"Ibu~ Ibu tau? Aku merasa seperti kembang api yang terus meledak-ledak di dalam tubuhku. Dan itu sungguh menyenangkan rasanya" Ucap gadis kecil berambut putih yang sedang berbaring di kasurnya.
"Itu tandanya, malaikat ibu ini semakin luar biasa~ sekarang, Pricilla harus tidur karena malam semakin larut." Wanita berambut hitam itu mengecup kening putri kesayangannya.
"Baiklah Ibu~ Selamat malam~" Pricilla kecil memejamkan matanya dengan sang Ibu yang mengelus kepalanya.
"Selamat malam, peri kecilku" Wanita itu lalu bangun dan pergi dari kamar setelah merasa gadis kecilnya tertidur.
Namun, itu hanya kejahilan Pricilla saja. Begitu ibunya pergi, dia langsung membuka mata dan turun dari kasur mendekati jendela.
BRAK! Jendela terbuka, menampilkan langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan purnama yang terang benderang.
Pricilla Angel Granet. Gadis kecil berusia lima tahun yang merupakan keturunan peri yang memiliki rambut berwarna putih dan mata keemasan. Dia sangat dilindungi oleh Duke Granet, belum ada orang luar yang bisa melihat kecantikan gadis kecil itu, termasuk keluarga kekaisaran sekalipun. Ia gadis kecil yang ceria dan baik hati, berada di dekatnya saja sudah membuat semua aura negatif hilang begitu saja.
Bahkan Ingri Laura Granet, yang tak lain adalah ibunya selalu terkagum-kagum akan kecantikan putrinya. Ia sudah merasakan putrinya begitu spesial sejak dalam kandungan. Ingri selalu memperlakukan Pricilla dengan lembut, hingga dia tak pernah kekurangan kasih sayang sedikit pun.
Pricilla tersenyum manis, wajahnya disinari cahaya rembulan. Gadis yang selalu merasa beruntung telah terlahir di dunia dan ada suatu hal yang di dalam dirinya yang ia rasa semakin membuatnya istimewa. Sayangnya, gadis kecil seperti dirinya belum mengetahui hal itu.
Pricilla mengedarkan pandangan, tiba-tiba matanya membulat melihat seekor rubah berwarna putih tepat di bawah sana. Rubah seukuran manusia normal dengan mata berwarna merah. Entah mengapa, Pricilla merasa tertarik dan dia menyelinap keluar dari kamarnya untuk melihat rubah itu.
Tak lama rencananya berjalan mulus, Pricilla berhasil keluar tanpa diketahui siapapun. Dengan gaun tidurnya ia berlari kecil ke tempat melihat rubah tadi.
"Kau..." Ucapnya begitu tiba di depan rubah itu. Seakan merasa tersihir, Pricilla mendekatinya perlahan.
"Bolehkah aku menyentuhmu?" Tanya Pricilla yang sudah berada dekat, jantungnya berdetak begitu kencang sekarang. Seolah ada sesuatu besar yang meledak pada tubuhnya, aneh. Dia tak peduli akan hal itu, malah ia mengangkat tangan lalu menyentuh kepala rubah itu.
DEG!
Darah segar mengalir dari hidung gadis kecil itu, ia merasakan panas sekujur tubuhnya begitu menyentuh rubah itu. Mata merahnya menyala melihat Pricilla, membuat darah gadis itu semakin mendidih.
"Akhhhh!" Teriak Pricilla lalu jatuh tak sadarkan diri.
~~~~~
"Bagaimana ini!? Sayang! Kita harus cepat mencari cara agar Pricilla kembali stabil!" Teriak Ingri dengan air mata yang bercucuran.
Bagaimana tidak dia menemukan putrinya tak sadarkan diri di atas rerumputan dengan darah yang mengalir dari hidungnya tadi. Sekarang dia sudah berada di atas kasur dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Suhu tubuhnya begitu panas, deru nafasnya tak beraturan. Matanya terus terpejam.
Ini sudah fajar dan dokter juga sudah memeriksa, tak ada yang salah pada tubuhnya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan sesuatu yang lain.
"Tenanglah Ingri! Kita pasti menemukan caranya. Dia pasti akan selamat." Ucap pria yang tak lain suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Lead Itu Milikku
RomanceStatus : End Male Lead itu hidupku, satu-satunya yang dapat membuat ku bertahan di dunia yang memuakkan ini. Jika dia mati maka apalagi yang harus membuat ku bertahan? Ku kira aku mati, ternyata takdir mengizinkan ku untuk tinggal di dunianya. "Gran...