Catatan penulis: Sudah memasuki Babak IV. Coba pindai barcode daftar putar Spotify di atas. Jangan lupa untuk vote dan comment.
When the mystery unfolds, what will happen?
Nelly, Dania, dan Laila singgah di sebuah kafe yang menjual kue, roti, dan pastri yang buka pada pukul 8 pagi. Mereka memesan almond croissant, pain au chocolat, dan baguette untuk sarapan. Nelly dan Dania sudah diberi tahu Laila ke mana mereka harus pergi untuk mengobrol. Laila tentu saja sudah izin kepada Fijar, suaminya, untuk pergi bekerja.
Laila menunggu sampai Nelly dan Dania, yang keduanya duduk di hadapannya, selesai memakan almond croissant dan pain au chocolat masing-masing. Laila bertanggung jawab untuk membayar minuman mereka bertiga, sedangkan Nelly yang membayar makanannya (jadi Dania ditraktir karena Dania masih mahasiswi). Setelah semua selesai sarapan, Laila-lah yang memulai pembicaraan mereka.
"Aku sudah lama ingin membahas ini dengan orang yang tepat, dan kalian pasti orang yang tepat," ujar Laila. "Kalian ... bisa melihat hantu, kan?"
Nelly dan Dania membelalakkan mata. "Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Nelly.
Laila mengangkat kedua alisnya. "Urban legend kampus. Akhir-akhir ini, kudengar kalau hantunya bertambah."
Mulut Nelly dan Dania menganga. Jadi, begitulah kabar burung yang terdengar di kalangan manusia hidup yang bukan paranormal, indigo, juga medium. Manusia hidup biasa pun telah menyadari bertambahnya keberadaan hantu di kampus. "Dari mana Anda tahu kalau hantunya bertambah?" tanya Dania kini.
"Yah, ada para mahasiswa atau mahasiswi yang sering bercerita dari mulut ke mulut sampai akhirnya tertangkap oleh telingaku sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat di antara mereka yang juga bisa melihat hantu, tapi tidak bisa atau tidak tahu cara berkomunikasi dengan hantu. Apakah kalian bisa berkomunikasi dengan hantu?"
"Ya," jawab Nelly. "Faktanya, aku ini seorang medium. Pada dasarnya, aku tentu bisa berkomunikasi dengan hantu karena itu bagian dari tugasku sebagai medium."
"Aku bukan medium," timpal Dania. "Tapi, aku juga bisa berkomunikasi dengan hantu."
Laila bertanya, "Kalian bisa dan telah berkomunikasi dengan para hantu yang ada di kampus?"
"Ya, tentu saja."
"Oke. Sudah kuduga." Laila mengangguk-angguk. "Dan kalian pasti tengah mencari tahu kebenaran dari para hantu di kampus."
"Ya, itu benar. Kami sedang menyelidikinya," sahut Dania. "Anda pasti tahu Tarek? Tarek dulunya teman Anda. Tarek kini adalah hantu."
Laila seketika tersenyum sendu. "Ya, aku tahu. Aku pun tahu kalau Tarek menjadi hantu. Hanya saja, aku tidak bisa mengatakannya kepada siapa-siapa yang lainnya, yang tidak bersangkutan. Bisa dibilang, aku mengambil peran dalam menjadikan Tarek hantu."
Tentu saja Nelly dan Dania terkejut. "Kau ...?"
"Akan kujelaskan dari yang paling sederhana, paling dasar, paling general," suara Laila kian berbisik. "Pesugihannya sedang bekerja."
Mendengarnya, Nelly dan Dania kian terkejut dan terkesiap. "Kau ... melakukan ... pe—"
"Bukan aku," potong Laila sekaligus mengoreksi sebelum Nelly menyelesaikan kata-katanya. "Bukan aku yang melakukan pesugihan. Aku mungkin sedikit membantu dan punya andil, tapi tepatnya, yang melakukan pesugihannya bukan aku."
"Kalau begitu, siapa?" tanya Dania.
"Aku tidak bisa menyebutkannya, tidak secara langsung karena, kalian tahu, pesugihan melibatkan makhluk gaib dan di sekitar kita saat ini pun terdapat makhluk gaib. Kita akan didengarkan," terang Laila. "Aku pasti akan memberi tahu kalian nanti, pasti. Namun, sebelum ke situ, aku harus menceritakan semuanya kepada kalian, dari awal sampai akhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Menjadi Hantu
TerrorBagaimana jika suatu hari, kau menemukan dirimu sudah bukan manusia lagi? Bagaimana kalau ketika kau bangun, kau ternyata sudah mati? Bagaimana bila saat kau sudah mati, kau malah menjadi hantu? Maukah kau belajar bagaimana caranya menjadi hantu? * ...