Keesokan harinya semuanya bersiap kembali ke rumah masing-masing, si kembar juga sudah membereskan barang-barang nya.
Setelah semua selesai mereka pun meninggalkan villa itu, saat sudah berada di luar villa Vero sempat menatap kembali ke bangunan itu.Bangunan yang merekam banyak momen indah masa kecil nya dahulu bersama Farah dan juga kakek Jhon yang merupakan sahabat opa Denise.
'bye ... opa! Vero pulang dulu ... Vero janji saat Vero datang lagi, Vero akan bawa kabar kematian mereka sebagai hadiah Untuk opa.'
Gadis itu tersenyum tipis lalu kembali melangkah menuju mobilnya.
Ia mengemudi dengan Farah yang duduk di samping nya, di belakang ada Giselle dan Soraya yang tak henti mengambil foto, oh iya mobil Vero ini mobil sport yang bisa terbuka bagian atasnya jadi sekarang dua gadis itu sedang asik merekam video dengan latar pemandangan yang masih asri.Vero hanya tersenyum tipis sembari matanya fokus menyetir, di sampingnya Farah terus berceloteh riang tentang masa kecil mereka dulu, tepatnya masa kecil sebelum Vero mengalami trauma.
*****
Sore hari
Vero duduk seorang diri di balkon kamarnya. Gadis itu menatap sebuah liontin perak berbentuk sabit di tangannya.
Tangannya mengangkat tinggi Kalung itu, terlihat kilau berwarna kemerahan dari liontin itu."Opa dimana? Kenapa opa juga menghilang? Opa baik baik aja kan?" Lirih Vero dengan mata tak lepas dari Kalung itu. Kalung pemberian Opanya saat ulang tahun kemarin.
"Dimana pun kalian, Vero harap kalian baik baik aja!" Ujarnya lalu kembali masuk ke dalam kamar.
Gadis itu membuka laptopnya dan seketika matanya membola, bagaimana ia bisa lupa? Malam ini ada pesta relasi bisnis dan otomatis ia harus hadir sebagai pemilik baru WGC.
"Gimana nih? Mana Farah lagi ngedate sama Rafael lagi ... gue kan gak tau masalah party party begini. Gue minta bantuan siapa dong?" Vero tampak berpikir.
"Kayaknya Giselle bisa gue mintain tolong deh, biarpun Mafia tapi dia paham sama yang feminim gitu! Iya gue telpon dia aja deh!"
Vero meraih ponselnya menghubungi Gisella. Saat VC tersambung terlihatlah gadis yang tengah rebahan sembari wajahnya terolesi masker.
"Selle! Gue butuh bantuan lo!"
Bantuan apa Vee?
"Jadi gini ... ntar malam gue harus hadir di pesta kolega bisnis perusahaan, gue boleh minta tolong cariin gaun pesta yang cocok lah buat gue! Please, secepatnya soalnya gue butuh nya sekarang! Gimana bisa kan?"
Giselle tampak berpikir lalu kemudian ia mengangguk.
Boleh! Gimana kalo Lo pake gaun gue aja, kelamaan kayaknya kalo cari yang baru! Mau gak?
"Terserah yang penting cepat! Buruan lo bawa kesini!"
Ok sip! Meluncuur, bye!
Vero pun menghela nafas lega. Selesai sudah persoalan gaun.
Jujur saja Vero memang tidak tau menahu tentang yang namanya gaun karena sejak lama ia benci dengan model pakaian ramai semacam itu.*****
Di tempat berbeda.
Rafael dan Farah tengah asik berjalan jalan santai sembari bersenda gurau. Sesekali Rafael terkekeh kecil dengan celotehan yang keluar dari mulut Farah.
Lelaki itu bahkan mencubit gemas pipi Farah yang selalu menggemaskan di matanya. Tapi sepertinya bukan cuma di mata Rafael saja, karena sekarang gadis itu sudah jadi pusat perhatian orang orang yang lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...