9. LEBIH DEKAT

265 43 11
                                    

SELAMAT MEMBACA! ❤️

———————————————————

Langit mendung tidak menghalangi tekad Bian untuk menjemput Kalani. Dengan menggunakan motornya, Bian kembali ke kampus untuk menjemput Kalani. Biarlah kali ini kata budak cinta tersemat dalam diri Bian. Toh memang itulah perasaannya sekarang. Ia tidak ingin menyangkal semuanya.

Perjalanan dari rumah Pandu ke kampus cukup dekat. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit. Sesampainya di kampus, Bian sudah melihat Kalani yang tengah berdiri di depan kampus.

"Lo ngapain disini?"

"Nungguin lo, kan?"

"Nggak disini juga, Kalani. Lo kan bisa nunggu di kantin. Mana ini gerimis lagi. Nanti lo sakit!"

"Lebay banget, Bian! Gue merinding dengernya!" Kata Kalani sambil tertawa.

Bian pun tertawa ketika menyadari apa yang ia katakan. Jika saja ia mengatakan itu pada Vanya, mungkin ia sudah mendapatkan bogeman mentah dari kakaknya itu.

"Jalan sekarang yuk, Bi!" Ajak Kalani. Bian pun mengangguk.

———————————————————

Selama perjalanan, untuk pertama kalinya Bian dan Kalani banyak berbicara. Sesekali, Bian mengarahkan kaca spion sebelah kirinya ke arah Kalani hanya untuk melihat Kalani tertawa sekilas. Kemudian, Bian kembali mengatur spion motornya dengan benar.

"Gue laper. Lo harus temenin gue makan!" Alih-alih menawari, Bian langsung mengajak. Karena, kalau diajak, bisa saja Kalani menolak.

"Lo doang, kan?"

"Ya sama lo, dong! Masa gue makan nasi, tapi lo makan angin? Nggak usah ngaco!"

Kalani seketika langsung terdiam.

"Kenapa? Lo tiap gue ajak makan nggak mau terus! Lo ada alergi? Ya udah, biar lo yang pilih."

"Nggak gitu, Bian. Gue cuma—" Ucap Kalani terpotong.

"Cuma?"

"Cuma lagi mau makan ketoprak aja yang deket taman kota. Kesitu aja mau, nggak?" Tanya Kalani.

"Ck. Lo tinggal bilang gitu doang susah banget harus pake teka-teki! Ayo, kita meluncur!" Kata Bian.

Senyum Kalani pun seketika merekah.

———————————————————

Bian benar-benar mengikuti keinginan Kalani untuk makan ketoprak. Baru kali ini Bian melihat Kalani sangat santai. Tidak seperti saat Bian membawanya ke restoran seperti saran dari Jaya.

"Gue baru tahu loh kalo ada ketoprak yang enak di daerah sini." Kata Bian sambil terus memakan ketopraknya.

"Lo kebiasaan makan di tempat mewah terus, sih!" Sindir Kalani.

"Buset, gue nggak setajir itu, Kalani!"

"Tapi, kemaren lo bawa gue ke tempat makan yang cukup mewah, tuh!"

LENGKARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang