SELAMAT MEMBACA ❤️
(Direkomendasikan sambil mendengarkan lagu Nadin Amizah ft. Sal Priadi - Amin Paling Serius)
------------------------Tentang hari yang terus berganti, juga waktu yang sudah dilalui dengan mengabaikan segala persoalan hati, nyatanya tak mampu membuat perasaan Bian untuk Kalani mati.
Semenjak Jaya mengakui telah mengakhiri hubungannya dengan Kalani, Bian seolah tidak pernah peduli lagi pada Kalani. Bian bersikap seolah Kalani tak pernah ada dalam kehidupannya. Apalagi, dalam hatinya.
"Gue putus sama Kalani, Bian ..." Aku Jaya.
Sontak semuanya kaget. Namun, yang membuat Jaya sedikit emosi adalah sikap Bian yang seolah-olah tidak peduli.
"Gue bilang, gue putus sama dia." Jaya menegaskan kembali.
Bian berhenti sejenak dari kegiatannya mengaduk kopi. "Nggak ada kaitannya lagi sama gue." sahutnya santai.
"Lo-"
"Jaya! Tahaaan!"
Pandu langsung menengahi, ketika Jaya tersulut emosinya, lalu menarik kerah baju Bian.
"Lo udah sinting, hah? Lo liat ini dimana, tolol! Otak lo sekali-kali dipake! Jangan otot lo doang!" Bisik Pandu mencengkram kuat lengan Jaya. Bisa dipastikan, itu akan meninggalkan bekas kemerahan di kulit putih Jaya.
"Sorry." Cicitnya.
"Duduk dulu! Gue nggak mau semuanya jadi ruwet. Oke. Jaya, jelasin kenapa lo bisa putus sama Kalani?" Tanya Pandu.
Jaya terdiam.
"Jay?"
"Gue capek, Ndu. Gue nggak bisa dapetin sedikitpun hati dia. Setiap hari, gue selalu jadi bayang-bayangnya si Bian." Jelas Jaya membuka suara.
Bian yang tadinya terlihat tidak peduli, seketika langsung memerhatikan Jaya.
"Gue beneran secapek itu. Gue juga udah bilang sama Eyang gue, buat nggak ikut campur sama urusan gue." Jelas Jaya.
"Dan sekarang, Kalani sakit. Gue tahu Kalani juga tertekan terikat sama gue. Yang selalu dia cari itu lo, Bian!"
"Lo pacarnya."
"Tapi lo rumahnya, Biantara!" Tegas Jaya.
Bian terdiam cukup lama.
"Dimana dia sekarang?" Tanya Bian.
"Rumah Bu Yanti."
Tanpa berlama-lama, Bian langsung menyambar kunci mobilnya, lalu pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya.
"Jay?" Pandu menepuk pelan pundak Jaya.
"Gue lebih lega dan bahagia sekarang, Ndu. Gue ngerasa sesak di dada gue lenyap gitu aja." Kata Jaya dengan senyuman khasnya, yang membuat matanya melengkung layaknya bulan sabit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA ✔
Fanfiction"Bahkan, setelah gue tahu perjuangan gue akan semakin sulit, gue akan tetap memerjuangkan apa yang menurut gue layak untuk diperjuangkan!" -Biantara Kivandra