21

3.5K 331 0
                                    

Prinsip yang mempermudah hidup yang di tekankan Lili dalam kehidupannya adalah melakukan semua hal yang ingin dia lakukan. Seperti hari ini, walau Duke tidak mengizinkannya untuk cuti, Lili memilih sebaliknya. Ia tidak akan menemui pria itu hari ini. Yang penting dia sudah izin sebelumnya, dan bukannya menghilang secara mendadak.

Ia sudah selesai bersiap-siap sedari tadi, dan sedang menunggu anak-anaknya untuk turun. Ketika ia sedang menunggu di ruang tamu, seorang dayang datang menghampirinya dengan terburu-buru. Ada seseorang yang datang untuk menemuinya.

Lili kebingungan. Walau begitu, ia tetap jalan keluar menuju tempat tamu itu menunggu. Dari jauh, ia tidak menemukan siap-siapa. Namun melihat lambang kereta kuda yang tidak asing itu, ia akhirnya tahu siapa yang sedang berkunjung.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Lili ketika sudah mencapai pintu dan mendapati kakak laki-lakinya.

Kakaknya menatap penampilannya dari bawah hingga ke atas, lalu tersenyum senang. "Aku senang aku datang diwaktu yang tepat!" Ujarnya.

Kening Lili mengernyit, hingga membuat kedua alisnya menyatu. Ia tidak ingat kakak laki-lakinya mengirimkan surat perizinan kunjungan untuk datang.

"Kau sudah siap kan? Ayo kita berangkat bareng" ujar kakaknya yang langsung menarik pergelangan tangannya.

Lili tentu saja menolak dan menghempaskan cengkraman kakaknya. Sekilas, Lili bisa melihat ekspresi kebingungan di wajah kakaknya ketika ia menolak. Namun tiba-tiba saja arah tatapan mata kakaknya beralih ke belakang tubuhnya dan tampak ekspresi tidak suka yang tercetak jelas di wajah kakaknya.

Lili ikut menoleh, dan ia melihat kedua anak tirinya sedang berdiri tak jauh darinya sambil menatap ke arah kakak laki-lakinya.

"Apakah kau akan pergi bersama kedua bocah itu?" Tanyanya tidak suka dan Lili mengangguk tidak mengerti.

"Apa sih yang buat kau masih bertahan disini? Tak ada satupun orang-orang ini yang menghargai kamu" kakaknya dengan terang-terangan memperlihatkan ketidaksukaanya. Sedangkan kedua anak tirinya memilih bungkam di tempat, seakan tidak ingin menyanggah perkataan kakaknya.

"Hidup disini, kau hanya akan bekerja dan bekerja untuk memastikan wilayah ini tetap bertahan, padahal diantara semua orang disini, tak akan ada yang bisa menghargai usaha kerasmu. Kembali lah, dan hiduplah sesuai dengan keinginanmu di wilayah kita" ujar kakaknya mengeluarkan uneg-unegnya.

Namun sayangnya, Lili terlalu terluka sehingga ia tidak merasa terharu sedikitpun dengan kalimat yang dilontarkan oleh kakak laki-lakinya.

Tinggal di wilayah Leonard maupun di wilayah Dimitri, semuanya sama saja menurut Lili. Suatu hari, Evelin pernah melihat sesuatu dari ingatan Lili mengenai kehidupannya saat ia tinggal di wilayah kekuasaan keluarganya.

Pernikahan pertamanya ketika ia berusia lima belas tahun itu terjadi karena keinginan kakak laki-lakinya. Ayahnya menyetujui rencana itu dengan senang hati dan saat itulah Lili mulai membenci keluarganya.

Pernikahan pertamanya selesai, dan tak lama kemudian, ia kembali di nikahkan ke keluarga yang dipilihkan oleh kakak laki-lakinya. Hal itu terus berlanjut hingga ke pernikahan ke empatnya. Lalu di pernikahan kelimanya, ia memilih menikah dengan siapapun, tak peduli seberapa jauh umur diantara mereka berdua. Namun sama seperti pernikahan-pernikahan sebelumnya, pernikahan itu berakhir dengan kematian. Lalu, apakah dengan ia kembali ke wilayah keluarganya, rencana-rencana menikahkannya kembali, tidak akan terjadi lagi dimasa depan? 

Bagaimana bisa ia bisa hidup dengan nyaman dengan seseorang yang telah menghancurkan masa depannya hingga berkali-kali? Lebih baik dia sekarang membesarkan kedua anak tirinya dengan baik sesuai dengan janjinya sebagai orang dewasa, lalu pergi setelah merasa perannya telah selesai. Ia akan pergi ke suatu tempat dimana tak ada seorangpun yang mengenalnya.

Pada akhirnya, kakak laki-lakinya pergi tanpanya setelah mereka kembali bertengkar di depan banyak orang. Setelah memastikan kakaknya pergi, barulah mereka berangkat menuju mansion Count Aris untuk menghadiri undangan.

Selama diperjalanan, hanya ada keheningan diantara mereka. Lili lagi-lagi tak ingin berusaha terlihat dekat dengan anak-anaknya seakan sudah membatasi dirinya dengan dinding yang sangat tinggi. Untung saja, perjalanan mereka tak berlangsung lama, karena Ignis merasa tidak nyaman dengan suasana di dalam kereta kuda.

Sudah banyak tamu yang hadir pada perjamuan itu. Ketika Lili kembali memperlihatkan wajahnya, apa lagi bersama anak-anak tirinya, ia kembali menjadi perbincangan semua orang. Lili menyadari hal itu, namun tampak tidak terganggu sama sekali. Jika menyangkut rumor, mungkin dirinya lah yang paling berpengalaman di dunia ini.

Tanpa basa-basi, ketika mereka sampai, Lili dan anak-anaknya langsung menyapa tuan rumah yang telah mengundangnya. Ini hanyalah perjamuan ulang tahun anak umur sepuluh tahun, namun melihat jumlah tamu serta kemegahan dekorasinya, ini tampak seperti ajang pamer antar para bangsawan. Untung saja ia dan anak-anaknya tidak memakai pakaian yang terlalu sederhana, sehingga mereka tidak terlalu tampak berbeda dengan tamu undangan.

Setelah menyapa tuan rumah, ia membiarkan anak-anaknya untuk bertemu dengan teman-temannya, sedangkan ia memilih untuk langsung ke tempat makanan disajikan. Ia kelaparan, karena makanan terakhir yang ia konsumsi hanyalah cemilan di pagi hari.

"Saya tidak tahu ini apa, tapi sungguh sangat mengganggu penampilan saya. Jika tanpa bedak tabur ini, mungkin saya tidak akan berani bertemu dengan orang banyak" sebuah percakapan menarik perhatian Lili yang sedang memilih makanan yang akan ia makan.

"Nyonya, apakah anda tidak tahu bahwa istri baron dari wilayah selatan diceraikan karena kasus yang sama? Padahal dia wanita yang cantik pada saat itu, namun penyakit kulit ini membuat masa depannya hancur. Anda harus segera mencari obat herbal agar penyakitnya tidak menyebar ke seluruh wajah anda!" Ujar lawan bicaranya.

Lili sampai ikut menoleh untuk melihat penyakit kulit yang dimaksud karena penasaran efek yang ditimbulkannya terlalu mengerikan.

Ia menatap dan menilai wajah yang sedang di tutupi oleh bedak tabur itu dengan seksama, untuk mencari tahu penyakit apa yang sedang dimaksud kedua orang ini. Namun karena merasa diperhatikan, kedua wanita itu menatap ke arahnya dengan tidak suka.

Lili dengan cepat memasang senyum permohonan maaf, lalu ia mengucapkan sebuah kalimat yang berhasil menarik perhatian kedua wanita itu.

"Anda mengatakan ini apa?" Tanya wanita itu memastikan pendengarannya.

"Itu adalah jerawat. Dari pada disebut sebagai penyakit kulit, ini lebih tepat disebut peradangan karena bakteri atau kuman yang terus di wajah. Itu tidak akan bisa sembuh jika kita tidak mencari tahu apa penyebab utamanya" jelas Lili yang merupakan ahli skin care saat di dunianya dulu.

"Tampaknya Nyonya mengetahui banyak informasi tentang ini" ujar salah satu nyonya sambil memandang wajah Lili yang sangat mulus dan sehat.

Mendapati respon positif itu, Lili jadi semakin bersemangat. Ia akhirnya menjelaskan cara perawatan, cara membersihkan serta menawarkan produk skin care yang belum louncing. Kedua wanita itu tentu saja terlihat semangat. Mereka berjanji akan mengirimkan dayang-dayang mereka ke mansion keluarga Leonard untuk mengambil barang itu sendiri.

Untuk saat ini, pengenalan produk dari mulut ke mulut akan lebih bermanfaat dibandingkan ia memasarkannya secara langsung di tengah nama baiknya yang masih buruk. Untuk saat ini, ia bisa cukup puas dengan perkembangannya.

Berbincang mengenai produk kecantikan memang sangat menyenangkan. Ia sampai tidak menyadari waktu telah banyak berlalu.

Karena sebentar lagi tengah malam, mereka harus kembali saat ini juga. Ia memutuskan menunggu di taman luar ketika dayangnya masuk ke dalam untuk mencari keberadaan anak-anak tirinya.

Cuaca luar yang sejuk berhasil membuatnya rileks. Namun sayangnya itu hanya sementara, karena seseorang datang mengganggu waktu santainya.

Walau kesal, ia tetap menyapa orang itu dengan penuh kesopanan. "Apa yang anda lakukan disini Nona?" Tanya orang itu yang lagi-lagi mengulangi kesalahannya.

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang