40

1K 159 15
                                    

Seperti biasa, di setiap pagi harinya, Eve akan datang ke tempat semula ia terbangun, yaitu sungai kecil dengan banyak bebatu-batuan di sekitarnya. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Eve sejak ia terbangun, lantaran berharap ia setidaknya bisa mengingat sepenggal ingatan yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaanya.

Aliran sungai yang tenang, selalu berhasil menenangkan isi kepalanya yang ruwet, apa lagi ditambah kehamilannya yang memasuki usia bulan tua, semakin membuatnya gelisah setiap harinya.

Gelisah karena ia akan melahirkan anaknya. Gelisah karena ia akan menjadi orangtua yang mengemban tanggung jawab besar. Apa lagi ia harus membesarkan anak itu seorang diri di dunia yang asing ini, yang masih belum ia ketahuin cara kerjanya.

Semua kegelisahan-kegelisahan itu sangat menakutkan untuknya, tapi tempat ini, sungai yang banyak sekali bebatuan di sekelilingnya, selalu berhasil menenangkannya.

"Kita pasti akan baik-baik saja kan sayang?" Tanyanya dengan suara berbisik sambil mengelus perutnya yang sudah mulai terlihat bentuknya.

Ketika pikirannya masih terpusat ke bayangan masa depannya dan bayinya, tiba-tiba ada seseorang mengubrisnya.

Eve menoleh ke belakang dan ia menemukan salah satu ksatria itu berdiri dengan percaya diri.

"Noah, itu adalah nama ku" ucap ksatria itu tiba-tiba.

"Apa yang anda lakukan disini? Gudang tidak melewati arah ini" ujar Eve dengan ekspresi dingin.

"Ada banyak faktor yang perlu kami selidiki. Gudang bukan satu-satunya, saya harap anda mengerti" ucapnya membela diri.

Walau ia mengatakan hal seperti itu, pria itu tetap berdiri di tempatnya dengan masih memandang ke arah Eve dengan tatapan yang terasa asing. Eve, jelas merasa tidak nyaman.

"Nama anda, Evelin kan?" Pria itu akhirnya membuka suara lagi. Eve menoleh ke arah pria itu, lalu mengangguk pelan.

"Nama yang indah!" Gumam pria itu pelan sambil tersenyum lembut. Lalu tiba-tiba tatapan matanya menajam dan memandang ke arah Eve dengan tatapan menilai.

Jelas saja Noah kebingungan sekarang. Nama wanita yang ada di depannya adalah Lily dan bukannya Eve. Jika gadis ini benar-benar kehilangan ingatannya, seharusnya ia tidak mengingat namanya. Atau, apakah orang-orang desa ini yang memberikan nama itu?

"Apa arti Evelyn?" Tanya Noah lagi, berusaha mengorek sesuatu yang sejujurnya ia tidak tahu arahnya kemana.

"Evelin?" Eve menggumamkan nama itu, sembari memikirkan masa lalu. Evelyn, adalah nama terakhir yang ia dapat dari orangtua angkatnya, yang berarti Anak perempuan yang diberkati.

Eve adalah anak yatim piatu yang berkali-kali diangkat pasangan yang tidak memiliki anak. Ketika ia diangkat sepasang suami istri, Eve akan diberikan nama lain, sehingga ia tidak tahu, sudah berapa banyak identitas dirinya. Dan nama Evelyn, adalah nama terakhirnya, nama yang seperti doa, yang berhasil membawanya ke dalam kesuksesan. Masa depannya benar-benar terberkati setelah ia mendapatkan nama itu.

Karena terlalu larut dengan kenangan masa lalu, Eve menceritakan semuanya, mengenai asal muasal namanya. Perasaaan gadis itu tercermin jelas dari setiap ekspresi yang ia keluarkan ketika menjelaskan arti nama itu. Berbanding terbalik dengan ekspresi Noah yang menggelap ketika mendengar penjelasan itu.

Otak jenius Noah sudah cukup menangkap semua keganjilan yang ia lihat selama ini. Sekarang, ia baru benar-benar paham, tentang keganjilan ini semenjak mengenal gadis itu.

Walau merasa aneh dan tidak bisa dipercaya, tapi entah mengapa ia merasa sangat yakin, bahwa gadis ini adalah orang yang berbeda dari mereka.

Tidak ada yang tahu bahwa gumpalan yang ada di kawah itu bernama belerang, yang memiliki banyak sekali manfaat. Bahkan tidak pernah ada penelitian tentang itu sebelumnya. Namun gadis ini mengetahui hal itu. Bukan hanya tahu nama gumpalan itu saja, Gadis itu juga bahkan tahu cara pengolahannya serta manfaat dari gumpalan itu, seakan gadis itu berasal dari masa depan, dimana ilmu dan teknologi sudah berkembang sangat pesat.

Noah tidak menyimpulkan hal itu hanya dari kejadian belerang saja. Ketika ia berkeliling tadi dan melihat gudang penyimpanan dengan inovasi baru, serta pertanian yang memakai teknik memukau, hal itu sudah cukup memperjelas kesimpulannya. Sebagai seorang pemimpin dari suatu wilayah, ia lah yang paling memahami hal ini.

Lily, itu mungkin adalah pemilik dari tubuh itu. Namun orang yang ia kenal selama ini adalah Eve, si pemilik jiwa yang ada di tubuh Lily.

Noah memang tidak bisa mempercayai hal seperti ini begitu saja, namun kesimpulan yang telah ia kumpulkan selama ini, sudah cukup menjelaskan. Jadi, sekarang haruskah ia mencoba mengenal sesosok Eve dan bukannya Lily yang merupakan seorang janda itu?

Kali ini pandangan Noah mengikuti arah pandangan Lily yang tidak berpaling sedari tadi. Sebuah sungai dengan banyak bebatu-batuan di sekitarnya.

Dalam waktu singkat, mereka telah mendapatkan informasi Lily a.k.a Evelyn dari penduduk desa disini dan dari informasi yang ia dapat itu, ia akhirnya mengetahui bahwa sungai ini adalah tempat wanita itu di temukan.

Melihat asal aliran sungai ini, Noah bisa mengetahui dimana tempat asal mula gadis itu menghilang. Sekarang yang tersisa adalah, siapa dalang kecelakaan itu? Selama ini ia terlalu larut mencari keberadaan wanita ini, tanpa memikirkan ada dalang dibalik semua penderitaanya.

Ia tidak tahu, ternyata masih ada yang berani mencari perkara dengannya. Kira-kira, siapa orang itu? Noah sungguh tidak sabar memburunya.

^^^

Hari berlalu begitu saja seperti hari-hari biasanya. Hanya saja, yang membedakan adalah bahwa kini desa tempat mereka tinggal memiliki 2 ksatria keamanan.

Kasus penculikan sudah selesai di selidiki, mereka hanya tinggal menunggu keputusan dari badan keamanan. Sementara mereka menunggu, kedua orang itu ditugaskan untuk menjadi ksatria keamanan di desa mereka.

Eve tidak ingin berlarut-larut dengan kekesalannya, sehingga ia memutuskan untuk membantu penduduk desa bertani kembali. Kali ini mereka akan menanam gandum, dimana hasil tanaman itu akan menjadi bahan pokok dalam beberapa waktu kedepan, menurut perikiraan Eve.

Teori telah di sampaikan. Bahan yang mereka butuhkan juga sudah tersedia dan sekarang, mereka hanya tinggal mempraktekan sesuai perkataan Eve.

Tidak seperti biasanya, Eve kali ini hanya menjadi pemantau saja. Ia tidak bisa terjun langsung, lantaran perutnya yang sudah membesar sudah cukup menyulitkan. Namun terkadang, ia tanpa sadar harus turun langsung ke lapangan dan hal itu lah yang membuat Noah semakin khawatir.

Setiap saat, Noah selalu berada di sekitar wanita itu. Memantau Eve dan menolong wanita itu ketika terjadi sesuatu hal.

Sampai saat ini, ia masih memikirkan bagaimana caranya membuat Eve mengingat semua kenangan mereka.

Namun setelah dipikirkan beberapa saat, tampaknya hal itu tidak akan baik. Karena baru kali ini ia menyadari bahwa selama ini ia hanya melakukan pemaksaan untuk wanita itu. Tidak ada hal yang baik diantara mereka. Mereka bisa bersama karena pemaksaan yang ia lakukan dan Lilynya hanya bisa menurut.

Ternyata ia memang sangat bajingan dulu.

Sehingga, kali ini ia memutuskan akan menjadi pria yang hangat dan penyayang. Ia akan memprioritaskan keinginan wanita itu dari pada keinginanya terlebih dahulu.

Tbc

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang