"Komandan, bukankah anda terlalu berlebihan?" Tegur Alexandors, kepala pengawal Noah yang sedari tadi memperhatikan para ksatria yang melakukan duel dengan Noah.
Saat ini, Duke tampak seperti seekor harimau yang sedang memburu para anak-anak ayam yang berusaha menyelamatkan diri. Sejauh itulah perbandingan kekuatan Noah dengan para ksatria.
Alexandors mengerti, mengapa tuannya melakukan hal seperti ini. Dampak dari Nyonya Leonard yang pergi ke wilayah kekuasaanya membuat kutukan pada tuannya mulai bangkit secara perlahan. Hal ini dilakukan Duke hanya untuk meringankan dahaga yang ditimbulkan dari kutukan itu.
Tak banyak yang bisa mereka lakukan sekarang, selain mengikuti duel seperti permintaan Duke. Jika itu dapat membantu, mereka akan melakukannya, tak peduli bahwa mereka hampir mati padahal hanya berduel dengan Duke saja.
Duke tidak bisa mendatangi wilayah lain tanpa pemberitahuan. Karna itulah dia masih bertahan di tempat ini dan tidak pergi menyusul Nyonya Leonard.
Berkali-kali pihak mereka mengirimkan surat izin kunjungan, namun pihak wilayah Leonard masih belum memberikan balasan apapun. Tampaknya keadaan wilayah itu sama kritisnya dengan wilayah yang tercemar di bagian kekaisaran lainnya.
Di sisi lain, setelah melewati hari-hari yang melelahkan, barulah sekarang Lili bisa menikmati waktu istirahatnya. Sayangnya, waktu berharganya harus ia habiskan dengan Putra Mahkota yang berkunjung sejak kemarin.
Waktu minum teh yang mereka gunakan untuk membahas wilayah kekuasaan Lili yang ikut terkena wabah juga.
Lili bukanlah gadis bodoh. Dia lah yang paling memahami jalan pikiran orang-orang dan ia sangat menyadari, wabah penyakit yang menyerang wilayahnya bukan terjadi karena tidak disengaja.
Terlalu rapi dan terlalu genap. Lili hidup di dunia modren, dimana ia pernah melewati masa seleksi alam yang terjadi dengan menyebarnya wabah. Setiap harinya, ada jutaan orang diseluruh dunia yang terinfeksi, mati maupun kembali sehat lagi. Jadi ia mengerti rute penyebaran wabah seperti ini. Tidak seperti wilayahnya yang tiba-tiba ada 100 penduduknya yang terinfeksi secara bersamaan padahal tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah dari orang-orang yang terinfeksi.
Namun untuk sekarang, Lili memilih kalem karena ia ingin melihat, ke arah mana permaianan ini berjalan.
Masih dengan memasang senyum profesionalnya, Lili menanggapi setiap perkataan yang dilontarkan oleh Putra Mahkota. Mari kita puaskan rasa kemenangan dari pria ini, pikir Lili sejenak.
"Nyonya, karena urusan anda disini sudah selesai, saya bermaksud mengajak anda untuk menghadiri perjamuan ulang tahun salah putri dari Duke Evander. Wilayah mereka bertetangga dengan wilayah anda" ucap Putra Mahkota yang akhirnya memperlihatkan maksud dan tujuannya ingin bertemu dengan Lili.
"Maaf jika ini sedikit canggung. Saya ingin meminta anda menjadi patner saya selama berada di tempat ini" ujarnya sambil menggaruk tengkuknya yang Lili yakin tidak gatal sama sekali.
"Sebuah kehormatan untuk saya Yang Mulia!" Jawab Lili yang memilih mengikuti permainan pria itu.
Seperti rencananya, Lili hanya akan mengikuti permainan pria itu saja. Namun ia tidak tahu bahwa ia akan dibawa menemui seseorang yang menurut pria itu, akan menjadi Duches Macmillan di masa depan.
Lady Willa Caspian, yang berasal dari Marques Caspian adalah wanita yang tampak seperti peri. Lili saja begitu terpesona ketika melihat wajah itu pertama kali. Kecil, imut, cantik dan kulitnya sangat indah dan sejernih susu, khas seperti sesosok peri.
Putra Mahkota dengan sengaja memperkenalkan Lady Willa sebagai calon Duches padanya dan saat ini, pihak kekaisaran sedang mencari hari yang baik untuk pertunangan Lady Caspian dengan Duke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Selalu di Depan
RomanceEvelin, seorang aktris yang sangat berbakat dan sering kali di sebut sebagai gadis impian para lelaki. Karirnya sangat sempurna, dengan lingkungan yang hangat dan penuh cinta. Ia juga memiliki segalanya, harta, tahta dan bahkan teman-teman yang sali...