36. PATAH

212 20 5
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

(Direkomendasikan sambil dengerin lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu)
---------------------

Dari banyaknya raga yang ada di dunia, Kalani memilih seorang Biantara sebagai rumahnya. Kehilangan-kehilangan paling pahit, pernah Kalani rasakan. Dan kehilangan, tentu saja bukan hal baru baginya. Namun, jika harus kembali kehilangan, rasanya Kalani sudah tak mampu lagi. Kalani tak ingin jika sisa hidupnya harus ia jalani dengan mati rasa.

"Sayang, aku udah di stasiun, ya."

Pesan yang Kalani terima dari Bian di pagi buta. Sesuai jadwalnya, Bian pergi ke acara event di Yogyakarta. Bian pergi hanya dua hari saja. Namun, Bian tetaplah Bian. Yang selalu memiliki tingkah yang menyebalkan bagi orang lain, namun sangat menggemaskan bagi Kalani.

"Aku belum pergi, tapi aku udah kangen kamu."

Kalani tersenyum mendapati pesan dari kekasihnya itu. Kalani sempat ingin mengantar Bian. Namun, Bian melarangnya. Bian melarang Kalani mengantarnya karena ia berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 4 pagi. Bian tidak ingin mengambil resiko Kalani pulang sendirian. Setelah melalui sedikit perdebatan karena Kalani yang tiba-tiba menjadi keras kepala, pada akhirnya Kalani menurut. Karena, apa yang dikatakan Bian ada benarnya juga.

"Cieee... lihat? Siapa yang ternyata lebih kangen?" tanya Bian dibalik telpon. Karena, Kalani menghubunginya secara tiba-tiba.

"Iya. Ternyata, aku yang lebih kangen dari kamu."

"Aku pulang lagi aja apa ya? Mau peluk kamu lagi."

"Ngaco, kamu! Aku cuma pengen denger suara pacar aku di pagi hari ini."

"Kamu tuh kenapa manja gininya disaat kita mau jauhan, sih? Pokoknya, pas aku pulang, aku mau peluk kamu yang lama!"

Kalani terkekeh. "Iya, Sayang. Peluk aja selama yang kamu mau! Asal jangan bikin aku sesak napas aja!"

"Janji, ya? Ini aku udah mau berangkat. Kalau udah sampai, aku kabarin kamu lagi."

"Hati-hati, Sayang. Aku tunggu kamu pulang!"

Panggilan pun terputus. Ini bukan pertama kalinya Bian dan Kalani berpisah. Bahkan, ketika mereka putus, Kalani dan Bian hampir selama satu tahun itu tidak pernah berkomunikasi dan bertemu sama sekali. Namun, entah kenapa kali ini rasanya berbeda.

"Aku harap kamu bisa bersenang-senang disana, setelah disini kamu dihantam banyak luka." gumam Kalani.

●○•♡•○●

Telinga yang mendengar lagu-lagu bergenre mellow dari earphone, keindahan pemandangan yang dilewati selama perjalanan, juga sebuah buku novel ditangannya, menjadi teman perjalanan Bian. Bian sengaja meminjam buku yang menjadi kesukaan Kalani. Sesekali, Bian tertawa ketika ada adegan yang menurutnya lucu dalam buku itu. Selain itu, Bian juga setengah mati harus menahan rasa sesaknya agar tidak menangis ketika membaca beberapa adegan sedih dalam buku itu.

"Ini kenapa cewek gue suka banget baca cerita-cerita sedih gini, sih?" batinnya.

Namun setelahnya, Bian kembali tenggelam dalam bacaannya. Selain karena penasaran, Bian juga ingin tahu karakter wanitanya itu seperti apa. Dilihat dari banyaknya buku yang Kalani baca, rata-rata semuanya sama-sama menyedihkan. Ternyata, Kalani adalah orang yang melankolis.

Selain itu, Bian juga ingin membahasnya bersama Kalani ketika pulang nanti. Kalani sangat suka ketika menceritakan isi buku yang sudah selesai dibacanya. Dan Bian, ingin selalu ada disana. Mendengarkan wanitanya bercerita, dengan raut wajah yang berbeda-beda. Menggemaskan!

LENGKARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang