang keturunan peri yang telah lama. Berbeda dengan kediaman Seyla dimana Pricilla terbaring lemah di ranjangnya.

"Bagaimana dokter? Apakah kau sudah tau penyakitnya?" Tanya Zephan dengan raut wajah pucat.

Saat ia sedang bersiap-siap menuju istana. Ia mendapatkan laporan bahwa Pricilla jatuh pingsan lagi. Dengan cepat ia memanggil dokter untuk memeriksa gadis itu. Padahal baru semalam Pricilla memadukan pakaian mereka untuk dipakai saat acara. Tapi sekarang gadis itu tampak begitu lemah dan sudah setengah rambutnya berwarna putih. Tentu Zephan sangat khawatir.

"Mohon maaf Grand Duke. Saya belum bisa mengkonfirmasinya, tapi yang bisa saya katakan bahwa detak jantung beliau semakin melemah" Mata Zephan membulat mendengar hal itu. Ia melirik Pricilla yang mulai sadar.

Netra perak itu mengerjap beberapa kali untuk menstabilkan penglihatan yang kabur. Zephan segera menyuruh dokter untuk pergi. Ia mendekati gadis yang sedang mencoba untuk duduk itu.

"Zephan... Bukankah kita akan ke acara itu? Tunggulah sebentar, aku akan segera bersiap" Ucap Pricilla dengan suara yang mulai serak. Ia ingat terakhir kali ia jatuh pingsan, tapi ia harus tetap pergi ke acara itu untuk melindungi Zephan.

"Tidak. Aku akan pergi sendirian. Tubuhmu masih sangat lemah, beristirahatlah Pricilla" Pricilla menatap wajah Zephan dengan ekspresi keterkejutan. Ia tak menyangka bahwa namanya akan keluar dari mulut lelaki itu setelah sekian lama. Perasaan bahagia kini bercampur dengan kegelisahan.

Memang benar tubuhnya begitu lemah, Zephan juga tampak begitu khawatir terhadap dirinya. Tapi dia tidak boleh membiarkan Zephan pergi sendirian. Ia harus menunda pertemuan lelaki itu dengan Lyli seperti di novel.

Di novel diceritakan bahwa malam itu Zephan menghadiri ritual dan disaat bersamaan dia terkena tembakan panah di punggungnya. Lyli yang sedang mengadakan ritual panik, lalu buru-buru pergi ke arah Zephan. Hati Lyli yang lembut hancur melihat wajah lelaki itu yang kian memucat. Dia dengan segenap hati berdoa lalu muncullah sebuah energi yang besar tersalur ke tubuh Zephan. Lelaki itu yang masih setengah sadar karena efek racun melihat seorang gadis di depannya yang saat itu tampak seperti malaikat penolongnya. Dia pun jatuh cinta pada Lyli saat itu.

Tentu Pricilla tak boleh membiarkannya. Jika dia tidak pergi maka Zephan juga tidak boleh pergi. Anak busur yang ditembakkan itu mengandung racun yang begitu cepat menyebar, Pricilla tak akan membiarkan kecelakaan itu kembali terjadi pada suaminya.

"Baiklah, jika begitu tolong tetap tinggal bersamaku. Aku mohon suamiku" Mohon Pricilla dengan mata berkaca-kaca. Sebenarnya Zephan bisa menuruti hal itu, namun dia harus menyelidiki sesuatu yang penting di sana.

"Aku tidak bisa. Ada hal penting yang aku urus di sana. Tak apa, aku akan menyuruh Marie untuk selalu di sampingmu. Dokter juga akan menginap di mansion"

"Tidak! Aku hanya mau suamiku! Ku mohon jangan pergi, kali ini saja... Ayolah Zephan" Lirih Pricilla, dengan cepat Zephan memalingkan wajahnya.

"Bukankah sudah ku katakan hubungan kita hanyalah kontrak? Jadi jangan mengekangku. Marie jaga dia, aku akan kembali secepat mungkin" Pinta Zephan tanpa menoleh lalu pergi. Pricilla hanya menatap nanar kepergian sang suami. Hatinya begitu perih karena kata 'kontrak' itu disebutkan.

Apakah dugaannya salah? Apakah Zephan tak pernah mau mencintainya? Apakah itu hanya rasa kasihan? Beribu pertanyaan kini ada di kepala Pricilla menyebabkan air bening menetes dari pelupuk matanya.

_____________________

Suasana istana begitu ramai. Ritual diadakan di taman belakang istana. Duke dan Duchess tak lupa menyambut tamu-tamu yang sudah hadir. Banyak ucapan selamat atas berkat yang akan di terima oleh keluarga Granet. Baginda Kaisar dan Permaisuri pun sudah hadir di sana.

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang