36

2.1K 201 25
                                    

Setelah kondisinya mulai pulih, Eve akhirnya memilih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Walaupun saat ini dia tinggal di sebuah desa terpencil, hal itu tidak membuat Eve merasa frustasi dengan perbedaan ekonominya biasanya. Ia adalah orang yang mudah beradaptasi. Hanya saja, ia cukup frustasi dengan rahasia keberadaanya. Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaanya dan ia juga tidak bisa mempertanyakan hal konyol itu.

Saat ini, Eve hidup bersama lansia-lansia yang tinggal di desa tempat ia tinggal. Sebagai desa yang tidak tersentuh oleh pemerintah sehingga kehidupan perkenomian yang lemah membuat desa ini menjadi desa termiskin, akhirnya membuat para muda-mudi pergi merantau untuk menghidupi keluarga mereka. Sehingga tinggallah para lansia di desa tempat ia tinggal.

Eve cukup menikmati kehidupannya. Ia merasa hidupnya kini cukup berguna, karena ia membantu para lansia-lansia yang ada di desa.

Eve tidak tahu ia sedang hidup di jaman apa dan di tahun berapa, karena para lansia-lansia yang ada di desa ini sama sekali tidak mengetahui cara bertani. Mereka hanya mengharapkan alam untuk memenuhi perekonomiannya. Eve jelas tidak bisa tenang mengetahui hal itu.

Dengan mengandalkan pengetahuannya yang sedikit tentang bercocok tanam, Eve mencoba menanam beberapa tanaman yang akan menunjang kehidupan mereka semua.

Desa ini cukup makmur jika menyangkut kesuburan tanah, apa lagi aliran sungai melewati desa ini, membuat kekhawtiran Eve tentang musim panas sedikit berkurang.

Dengan perut yang mulai terlihat karena tampaknya kandungannya sudah mencapai usia lima bulan, Eve masih tetap semangat bertani dengan para lansia-lansia yang merawatnya.

Jujur saja, Eve sangat penasaran tentang apa yang terjadi padanya dan dia tahu, untuk mendapatkan jawaban yang ia harapkan, ia harus meninggalkan desa ini.

Tapi bagaimana ya? Eve sudah sangat nyaman dengan desa ini. Mereka semua saling menjaga, dan para lansia sangat perhatian padanya. Semua orang yang ada di desa ini sudah ia anggap sebagai orangtuanya dan Eve tidak ingin meninggalkan mereka semua.

Kedamaian ini tidak pernah ia dapatkan ketika ia menjadi seorang Evelin yang merupakan bintang superstar. Jadi, bisakah dia berpura-pura melupakan semuanya dan hidup dengan tenang bersama para lansia di desa ini?

Ia berharap seperti itu.

Namun sayangnya, dua minggu setelah masa panen, beberapa perantau kembali secara bersamaan dan desa mulai sedikit berisik.

Eve tidak tahu mengapa tiba-tiba perantau itu kembali secara bersamaan. Namun satu hal yang pasti yang ia dengar, bahwa para perantau itu akan memilih tetap tinggal di desa ini.

Stiff, salah satu pemuda yang kembali mendekatinya. Beberapa hari yang lalu, mereka sudah saling berkenalan dan Eve suka dengan pria muda itu. Tanpa mengeluh, pemuda itu melakukan semua perintahnya tentang membajak tanah.

"Hai kak Eve! Bagaimana kabarmu hari ini?" Tanyanya dengan ramah.

Walau desa ini terasa sedikit berisik, Eve tidak membencinya. Karena entah mengapa para muda mudi itu sama baik dan ramahnya dengan para lansia yang ada di desa ini.

Ketika mereka mengetahui apa yang sudah Eve lakukan pada desa ini, mereka semua sangat berterimakasih dan menyambutnya dengan hangat layaknya keluarga dan bukannya pendatang. Hanya saja, Eve masih tidak memiliki waktu luang untuk mengobrol dengan para perantau itu karena sedang sibuk mempersiapkan bibit yang akan ditanam lagi.

"Aku selalu baik-baik saja" jawab Eve sembari tersenyum ramah.

"Tentu saja! Kami akan merawatmu selalu kak" celutuk Stiff dengan semangat, dan antusiasnya membuat Eve terkekeh kecil.

"Pertanian kita sekarang sangat makmur, sampai desa kita bisa menyimpan bahan pangan sampai beberapa bulan ke depan" ucap Stiff dengan suara pelan.

"Bukankah ini berkah? Tapi mengapa wajahmu mengatakan sebaliknya?" Tanya Eve kebingungan. Pasalnya, ekspresi Stiff saat ini seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari warga desa.

Terlihat sedikit keraguan di wajah pria itu. Sembari melirik ke sekelilingnya, Stiff mendekati Eve.

"Kekaisaran ini sedang kacau kak. Perang ada dimana-mana. Itulah mengapa kami memilih kembali kesini" ucap Stiff memberi tahu.

Perang?

Eve cukup terkejut mendengar informasi itu.

Perang? Benarkah perang yang dimaksud Stiff sama seperti yang sedang ia pikirkan sekarang? Perang yang dilakukan untuk memperebutkan sesuatu. Entah itu wilayah atau sebuah pengakuan.

"Kakak tahu, jika perang sudah terjadi, maka pejabat-pejabat akan menjajah bahan makanan para penduduk. Kita yang memiliki simpanan bahan makanan hingga 3 bulan, jelas akan menjadi target mereka" ucap Stiff yang kembali mengejutkannya.

Tiba-tiba saja tubuhnya terasa menggigil dan ia merasakan ketakutan.

Hidup di dunianya dulu terasa sangat damai dan nyaman, sehingga ketika ia menyadari tinggal di sebuah daerah yang sedang terjadi perang, tak ayal membuatnya merasa ketakutan serta terguncang.

Bagaimana nasibnya kedepannya?

Apa yang harus ia lakukan karena ia benar-benar tidak mengenal dunia tempat ia tinggal sekarang.

Mencoba tetap tenang, Eve harus memutar otak sekarang. Ia harus memikirkan bagaimana agar para pejabat tidak melirik ke arah desa mereka.

Tidak akan ada yang mengetahui simpanan bahan makanan mereka, jika tidak ada seorangpun yang mengatakannya. Dan untuk itu, ia harus mengumpulkan semua orang dan memperingati mereka tentang hal ini.

Selama ini, desa ini tidak pernah tersentuh dan terlihat oleh para pejabat-pejabat di sekitar mereka. Jadi seharusnya, tidak akan sulit juga melakukan hal itu untuk menyembunyikan simpanan bahan makanan mereka. Sungguh, Eve sangat khawatir dan ketakutan sekarang. Sehingga ia sangat berharap, desa tempat ia tinggal tidak terkena imbasnya dari perang.

Ketika gadis itu sedang berpikir keras tentang menyembunyikan desa tempat ia tinggal, berbeda hal dengan seorang pria yang saat ini duduk di atas kudanya sembari memandang lautan darah yang ada disekelilingnya.

Tempat ini baru saja disimpulkan bukan tempat yang sedang mereka cari. Dan karena tempat ini tidak menjadi tempat tujuan mereka, ia memerintahan para bawahannya untuk menghancurkan tempat ini, agar tempat ini tidak menjadi pilihan sebagai persembunyian orang itu.

Ia harus memangkas banyak tempat agar orang itu tidak memiliki banyak pilihan. Tidak peduli sikapnya saat ini akan membuat orang itu ketakutan. Karena Noah sudah cukup menjadi pria yang penurut untuk membuat orang itu tetap bersamanya.

Karena satu-satunya cara yang tersisa untuk membuat orang itu tetap berada di sisinya hanyalah dengan cara pengukukungan, dimana orang itu tidak akan bisa pergi darinya lagi tanpa izin seperti ini.

Namun sekarang, bagaimana ia bisa melakukan semua itu ketika ia masih belum menemukan si pemilik penjara yang telah ia hias itu?

Kemana lagi ia harus mencari?

Sudah berbulan-bulan berlalu dan sudah banyak orang yang mati karena ia masih belum menemukan orang itu.

Penjara yang telah ia bangun pasti saat ini terasa sangat dingin, karena pemilik dan penghuninya masih belum juga ditemukan.

Lili, dimana kau sekarang?

Geraman pelan dari mulutnya sudah cukup membuat orang-orang disekelilingnya menciut karena ketakutan.

Entah apa yang akan terjadi pada wanita bernama Lili itu nanti ketika komandan mereka berhasil menemukannya. Ia hanya berharap, wanita itu tidak langsung mati begitu saja, karena sudah terlalu banyak korban jiwa hanya untuk menemukan dia seorang.

Tbc

Maaf ya, ku lama banget update akhir-akhir ini. Kalau gak karna tadi lihat seseorang yang tulis di wallku untuk mempertanyakan kenapa aku lama update, mungkin chap ini gak akan tayang😅.

Maaf ya, jadi ngePHPin kalian semua.
Semoga masih merasa terhibur dengan karya-karya saya.

Selamat malam guys💙

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang