12

4.8K 423 8
                                    

ITU DIA!!!

Lili sangat mengenal tersangka yang menculiknya. Ia hanya tidak tahu bahwa orang yang menculiknya adalah Duke Utara, yang sedari tadi ia dengar memiliki banyak rumor yang berbahaya tentangnya.

Duke Utara yang merupakan pembunuh yang paling kejam. Pria yang menjadi mesin pembunuh di medan perang. Dan masih banyak lagi rumor yang ia dengar saat melewati para tamu undangan.

Mencoba tetap tenang, Lili memilih memperhatikan makanan yang disajikan di depannya. Nanti, ketika semua orang hanya fokus pada pria itu, ia akan berjalan menyusup keluar. Menjadi bahan perhatian orang ketika ia masuk tadi cukup membuatnya puas. Ia akan membuat orang mengenalnya nanti saja, ketika ada kesempatan lainnya.

Tapi, mengapa sekarang pria itu malah berjalan ke arahnya dan bukannya ke arah Kaisar untuk menyapa?

Lili panik sendiri, dan otaknya yang kecil malah tidak bisa diajak berpikir. Ia ingin menjadi bahan perhatian orang karena cara berpakaian dan produk yang ia pakai saja. Bukan karena ada pria berbahaya yang mendekatinya secara terang-terangan seperti ini.

Sekarang, kemana ia harus pergi? Haruskah ia meminggirkan tubuhnya sehingga orang tidak salah sangka bahwa pria itu sedang mengarah padanya?

Tapi...

Belum sempat ia menggeser posisi tubuhnya, pria itu sudah berada di depannya. Wajahnya yang panik membuat pria itu menyeringai. Dan ketika ia hendak mengatakan sepatah kata, pria itu tiba-tiba pergi dan menyapa orang yang ada di belakangnya.

Apa-apaan itu?

Menoleh, ia memperhatikan kedua orang itu yang sedang bercengkerama sekarang. Jadi sejak awal, bukan dirinya lah target pria itu? Sialan, rasa paniknya tadi malah berakhir sia-sia dan yang tersisa hanyalah rasa malu saja, hingga membuat wajah dan telinganya memerah. Suhu disekitarnya juga terasa panas, karena merasa malu tadi.

Pria itu mungkin tidak mengenalnya, karena penampilannya tadi dan saat ini sangat berbeda. Bodohnya dia karena tadi sempat khawatir.

"Nona, anda ternyata datang juga ke perjamuan ini" sebuah suara menghentikan langkah kakinya yang hendak melarikan diri. Ketika ia menoleh, ia melihat pria yang lagi-lagi memperlakukannya semena-mena.

"Yang Mulia, berkat dewa matahari selalu memberkati anda" ucap Lili mengucapkan salam khas kekaisaran Utopia.

Pria yang ada di depannya a.k.a putra mahkota terkekeh mendengar salamnya. Kekehan khas yang dikenal Lili sebagai kekehan khas bisnis. Ahh, pria ini lagi-lagi sedang berakting, pikirnya yang masih tidak menemukan alasannya.

"Santai saja Nona!" Ucapnya ramah. "Sebelumnya anda tidak pernah mengikuti perjamuan apapun yang diadakan di istana kekaisaran. Apakah Nona memiliki hubungan spesial dengan Duke?" Tanyanya dengan nada santai dan enteng. Namun Lili bisa melihat rasa ingin tahu pria di depannya. Ada sesuatu yang mengganjal tentang Yuri Orlov, tapi ia tidak tahu apa itu.

"Yang Mulia, tak bosan-bosannya saya mengingatkan anda. Saya sudah lama tak menjadi nona muda lagi. Sekarang saya adalah seorang Nyonya, tepatnya Marciones Leonard" peringat Lili.

"Dan lagi, semenjak suami saya meninggal, saya harus mengambil alih semuanya sampai anak laki-laki saya cukup umur untuk mengambil alih kepemimpinan" jelasnya.

Ketika ia memberikan penjelasan, Putra Mahkota masih tersenyum ramah, namun sayangnya pria itu tidak bisa menyembunyikan sudut matanya yang berdenyut kecil dan Lili tidak melewati hal ganjal itu begitu saja.

"Yah benar, maafkan saya Nyonya. Karena terlalu banyak bertemu dengan orang-orang, saya sampai melupakan beberapa hal" ujarnya memberi alasan dengan wajah penuh penyesalan. "Lalu, apakah anda memiliki hubungan tersendiri dengan Duke?" Ucapnya lagi masih mempertanyakan hal yang sama.

Kesabaran Lili hampir saja habis karena merespon ucapan pria yang ada di depannya. Padahal tadi Lili sudah menjawab bahwa dia lah yang mengambil alih kepemimpinan dan undangan perjamuan datang ke mansion mereka. Jadi tentu saja ia harus datang. Apakah ini bukan jawaban yang ingin di dengar oleh pria itu? Jika iya, sebenarnya apa yang ingin di dengar oleh pria itu?

"Mmmm...bagaimana saya harus menjelaskan hubungan ini yah" ujar Lili dengan ekspresi teka-teki di wajahnya dan seperti tebakannya, ekspresi pria itu langsung berubah.

Tertangkap kau!!! Pikir Lili yang akhirnya mengerti. Sekarang ia mengerti hal ganjal apa yang telah ia lewatkan.

Karena ia adalah gadis yang selalu beruntung, beberapa wanita bangsawan mulai masuk ke dalam percakapannya sehingga kini perhatian pria itu tidak lagi hanya mengarah padanya. Ia akhirnya punya cara untuk menyelinap pergi dari Putra Mahkota dan dari ruangan itu.

Seperti biasa, ia berjalan dengan tenang setelah berhasil keluar dari ruangan itu. Ia berjalan dengan tenang layaknya orang benar, padahal Lili berjalan tanpa tahu arah dan tujuan.

Langkah kakinya ternyata membawanya ke sebuah taman luas yang disekelilingnya penuh dengan beraneka spesies.

Tempat itu sangat indah dan tenang. Ia akhirnya memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman yang mengarah ke air mancur.

Betapa menyedihkannya dirinya.

Ketika sedang sendirian dalam suasana terang seperti ini, hal yang paling menyenangkan dilakukan adalah mengingat-ingat semua beban dan kesedihannya. Karena hanya dalam suasana seperti ini yang paling enak mengasihani dirinya sendiri.

Betapa menyedihkannya dia. Ketika dia dulu menjadi sumber utama perhatian orang-orang, kini ia malah dinggap seperti tak ada oleh orang-orang di tempat ini.

Pakaian, make up hingga parfum yang telah ia persiapkan dari lama agar bisa menarik perhatian orang-orang malah berakhir sia-sia. Tak ada seorangpun yang datang mendekatinya atau sekedar mengajaknya mengobrol. Hanya pria itu saja yang mecegat dan mengajaknya mengobrol. Apakah tidak sepenting itu posisinya dalam lingkaran sosial ini? Apakah sejelek itu imagenya bagi para bangsawan? Apakah menjadi seorang janda kelima kalinya adalah aib yang harus dijauhi oleh orang-orang?

Betapa menyedihkannya dirinya sendiri. Sekarang, ia harus melakukan semuanya seorang diri. Ia yang orang asing yang mencoba melakukan yang terbaik, namun sayangnya, image dirinya telah hancur sejak awal. Betapa melelahkannya menjadi dirinya sendiri yang harus melakukan semuanya seorang diri.

Dia pikir, dia adalah gadis kuat yang mampu melewati segala perkara apapun. Namun perjamuan ini sudah cukup memperlihatkan, betapa rapuh dan menyedihkannya ternyata dia.

Jika bukan karena dua anak itu, ia mungkin tidak akan repot-repot seperti ini. Karena tahu bagaimana kerasnya kehidupan ini, ia tidak ingin anak-anak itu tumbuh dewasa tanpa ada orang dewasa yang bisa mereka harapkan. Ia hanya ingin kedua anak-anak itu bisa hidup dengan baik ketika mereka sudah tidak memiliki orangtua lagi.

"Disini kau rupanya!" Kalimat dan nada yang terdengar kasar itu berhasil mengancurkan suasana galaunya. Lili sampai mengumpat karena kesal, karena suasana tempatnya berada sekarang lebih cocok menggalau dari pada melarikan diri dari pria gila seperti di depannya.

Tbc

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang