Babak I (6)

328 20 3
                                    

Aku terus-menerus belajar dan mengasah kemampuanku sebagai hantu. Apakah kalian percaya kalau setelah kita mati dan menjadi hantu, kita masih harus belajar? Nah, setidaknya, dengan belajar, aku bisa menjadi hantu yang layak.

Aku kembali belajar sains. Fisika, Kimia, Biologi, aku pelajari semuanya. Aku mulai membaca buku-buku di perpustakaan. Aku harus mempelajari materi-materi pelajaran lintas jurusanku, dulu Teknik Elektro, saat aku masih hidup, seperti saat ini aku sedang membaca materi Agroindustri dari buku. Saat ini, aku mempelajari teknik penyimpanan atmosfer terkontrol atau termodifikasi (controlled atmosphere storage atau modified atmosphere storage, disingkat CAS atau MAS) untuk mengendalikan kandungan udara di sekitarku sesuai konsep CAS dan MAS itu.

Ya, sebagai hantu, aku bisa melihat bentuk molekul gas di udara. Tidak hanya udara, tetapi juga molekul-molekul cairan dan plasma. Namun, tidak mudah juga untuk bisa melihat molekul-molekul itu karena membutuhkan penglihatan yang tajam. Aku butuh latihan berminggu-minggu lamanya sampai bisa melihat molekul dengan jelas dan membedakan satu molekul dengan molekul lain yang berbeda jenisnya (agak sulit membedakan N₂ dan O₂ jika tidak jeli, juga melihat gas hidrogen, H₂). Selain itu juga, aku belajar tentang konstanta Boltzmann untuk memahami perilaku energi dari molekul udara. Bagian mengenai konstanta Boltzmann merupakan yang termudah dalam mengendalikan konponen udara ini.

"Mengendalikan komponen udara membutuhkan kemampuan melihat molekul udara. Bagaimana dengan melihat molekul benda padat? Apakah aku akan bisa melihat molekul benda padat?" tanyaku kepada Tarek yang sedang melihat buku Kalkulus yang terbuka di meja perpustakaan. Kami sedang duduk di kursi perpustakaan dengan meja bundar sebagai tempat membaca.

"Aku sendiri baru bisa melihat molekul benda padat dengan samar-samar," jawab Tarek lalu menunjuk buku Kalkulus di dekatnya itu. "Seperti buku ini. Aku tahu dan bisa melihat unsur karbon di sini, tetapi tidak terlalu jelas. Mungkin karena kita agak sulit mengendalikan benda padat sampai mengubah struktur dan sifatnya secara langsung."

"Tapi, kita bisa mengatur diri kita agar sesuai dengan fisik benda padat di sekitar kita."

"Ya, benar begitu."

Aku membuka halaman selanjutnya dari buku tentang storaging—penyimpanan—yang kubaca. Tarek masih mengamati buku Kalkulus terbuka yang terdekat darinya itu. Orang terakhir yang membaca buku Kalkulus tersebut meninggalkan bukunya dengan terbuka begitu saja.

"Haha. Mahasiswa terakhir membaca tentang Transformasi Laplace," ujar Tarek, akhirnya menarik buku tersebut agar lebih dekat kepadanya. Halaman tentang Transformasi Laplace terpampang di buku terbuka itu. "Kau tahu apa kegunaan transformasi Laplace?"

"Transformasi Laplace bisa digunakan untuk mengubah sinyal listrik dari yang dihitung dengan waktu atau periode menjadi dihitung dengan frekuensi. Makanya, transformasi Laplace bermanfaat untuk merancang sirkuit kelistrikan." Aku menjawab tanpa mengalihkan pandanganku dari bab penyimpanan produk pertanian di bukuku.

"Berarti, dengan transformasi Laplace, kita bisa menguantifikasi aliran listrik, ya? Pada listrik, ada gelombang, bukan? Kau menyebut frekuensi tadi."

Itu membuat sebuah pertanyaan muncul. "Apakah kita bisa mengendalikan listrik?" Aku bertanya sambil menoleh ke Tarek.

"Harusnya, kita bisa. Kita belum sampai situ," kata Tarek. "Aku pernah belajar mengendalikan listrik sendirian, tetapi sulit sekali. Hampir setahun aku belajar mengendalikan listrik. Mirip dengan waktu kau mengendalikan kalor. Kalau tidak terkendali, lingkungan sekitarmu bisa terkena dampaknya. Bisa dibilang, mengendalikan listrik adalah salah satu yang tidak begitu aku kuasai, makanya aku jarang mengendalikan listrik."

Aku mengangguk. Aku kembali membaca bukuku. Tarek melihat-lihat isi buku Kalkulus tersebut. Perpustakaan sedang sepi, tidak ada banyak orang di sekitar kami. Kami pun bisa membaca dengan leluasa tanpa membuat manusia hidup ketakutan. Saat ini pukul 1 siang; pada saat ini, mayoritas mahasiswa sedang berkuliah di ruangan kelas.

Cara Menjadi HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang