"Sepertinya, Fijar Harakat tidak mengetahui apa pun yang terkait siapa atau apa penyebab kalian menjadi hantu," Dania mengatakan kalimat pemungkas sesudah bercerita.
Aku, Tarek, dan Hari sedari tadi menyimak cerita dan penjelasan dari Nelly dan Dania mengenai pertemuan mereka dengan teman sekamar Tarek, Fijar Harakat. Memang, tidak ada informasi konkret yang menjadi bukti bahwa Fijar mengetahui soal apa atau siapa yang membuat kami menjadi hantu. Namun, ada informasi-informasi lain lagi yang kami dapatkan. Masih ada kesempatan dari informasi-informasi lain itu yang dapat mengarahkan kami pada tujuan kami semua.
Tarek tampak tercenung. Memang ada satu bagian dari pemaparan Nelly dan Dania yang pasti membuatnya terdiam seperti ini. Terlebih karena banyaknya ingatan yang akhirnya kembali lagi kepada Tarek, terutama ingatan Tarek selama ia masih hidup yang pernah mengikuti unit karate dan tentang teman-temannya.
Tarek berucap lirih, "Ashbi ... sudah meninggal."
"Turut berduka, Tarek," ucap Hari.
"Tapi ... Ashbi tidak menjadi hantu."
"Bisa jadi, itu karena Ashbi meninggal dengan sebab sakit secara alami," kata Dania, "dan Ashbi tidak bersangkut paut dengan apa—atau siapa—yang mengakibatkan kalian semua menjadi hantu."
Dalam benakku, aku ikut berduka atas meninggalnya Ashbi, teman Tarek. Aku pun merenungkan apa yang sudah kudengarkan dari Nelly dan Dania sedari semula. Meskipun ini bukan keahlianku, tetapi aku mencoba meneliti detail dari cerita dan penjelasan yang kucerna. Tiba-tiba saja aku memikirkan Laila Hasanuddin, istri dari Fijar Harakat. Mungkin saja Fijar tidak mengetahui apa-apa terkait kematian kami. Akan tetapi, bagaimana dengan istrinya?
"Si apoteker. Laila Hasanuddin," sebutku.
"Ya? Ada apa, Aksa?"
"Kalau mengingat kematianku, aku jadi mencurigainya," kataku. "Aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku menduga sesuatu yang aneh, yang tidak baik, dari Laila."
"Kami tentunya akan mendatangi Laila juga," kata Nelly. "Namun, itu setelah kami menemui teman sekamarmu dulu, Aksa."
"Besok, tepat besok, kami akan menemui teman sekamar Aksa," kata Dania. "Kami sudah membuat janji."
"Di mana kalian akan bertemu teman sekamar Aksa ini?" tanya Hari.
"Di sebuah kantor arsitektur, kalau tidak salah," Dania menjawab. "Dan, seperti ini lagi, kita akan bertemu lagi lusa di dekat pohon beech untuk membahas temuan kami dan apa yang sudah kami bicarakan dengan orang yang kami temui."
Mohon maafkan bab yang terlampau singkat ini karena bab-bab ini terfokus pada hasil wawancara Nelly dan Dania ke para narasumber.
Jangan lupa vote dan comment juga di sini dan di bab lainnya. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Menjadi Hantu
HorrorBagaimana jika suatu hari, kau menemukan dirimu sudah bukan manusia lagi? Bagaimana kalau ketika kau bangun, kau ternyata sudah mati? Bagaimana bila saat kau sudah mati, kau malah menjadi hantu? Maukah kau belajar bagaimana caranya menjadi hantu? * ...