SELAMAT MEMBACA ❤️
(direkomendasikan sambil dengerin lagu Afgan - Ku dengannya, kau dengan dia)
-----------------------
Diantara cinta dan bahagia, selalu ada luka didalamnya. Entah karena masa lalu, ataupun karena mencemaskan masa depan yang masih terasa abu-abu. Sudah dua minggu semenjak perpisahan Bian dan Kalani, semuanya masih berjalan seperti biasanya. Yang berbeda hanyalah tak ada lagi manjanya Kalani yang selalu Bian dengar, tak ada lagi senyuman Kalani yang selalu menjadi objek kesukaan Bian. Dan selama itu pula, Bian dan Jaya menjadi jarang bertemu.
Bian lebih memilih untuk meminta waktu sendiri daripada nongkrong dengan keenam sahabatnya. Bian lebih sering bertemu dengan Pandu yang notabennya kekasih Vanya, karena sering berkunjung ke rumah. Bian hanya sesekali mengunjungi salah satu dari mereka. Seperti saat ini. Bian tengah mengunjungi Renjana dirumahnya yang tengah demam.
"Bisa sakit juga lo?" Tanya Bian meledek.
Renjana mendelik, "Lo kalau kesini cuma buat ngatain doang, mending pulang aja lo, babi!"
Bian hanya tertawa melihat wajah Renjana yang tengah kesal. Selain tampan, wajah Renjana juga terlihat lucu.
"Lo belum ketemu sama si Jaya?" Tanya Renjana.
Bian hanya menggeleng.
"Lo nggak ada niatan ketemu lagi sama dia? Sumpah, ini kita bertujuh kenapa jadi kikuk gini sih, Nyet? Gue kangen kumpul!" Kata Renjana.
"Gue udah baik-baik aja, Ren. Lo sembuh aja dulu! Kita kumpul ntar. Buat masalah si Jaya, biar gue yang telpon dia. Gampang itu!" Kata Bian.
"Bi? Lo nggak pa-pa?" Renjana merasa cemas melihat Bian.
Bian menghela napas berat, "Bohong kalau gue bilang nggak pa-pa, Ren. Gue sakit. Apalagi orang yang bakal bersanding sama orang yang gue cintai itu malah sahabat gue sendiri. Tapi, ya udah, sih. Udah kejadian juga." Kata Bian sambil tertawa hambar.
Renjana dan Bian hanya bisa sama-sama diam. Sebelum akhirnya, ponsel Bian berdering memecah keheningan diantara mereka.
"Siapa?" Tanya Renjana ketika Bian hanya diam menatap layar ponselnya.
"Kalani."
"Angkat, goblok! Malah bengong!" Semprot Renjana.
"Nanti aja. Gue balik dulu, ya! Cepet sembuh, lo! Jangan kelamaan! Ntar kalo mati, gue repot harus datangnya tiap hari ke kuburan!" Ceplos Bian.
"Emang bangke mulut lo! Sana pergi, Nyet! Makin sakit gue ada lo disini!" Usir Renjana.
Bian hanya tertawa melihat tingkah Renjana yang seperti itu.
"Bian!"
"Apaan?"
"Gue harap lo nggak terlalu lama larut dalam luka." Kata Renjana.
Bian mengangguk sambil tersenyum. Lalu, pergi meninggalkan Renjana.
-----------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA ✔
Fanfiction"Bahkan, setelah gue tahu perjuangan gue akan semakin sulit, gue akan tetap memerjuangkan apa yang menurut gue layak untuk diperjuangkan!" -Biantara Kivandra