11

4.8K 466 7
                                    

Hari perjamuan perayaan kemenangan akhirnya datang juga. Dengan segala persiapan Lili, ia yakin dirinya tidak akan di pandang rendah oleh tamu undangan lainnya.

Dalam waktu beberapa hari ini, ia berhasil menciptakan beberapa kosmetik. Mulai dari lipstik, pewarna mata dan pipi, pencil alis yang juga bisa digunakan dalam membuat eyeliner, serta bedak padat yang sesuai dengan shadenya. Ini adalah kosmetik yang ia bisa buat dalam waktu singkat seperti ini.

Dress yang akan ia kenakkan saat ini sedang di rapikan oleh designernya. Sedangkan ia sedang sibuk dengan persiapan make up serta mentata rambutnya yang dibantu oleh beberapa dayang.

Ketika ia sedang memakai kosmetik-kosmetik itu, ia berkali-kali mendengar surauan wow dari dayang-dayang yang membantunya. Tampaknya mereka sangat takjub ketika kelopak mata bisa diberi warna dan menghasilkan keindahan yang tak pernah terpikirkan mereka sebelumnya.

Lili yang sangat profesional mengenai make up berhasil membuat wajahnya semakin cantik namun tidak terlihat aneh di mata orang-orang awam.

"Nyonya, sebenarnya apa yang anda gunakan? Saya sangat takjub ketika melihat wajah anda sekarang" designernya datang dengan dress miliknya, tampak terpukau ketika melihat hasil karyanya.

Lili hanya memberikan seringaian sombong. Hari ini ia akan menjadi sumber utama promosi mengenai produk yang akan ia perjual belikan nanti. Ia akan membuat semua orang merasa iri dengan make up miliknya.

Kulitnya yang putih pucat tampak berseri-seri sekarang karena bantuan dari pewarna pipi. Wajahnya yang pucat juga berubah menjadi segar lagi karena ia memakai lipstik merah yang semakin memperlihatkan keseksiannya. Karena tujuan awalnya adalah menjadi seorang janda incaran, ia akan memperlihatkan pada semua orang.

Setelah selesai bersiap-siap, ia akhirnya memutuskan berangkat. Ia pergi tanpa patner karena ia tidak tahu harus mengajak siapa. Ignis terlalu membencinya, sehingga ia tidak yakin apakah remaja itu bersedia atau tidak menjadi patnernya.

Perjamuan untuk perayaan. Pasti akan ada banyak orang yang datang untuk menghadiri pesta kemenangan itu. Rasanya seperti di masa lalu, ia hanya perlu bersikap ramah dan sopan ketika ada seseorang yang menyapanya. Atau dia hanya perlu terlihat baik dan anggun ketika ia sedang menyapa seseorang. Yah benar, seharusnya itu mudah karena akting itu sudah menjadi bagian dirinya. Ia yakin ia akan baik-baik saja sekarang. Lagi pula, dirinya lah yang paling berpengalaman tentang hater yang membencinya. Para bangsawan yang tidak menyukainya pasti masih lebih baik dibandingan hatersnya dulu, yang secara terang-terangan mencaci makinya.

Perjamuan akan dilaksanakan di ballroom istana kekaisaran. Skala perjamuan sangat besar, namun entah mengapa ketika ia sampai, halaman istana sangat sepi. Ia yakin ia masih belum terlambat. Apakah semua orang sudah berkumpul di dalam?

Dengan terburu-buru, ia melangkahkan kakinya menuju ballroom seorang diri. Untung saja pakaiannya tidak terlalu berat, sehingga ia bisa bergerak cepat. Ketika hampir mencapai ballroom, baru lah ia melihat beberapa orang yang tampaknya sedang menunggu sesuatu.

Lili tampak tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Ia hanya melenggos masuk dengan santai setelah penjaga pintu menginfokan kedatangannya. Lili sama sekali tidak menyadari bahwa orang-orang yang sedang berada di luar pintu itu adalah orang-orang dari Duke Macmillian yang sudah bekerja keras dalam beberapa hari ini untuk mencari tahu keberadaan gadis itu. Siapa yang bisa menyangka bahwa target mereka masuk sendiri ke kawasan mereka?

Karena akhirnya mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, Alexanders a.k.a kepala pengawal Duke, langsung menghampiri masternya dan mengatakan semua informasi yang ia dapat.

"Yang Mulia, kami menemukannya!" Ucapan itu menarik perhatian Noah. Saat ini ia masih bersiap di salah satu ruangan di istana, dengan di bantu beberapa pelayan dari istana dan diawasi langsung oleh asisstennya.

Tahu arah pembicaraan kepala pengawalnya, Noah meminta semua pelayan untuk keluar sehingga hanya ada mereka di dalam ruangan itu.

"Katakan!" Perintahnya singkat. Ia ingin mendengar, siapa gadis itu sebenarnya hingga membuat mereka tidak bisa menemukan keberadaan ataupun informasi tentangnya. Ia ingin tahu tentang gadis yang berhasil membuatnya kelabakan, hanya untuk mencari tahu tentang gadis itu.

Untung saja ia baru saja memuaskan nafsu kutukannya, sehingga auranya tidak terasa membunuh seperti biasanya. Karena jujur saja, ia sangat geram pada gadis itu.

"Beliau ternyata adalah Marciones Leonard, yang sekarang mengambil alih kepemimpinan wilayah Leonard" jelas Alexanders.

"Marques Leonard?" Ucapnya dengan kening berkerut. Tampaknya Noah sedang mencoba mengingat siapa orang yang sedang dimaksud.

"Jika dia istri orang, aku bisa merebutnya" komentarnya yang tampaknya masih tidak teringat apapun tentang Marques Leonard.

"Yang Mulia, Marques baru saja meninggal" info asisstennya yang masih sibuk merapikan kemeja Noah.

"...dia pria yang menantang anda dua bulan yang lalu" info Asisstennya lagi, yang akhirnya berhasil membuat Noah mengingat sesuatu.

Noah tertawa keras ketika akhirnya mengetahui siapa orang yang mereka maksud saat ini.

"Ahhh, ternyata si pria tua itu ya!" Gumamnya pelan.

"Yah benar Yang Mulia. Si pria tua yang sudah meninggal itu. Tapi sayangnya, lawan anda bukan dia..." ucap asisstennya yang menyadarkan Noah, namun membuat Alexanders kebingungan karena tidak mengerti arah pembicaraan atasannya.

"Dulu aku tidak mempedulikan fakta itu. Tapi sekarang berbeda. Tampaknya, permainan kita agak keras sekarang" ujar Noah yang akhirnya selesai dengan persiapannya.

"Informasikan kedatanganku!" Perintahnya yang sudah tidak sabar. Tidak sabar ingin bertemu dengan si gadis nakal, yang kabur darinya. Gadis? Ataukah sekarang ia harus memanggilnya si janda? Apakah ia akan menjadi korban ke enam wanita itu? Siapa yang tahu!

"Duke Macmillian memasuki ruangan!" Ketika kalimat itu diberitakan, suasana dalam ruangan itu dalam seketika senyap. Pandangan semua orang kini mengarah padanya. Para bangsawan, para pekerja yang sedari tadi hilir mudik untuk memenuhi semua kebutuhan para bangsawan, para pihak keamanan hingga keluarga kekaisaran. Semua orang-orang itu kini memperhatikannya.

Tatapan mata Noah dengan rakus melirik ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan wanita itu. Ia ingin melihat, ekspresi apa yang dibuat gadis itu ketika ia melihatnya lagi.

Dan ketemu...

Dalam seketika, ekspetasinya dihancurkan. Semua orang memang memperhatikan dan memandangnya, tapi tidak dengan wanita itu.

Dia lebih memilih melirik ke arah makanan yang disuguhkan, dibanding melihat bintang utama perjamuan ini. Entah karena wanita itu tidak mengerti etika atau karena wanita itu meremehkannya. Apapun alasannya, tidak masalah untuk Noah. Karena sekarang, ia semakin terobsesi ingin memiliki wanita itu disampingnya.

Ia bersumpah, ia akan memiliki wanita itu.

Tapi, berapa lama seorang bangsawan janda/duda boleh kembali menikah lagi setelah ditinggal meninggal? Ia perlu mencari tahu hal ini. Jangan sampai ketika hari itu hendak tiba, malah gagal karena aturan kekaisaran. Jika perlu, ia akan menghapus sendiri aturan itu nanti.

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang