Aku mengetahui dari Tarek bahwa dia menghabiskan beberapa bulan pertamanya menjadi hantu dengan mencari tahu mengapa dan bagaimana dia mati. Dia baru "bangkit" menjadi hantu setelah hampir setahun setelah kematiannya. Pada saat itu, berita tentang kecelakaan motor yang dialaminya masih diperbincangkan di kampus meski sudah tidak terlalu hangat lagi. Begitulah, Tarek juga mengalami kebingungan yang pernah kurasakan saat baru menyadari bahwa kami telah berubah menjadi hantu setelah kami mati. Akan tetapi, karena Tarek sendirian, yang kali pertama, Tarek tidak punya siapa pun untuk ditanyai. Maka dari itu, Tarek sering melewati waktu di perpustakaan selama tahun-tahun awalnya menjadi hantu, tentu sambil berusaha untuk tidak menakuti mahasiswa atau pembaca hidup lainnya di perpustakaan. Tarek mencari tahu sendiri apa yang harus dia lakukan dengan membaca buku di perpustakaan. Akhirnya, setelah lama membaca dan membaca, juga mengeksplorasi kampus, Tarek jadi bisa melakukan apa pun yang sudah diajarkannya kepadaku.
Omong-omong, Tarek mengetahui kalau dia sebagai hantu bisa melihat molekul udara saat sedang membaca di meja perpustakaan dekat jendela, di lantai tiga, tempat kami juga sering membaca. Saat itu, matahari siang bersinar cukup terang dan terik ke dalam perpustakaan melalui jendela kaca dan itu menyebabkan penglihatan Tarek berkunang-kunang serta membuatnya seperti melihat efek cacing-cacing floaters dan blue-sky sprites, padahal hantu seharusnya tidak punya jaringan saraf organ mata dan sel-sel darah, baik merah maupun putih. Ukuran titik-titik kunang-kunang yang Tarek bisa lihat juga terlalu kecil, lebih kecil daripada partikel debu. Itulah molekul-molekul udara yang memantulkan cahaya UV dari matahari. Kata Tarek, molekul-molekul udara itu seperti "kilau-kilau yang tidak begitu kentara untuk dilihat dan memiliki bentuk-bentuk unik". Makanya, kita butuh pelatihan melihat molekul udara yang lumayan serius.
***
Saat ini pun, aku dan Tarek sedang di perpustakaan. Tarek memang memintaku untuk banyak membaca karena kita harus tetap pintar meskipun kita hidup sebagai hantu.
Tepatnya tidak begitu juga, sih. Aku harus mengembangkan sendiri materi-materi pelajaran dari Tarek dengan membaca. Kenyataannya, aku tidak hanya membaca buku pelajaran/pengetahuan, tetapi aku diperbolehkan membaca apa saja. Tarek membiarkanku membaca buku-buku lain selain buku pelajaran/pengetahuan. Dia tahu manfaat lain dari membaca adalah untuk hiburan. Dulu, saat aku masih hidup, aku jarang membaca karena kesulitan berkonsentrasi. Sekarang, setelah menjadi hantu, aku malah merasa senang saat membaca. Tidak hanya aku menuruti permintaan Tarek, tetapi aku juga punya banyak waktu untuk meningkatkan fokusku.
"Kau sedang membaca apa?" Tarek bertanya setelah sekian lama melamun di meja perpustakaan di sebelahku. Dia ingin menemaniku yang mau ke perpustakaan, tetapi dia sendiri sedang tidak ingin membaca apa pun.
"Novel. Tentang sekawanan orang yang pergi berlayar ke Norwegia dari Irlandia, untuk penjelajahan," jawabku. Aku tadi sempat mengambil bukunya dari seksi fiksi di perpustakaan. Aku melihat bagian novel yang kubaca. "'Mata uang Irlandia adalah euro. Mata uang Norwegia adalah krona Norwegia. Satu euro itu sekitar 12 krona Norwegia. Tiap orang membawa minimal 60 euro ...'. Berarti, kisarannya, tiap orang membawa 720 krona Norwegia. Kalau dikonversi ke rupiah ...."
"Itu lebih dari satu juta rupiah," sela Tarek.
"Oh, oke," kataku lalu melanjutkan membaca cerita di novel.
"Sepertinya cerita yang menarik," komentar Tarek yang ternyata memperhatikanku membaca.
"Ya," balasku, tanpa mengalihkan perhatian dari novel. Mungkin memang seseru itu sehingga aku terus membaca. Merasa diabaikan olehku, Tarek hanya bertopang dagu di meja perpustakaan. Tarek melihat ke jendela, raut wajahnya memperlihatkan kebosanan, dia mau melamun lagi. Aku melirik sebentar ke Tarek. Aku merasa kasihan padanya, maka aku menutup buku novelku karena aku mau istirahat dan menunda membaca bagian seru lainnya pada novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Menjadi Hantu
HorrorBagaimana jika suatu hari, kau menemukan dirimu sudah bukan manusia lagi? Bagaimana kalau ketika kau bangun, kau ternyata sudah mati? Bagaimana bila saat kau sudah mati, kau malah menjadi hantu? Maukah kau belajar bagaimana caranya menjadi hantu? * ...