14. BUNGA UNTUK KALANI

225 32 13
                                    

SELAMAT MEMBACA! ❤️

-------------------

Langit masih gelap, suara burung dan kokokan ayam dari komplek sebelah terdengar saling bersahutan. Bian yang teringat memiliki janji dengan keenam sahabatnya pun bangun dari tidurnya.

"Bian, banguuun!" Terdengar suara serak Vanya mengetuk pintu kamarnya.

"Aku udah bangun." Balasnya dengan suara berat khasnya.

Tak lama, ponsel Bian pun bergetar menandakan ada panggilan masuk. Bian mencari-cari ponselnya, yang ternyata ada di bawah selimut. Bian lalu melihat ponselnya. Tertera nama Kalani disana. Bian pun langsung mengangkatnya.

"Bian! Udah bangun, kan? Ya udah aku tutup lagi, ya!" Kata Kalani di balik telepon.

"Nggak, nggak! Ngapain di tutup lagi?" Sergah Bian dengan suara khas bangun tidurnya.

"Kamu nyuruh aku buat bangunin kamu. Kamu kan udah bangun sekarang. Jadi, aku tutup lagi, ya?"

"Masa gitu doang, sih? Tega banget."

"Udah, jangan rewel! Sholat subuh dulu, sana! Mandi sekalian! Kan mau pergi sama temen kamu."

"Orang mah pacarnya lagi begini tuh di bujuk, bukan malah diginiin." Kata Bian sebal.

"Mau kamu yang tutup, apa aku tutup sekarang?" Tanya Kalani tegas.

"Iya, tunggu! Kamu pagi ini mau kemana?"

"Nggak kemana-mana. Mau beresin rumah kayaknya seharian ini."

"Ya udah. Nanti aku kabarin lagi, ya!"

"Iya, Sayang."

"Kal?"

"Kenapa, Bi?"

Tidak ada jawaban.

"Bian?"

"Halo? Kamu kemana, sih?"

"Sorry, Kal. Barusan aku pingsan dulu. Nggak kuat tiba-tiba kamu manggil sayang." Kata Bian yang membuat Kalani tergelak diseberang sana.

"Nggak usah lebay! Kayak abege baru puber aja! Udah ya, aku tutup. Dadaaah, Bian!"

Kalani pun menutup telponnya. Membiarkan Bian yang kini tengah salah tingkah sendirian.

-------------------

Setelah semuanya rapi dan siap, Bian pun turun menuju dapur sambil bernyanyi-nyanyi riang.

"Itu si Adek kenapa, sih?" Tanya Papa.

"Kesambet setan komplek mana lagi sih itu anak?" Kata Vanya membuat Papa yang mendengarnya pun tergelak.

"Good morning, everybody~~~" Kata Bian yang langsung mencium pipi Mama yang tengah menggoreng bakwan.

"Beneran kesambet sih ini mah, Kak." Bisik Papa.

"Good morning, Papaku yang ganteng." Bian pun mencium pipi kiri Papa.

"Daaan ..."

Vanya langsung menatap tajam ke arah Bian.

"Good morning, Kakak aku yang paling baik sejagat raya." Kata Bian sambil mencium pucuk kepala Vanya, lalu mengusaknya hingga berantakan.

"BIAAAAAN! LO TAU JIJIK, NGGAAAAK?" Vanya langsung heboh mengusap-ngusap rambutnya.

LENGKARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang