14

4.7K 393 7
                                    

Sudah lebih dari tiga jam ia duduk di tempat yang sama dengan banyaknya dokumen yang terbuka di depannya. Namun sayangnya, Lili terlihat sedang memikirkan ke hal lain, sehingga pekerjaanya terbengkalai begitu saja.

Ada rasa ketakutan yang membuatnya tidak bisa berkonsentrasi sekarang. Sebagai seorang yang dikenal banyak orang, insting menjadi lebih tajam dan sensitif karena ada banyak stalker gila di sekelilingnya.

Kemarin malam, ia yakin ada seseorang yang datang memasuki kamarnya. Karena kejadian yang terjadi dengan Duke Utara, Lili jadi tidak bisa tertidur nyenyak dan saat itulah ia merasakan seseorang memasuki kamar tempat ia tidur. Rasanya menyeramkan, karena secara tidak langsung, ia sedang berada di sebuah tempat yang tidak aman. Mengapa bisa hal ini terjadi dan siapa orang itu?

Siapa sebenarnya gadis bernama Lili ini? Mengapa ada banyak orang aneh di sekitarnya? Sayangnya, tak ada ingatan apapun di pikirannya yang bisa menjawab semua rasa penasarannya.

Sejujurnya, menikah sampai lima kali di usia yang cukup muda saja sudah menjadi keanehan yang tidak ia mengerti. Apakah gadis ini sendiri yang menawarkan dirinya pada suami-suaminya dulu atau ada seseorang yang menjadi penghubungnya? Karena jika melihat perilaku Lili selama ini, ia yakin, Lili bukan tipe wanita yang penuh tipu muslihat. Sebaliknya, ia malah tampak ingin hidup tanpa diketahui oleh orang lain.

Ketika pikiran-pikirannya mencoba mengorek jawaban yang ia inginkan, seseorang mengintrupsinya. Dia adalah kepala pelayan mansion ini, yang memberitahukan bahwa ada seseorang yang sedang menunggunya.

Kernyitan tercetak jelas di wajahnya karena mempertanyakan, siapa orang yang datang mengunjunginya. Apakah itu Duke Utara?

Mencoba bersikap tetap tenang, ia dengan santai mengikuti langkah kaki kepala pelayan yang mengarahkannya menuju sebuah ruangan.

Ruangan itu ternyata ruang tamu yang khusus diperuntukkan untuk menyambut tamu yang merupakan keluarga. Di tengah-tengah ruangan, ada seseorang yang berdiri sambil menatap ke arah foto keluarga yang berada di atas nakas.

Ketika orang itu merasakan ada orang lain di ruangan itu, pria itu langsung berbalik dan tatapan matanya langsung menatap ke arah Lili.

Wajah itu! Lili yakin, itu adalah wajah Lili namun versi laki-laki.

Ketika melihat keterkejutan Lili, pria itu menyeringai dan dengan cepat mendekatknya. Lalu...

Tak!

Kening cantik Lili disentil begitu saja hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Apa yang kau lakukan?" Bentak Lili kesal karena sentilan barusan masih meninggalkan rasa sakit di keningnya.

"Hei, kau! Seharusnya aku yang bertanya begitu" ucap pria itu.

"Mengapa tidak kembali seperti biasa kali ini?" Tanyanya, dan saat itu lah ingatan Lili mulai pulih. Ternyata, orang yang ada di depannya adalah kakak laki-lakinya, Mateo Dimitri.

Saat itu lah ia baru mengingat fakta bahwa ia berasal dari keluarga Count Dimitri, yang memikiki wilayah kecil di selatan kekaisaran. Lili Dimitri memiliki perbedaan umur dua tahun dengan kakak laki-lakinya. Dan ingatan yang menjawab beberapa pertanyaanya mucul juga.

Lili adalah anak selir dari Count Dimitri sedangkan Mateo adalah anak sah countes Dimitri. Lili yang terlahir jenius ternyata membuat Count takut karena Putra sah nya malah hidup dengan seenaknya. Karena itulah, Count akhirnya memilih mengirimkan Lili ke pernikahan-pernikahan dari usia remajanya. Bahkan pernikahan pertamanya saat ia berusia tiga belas tahun.

Count dan Countes adalah orang dewasa yang selalu melakukan penyiksaan pada Lili dan Mateo mengetahui hal itu. Sayangnya, satu-satunya orang yang bisa ia harapkan itu malah memunggunginya dan membiarkan orangtuanya secara terus menerus menyiksanya.

Mateo adalah saudara sampah yang sangat dibenci Lili. Pria itu kecanduaan berjudi, minum-minum yang lalu mabuk dan bermain dengan wanita penghibur. Sangat jarang sekali Mateo berada di rumah.

"Untuk apa aku kembali ke rumah? Aku pasti akan kembali dinikahkan lagi pada orang lain" ucapnya.

Ekspresi wajah Mateo langsung berubah dingin dan sekilas,  Lili bisa melihat pria itu mengepalkan tangannya tadi. Apakah pria ini kesal padanya karena Lili menjawab seperti itu? Tidak masalah sih, karena Lili sudah berniat meninggalkan hal-hal toxic yang akan mengganggu kehidupannya.

"Aku sudah membunuh ayah! Jadi, tidak akan ada lagi yang mengganggumu di rumah" gumam Mateo pelan. Karena sanking pelannya, Lili sampai meminta Kakaknya untuk mengulangi ucapannya.

Lili yakin tadi ia mendengar soal perkara bunuh membunuh. Namun ia yakin itu salah, karena kalimat itu terasa mengerikan jika benar-benar terjadi.

Tak!

Lagi dan lagi, keningnya disentil tanpa sebab. Dan setelah melakukan hal itu, Mateo malah mengatakan sesuatu yang membuatnya tercengang. "Kembali lah ke rumah! Rumah selalu terbuka untukmu dan, rumah pasti lebih menghargai dirimu dibandingkan di tempat ini" ujarnya, yang lalu beranjak keluar.

Tadinya Lili tidak mengerti apa maksud perkataan kakaknya. Namun ketika ia menoleh, ia mendapati Kepala pelayan masih berdiri di tempat terakhir yang ia ingat. Dan mungkin inilah yang dimaksud dari perkataan Mateo. Tidak seharusnya kepala pelayan berada di ruangan ini lalu mendengar pembicaraanya. Dan satu hal lagi yang membuat Mateo mengatakan hal itu, karena tidak ada seorangpun yang menyajikan teh atau cemilan pada kakaknya, padahal semua orang sangat mengetahui siapa tamu itu.

Tampaknya, ia masih belum dianggap apa-apa di tempat ini, sehingga semua orang meremehkannya secara terang-terangan.

Menghela napas lelah, Lili memilih untuk tidak memikirkan masalah itu dan karena itulah, ia memilih mengurung diri di ruang kerjanya hampir semingguan. Ia berkonsentrasi dengan pekerjaanya, untuk membuat orang-orang setidaknya menghargainya. Memang sih, saat ini perekonomian mereka masih meningkat sedikit, namun Lili yakin, setelah produknya dikeluarkan, ekonomi keluarga ini akan membaik seiringnya waktu.

Di sisi lain, seseorang dengan wajah garangnya tampak tidak baik-baik saja. Setelah membunuh beberapa tawanan, ia memilih tetap berada di ruangan itu, tidak peduli bahwa ruangan itu kini menjadi lautan darah.

Sudah satu minggu berlalu, namun ia masih tidak memiliki kesempatan untuk bertemu lagi dengan gadis itu. Gadis bernama Lili itu seakan dengan sengaja memilih bersembunyi di mansionnya. Karena beberapa ksatria yang ia pekerjakan untuk mengamati gadis itu malah tidak membawakan satu informasi apapun karena Lili memilih bersemayam di mansionnya.

Sejujurnya, ia bisa saja mendatangi tempat itu dan menemui gadisnya. Namun untuk saat ini, ia ingin rasa ketertarikannya disembunyikan dari orang lain dulu, karena ia tidak ingin membahayakan gadis itu. Namun sayangnya, kesabarannya tidak sebesar itu hingga bersedia menunggu berhari-hari untuk menemui gadis itu.

Apa yang harus ia lakukan agar gadis itu memilih keluar sendiri dari rumahnya.

Haruskah ia membuat sedikit bencana pada mansion itu? Bukan bencana besar, hanya sekedar merubuhkannya saja. Karena dengan begitu, ia yakin gadisnya akan keluar dengan sendirinya untuk mencari tempat lain, sebelum mansion itu selesai di perbaiki.

Haruskah ia mencobanya?

Janda Selalu di DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang