23

3.1K 310 4
                                    

Menangis bersama yang ia lakukan dengan kakak laki-lakinya ternyata menghabiskan banyak waktu. Mereka bahkan tanpa sadar menghabiskan waktu sampai para tamu undangan sudah keluar dari mansion menuju kereta kuda mereka masing-masing untuk pulang.

Karena sudah tengah malam, untung saja kusir membawa anak-anaknya pulang duluan. Kakaknya menawarkan tumpangan untuknya, namun perhatian mereka langsung teralihkan ke kerumunan para bangsawan.

Ketika mendekat, mereka bisa melihat lambang kereta kuda milik Duke Macmillan sedang terparkir disana. Padahal pria itu tidak menghadiri perjamuan ini, mengapa kereta kudanya bisa terparkir di halaman milik keluarga Count Aris?

Ketika jaraknya hampir mencapai kereta kuda itu, seseorang keluar dari dalam kereta. Dalam seketika, suasana disekitar mereka terasa mencekam dan dingin. Ini adalah suasana yang selalu ada disekeliling Duke Macmillan.

Ketika pria itu turun dari kereta kudanya, tak ada seorangpun yang berkutik.

Pria itu berjalan dengan perlahan mendekatinya, dan ketika jarak mereka hanya tinggal beberapa senti lagi, pria itu mengulurkan tangannya untuk mengambil sejumput rambut gadis itu.

Dengan bibir yang membentuk seringaian, pria itu mencium rambutnya. "Aku sudah menunggumu sedari tadi, Duchesku" ucap pria itu yang kini membuat Lili menjadi bahan perhatian orang-orang. Bahkan mulut kakaknya sampai terbuka karena terlalu terkejut dengan pernyataan itu.

Seharusnya tidak seperti ini.

Dalam kesepakatan mereka, Lili sudah menekankan dengan jelas bahwa hubungan kerja sama dan kedekatan mereka harus dirahasikan dari orang lain. Tapi mengapa sekarang pria itu membuatnya dalam situasi rumit seperti ini? Sekarang bagaimana orang-orang akan memandangnya lagi. Bukankah ia akan semakin diremehkan?

"Seharusnya anda tidak melakukan ini. Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita!" Berang Lili di dalam kereta kuda milik Duke.

Gadis itu melampiaskan kemarahannya, namun tetap membiarkan pria itu menggenggam tangannya, mengikuti kesepakatan mereka, walau hari telah berlalu.

Pria itu hanya diam saja, tampak tidak berniat mendengar ucapan penuh kemarahan gadis itu.

Ini kan bukan salahnya. Memangnya sejak awal, ia mengiyakan ucapan gadis itu? Anggap saja ini sebagai hukuman! Ketika gadis itu melanggar kesepakatan mereka, maka akan semakin menderita juga gadis itu akibat perbuatannya. Seperti hari ini! Sekarang, semua orang sudah mengetahui hubungan mereka, jadi tidak akan menjadi masalah jika mereka melakukan kesepakatan dimanapun. Lagi pula, bukankah gadis ini terlalu meremehkannya?

Noah mengantar gadis itu pulang, tanpa mampir kemanapun. Sepanjang perjalanan, Noah tidak banyak membuka mulutnya, dan memilih memfokuskan sentuhannya pada tangan gadis itu.

Ketika mereka akhirnya sampai, Noah masih tak juga melepaskan genggamannya. Lili berjuang untuk melepaskan tangannya dari genggaman pria itu, tetapi Noah menariknya dengan kuat, membuatnya tersandung di atasnya. Tubuhnya dengan cepat tergeletak di atas tubuh terlentangnya.

Noah tidak membuang waktu dan langsung memeluknya, mendesah puas di telinga gadis itu.

Sentuhan pada tangan mereka hanya berefek sedikit pada kutukannya. Namun jika di posisi ini, posisi ia memeluk gadis itu dan lebih banyak sentuhan kulit yang terjadi, suara-suara di kepalanya yang memintanya untuk membunuh orang yang di depannya langsung lenyap dan dalam seketika ia merasakan kedamaian yang ia inginkan.

Lili yang tidak nyaman menggeliat di atasnya. Namun sayangnya tubuhnya mengeliat dengan sia-sia, karna Noah memegang gadis itu dengan erat.

"Duke, tolong jangan begini! Ini di depan rumah saya!" Kesal Lili yang masih mencoba melepaskan diri.

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang