22

3.7K 333 7
                                    

Walau kesal, ia tetap menyapa orang itu dengan penuh kesopanan. "Apa yang anda lakukan disini Nona?" Tanya orang itu yang lagi-lagi mengulangi kesalahannya.

Putra mahkota, orang yang terlihat ramah ini, ternyata tidak bisa ia biarkan begitu saja.

Jika tebakannya benar selama ini, mungkin saja laki-laki ini sangat berbahaya yang harus ia jauhi. Ia tidak ingin berhadapan dengan pria ini.

"Apa yang anda lakukan disini Yang Mulia?" Suara familiar dari arah belakangnya membuat Lili sedikit tenang. Kakak laki-lakinya datang di waktu yang tepat.

"Oho, bukankah ini count yang selalu menghabiskan waktunya di tempat hiburan malam? Bagaimana permainan terakhir anda, Count?" Tanya putra mahkota yang memperlihatkan ekspresi sinis. Ini bukanlah ekspresi pura-pura yang selalu dipasangnya. Ini eskpresi ketidaksukaanya putra mahkota yang ditunjukkan secara terang-terangan.

Kakak laki-lakinya tersenyum miring. Kakaknya juga terlihat berbeda sekarang dibandingkan saat mereka sedang berdebat beberapa jam yang lalu.

"Oh itu permainan yang sangat menarik. Aku menemukan tangga kekuasaan yang bisa ku panjat lagi" jawab kakaknya, yang sangat tidak dimengerti olehnya.

Jika tadi ia melihat kakaknya seperti keluarga munafik yang mencoba menipunya dengan rayuan agar ia mau pulang, maka sekarang ia melihat sesosok bad boy dari kakaknya. Dari caranya berdiri, tatapan mata yang meremehkan, hingga sudut bibir yang membentuk seringain. Semua itu secara terang-terangan diperlihatkan di depan putra mahkota, seakan dia tidak menghargai sesosok putra mahkota di depan mereka.

"Yang Mulia, saya tahu anda orang yang ramah. Tapi, mencoba menggoda seorang janda yang baru ditinggal mati oleh suaminya, bukankah itu sangat tidak etis sekali?" Tanya kakak laki-lakinya yang menekankan kata mati.

"Oh maafkan aku! Aku sungguh lupa siapa nona ini sebenarnya. Ingatanku cukup buruk jika menyangkut wajah seseorang" jawab Yuri Orlov dengan wajah pura-pura tidak bersalahnya. Karna pria itu masih menggunakan panggilan Nona padanya, padahal kakaknya sudah menekankan status Lili tadi.

"Aku tidak sengaja melihatnya ketika sedang lewat tadi. Aku hanya mencoba menghampirinya, untuk mempertanyakan mengapa ia berada disini seorang diri" putra mahkota mengklarifikasi, sambil menatap ke arahnya dengan tatapan lembut.

Kali ini, Lili yang membentuk seringaian kecil. "Saya tidak tahu bahwa mengamati saya dari jauh selama beberapa menit, bisa disebut sebagai tindakan tidak sengaja. Maafkan atas kelancangan saya Yang Mulia, akhir-akhir ini, kasus penyerangan seksual sedang marak di masyarakat. Saya sempat ketakutan tadi, bahwa saya mungkin sedang menjadi target dari orang mesum beberapa saat yang lalu karena merasakan seseorang sedang memperhatikanku" ucap Lili dengan wajah ketakutan. Kakaknya bahkan sampai ingin tertawa ketika melihat akting Lili serta ekspresi Putra Mahkota.

"Aku tidak tahu bahwa adikku sudah besar. Dia bahkan mampu menghancurkan mental orang mesum itu" tukas kakaknya sambil melirik ke arah putra mahkota.

Tampaknya, bukan hanya dia yang menyadari tentang kasus yang satu ini. Kakaknya sedari tadi menunjukkan seakan ia sudah mengetahui tentang obsesi putra mahkota padanya. Yah benar, orang mesum yang sedang dibicarakan oleh dua orang bersaudara itu adalah Putra Mahkota.

Setelah merasakan hinaan itu, Putra Mahkota tidak memiliki kesempatan uantuk membalas mereka karena seseorang datang menyapa pria itu. Saat itulah kakak laki-lakinya membawanya menuju taman bagian dalam. Jika kakaknya meninggalkannya begitu saja nanti, Lili tidak yakin ia mampu pulang sendiri.

Ketika mereka sampai di salah satu bangku taman, kakaknya mendudukkannya. Hanya saja, pria itu memilih berdiri dengan menatap ke arah lain. Tampaknya kakaknya sedang mencoba memikirkan sesuatu yang rumit.

"Aku akan mengatakan semuanya padamu. Aku tidak ingin dibenci oleh adikku sendiri, karna itu, tolong dengar penjelaskanku dari awal" ucap kakaknya memohon. Bahkan kini kakaknya berjongkok di depannya, menggenggam kedua telapak tangannya sambil menatap matanya dengan dalam.

"Dia, pria yang baru saja kita temui, dia terobsesi padamu sejak kecil. Jika kamu mengingat kunjungan pertama kita ke istana kekaisaran, kamu menolongnya yang sedang sekarat saat itu karena baru saja disiksa oleh para pelayan. Kamu menghibur dan memberikannya sekantong permen. Saat itu, baginya kamu adalah penolong dan malaikatnya. Dan saat di pertemuan selanjutnya dengannya, dia mengajakmu menikah. Kamu yang tidak tahu apa-apa tentang menikah, menerima permintaan itu. Sejak saat itulah, ia terobsesi denganmu" ucap kakaknya yang berhasil membuat Lili sangat terkejut.

"Caranya mendekatimu, caranya menatapmu, caranya yang memandang orang-orang di sekelilingmu dengan sinis, sudah cukup menjadi alasan mengapa aku ketakutan pada saat itu. Namun sayangnya, tidak ada satupun orang dewasa yang percaya pada perkataanku. Perlakuanku yang akhirnya membuatmu menderita sengaja aku lakukan agar ayah tidak memiliki alasan lagi untuk membawamu ikut serta dalam setiap perjalanan kunjungan. Karena aku memperlihatkan kebencian padamu, semua orang juga menjadi ikut-ikutan dan sesosokmu semakin tidak terlihat dalam keluarga. Hanya itu satu-satunya caraku agar dia tidak bisa bertemu dengamu" kakaknya menarik napas dengan sekali tarikan, sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Dan soal pernikahanmu selama ini, benar aku yang meminta ayah untuk melakukannya. Ketika kamu berusia lima belas tahun, dia dengan berani datang kehadapanku dan mengatakan akan merebutmu dan mengurung kamu ke dalam sangkar yang telah ia bangun. Menurutmu, sebagai seorang kakak, apa yang bisa aku lakukan? Dia pria yang berbahaya dan berkuasa, sedangkan aku hanyalah seorang putra yang baru saja menjadi penerus. Semua pernikahamu hancur juga karenanya. Bagaimana dia bisa menerima kenyataan bahwa wanita miliknya berada di pelukan laki-laki lain. Sedangkan dalam hukum kekaisaran tidak diizinkan adanya perceraian, dia membunuh semua suamimu agar ia bisa merebutmu. Ketika suami kelimamu meninggal, apakah menurutmu aku akan diam saja? Tidak, aku akan mengambil semua kekuasaan yang ditawarkan padaku, agar aku bisa melindungimu darinya" ucap kakanya yang kini sedang menangis.

Lili hanya diam di tempatnya. Sejak awal, ia sudah menyadari bahwa putra mahkota adalah pria yang berbahaya. Ia hanya tidak tahu bahwa ternyata pria itu lebih berbahaya dibandingkan yang ia pikirkan.

Dan mungkin saja, biang utama atas barang-barang dan uang yang ia dapat setiap bulannya juga merupakan perbuatan putra mahkota, mengingat obsesi gila pria itu padanya.

"Dengarkan aku, saat ini aku sedang mengajukan pindah kewarganegaraan. Kau dan aku akan tinggal dan mendapat sebuah wilayah di kekaisaran Zerus. Temanku yang merupakan Kaisar Zerus bersedia melindungi kita dari putra mahkota. Kita akan meninggalkan tempat ini dan kau bisa hidup sesuai dengan apa yang kau inginkan disana. Karna itu, kembalilah ke rumah agar aku bisa memastikan keamananmu" ucap kakaknya dengan suara berbisik. Apa lagi pada kalimat terakhirnya, Lili bisa mendengar nada memohon. Tatapan mata serta ekspresi kakaknya sudah cukup menjelaskan bahwa kakaknya dengan tulus dan jujur mengatakan semua informasi itu.

Kesalahpahaman yang terjadi antara mereka berdua terselesaikan dengan penjelasan jujur kakaknya. Namun sayangnya, sesosok Lili yang asli telah meninggal dengan rasa benci dalam jiwanya. Rasa benci pada keluarganya. Gadis itu telah menghilang tanpa mendengar bahwa kakaknya sangat menyayanginya. Sayangnya, Lili meninggal dengan rasa kesepian karena ia meyakini tidak memiliki keluarga yang memihak padanya lagi.

Semuanya terlambat. Lili meninggal tanpa mengetahui apapun. Selama ini,  ia tidak tahu bahwa ia bergerak seperti boneka yang sedang dimainkan seseorang. Dibandingkan keluarganya, Yuri Orlov atau Putra Mahkota lah yang menghancurkan masa depannya. Sayangnya kebencian Lili mengarah ke orang yang salah, yaitu pada kakak laki-lakinya.

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang