Bab ❶⓿⓿ : END

602 31 19
                                    

Hari yang sudah di nanti Farah pun tiba, sore tadi mereka baru saja tiba di pulau Dewata, Bali.
Mereka semua menginap di sebuah villa yang menyuguhkan pemandangan dan suasana khas Bali.

Namun, sayangnya kedua gadis itu masih belum bisa menikmati liburan mereka. Kenapa?
Itu Karena Farah yang tiba-tiba mengalami pilek, alhasil Vero pun harus mengeloni sang adik yang memang sedang naik berkali lipat manjanya.

"Kak Vero... gue gak bisa napas... hiks hiks," keluh Farah karena pernapasan nya terganggu, efek pilek yang menyerang.

Vero mendengus dingin, itu keluhan yang sudah kesekian kali keluar dari mulut Farah.

"Lo sih. kenapa gak bilang kalo lo gak enak badan? Kan bisa kita pending liburan kita, tunggu lo sembuh!"

"Nggak boleh gitu dong! Ntar gak jadi lagi." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ya udah, gak usah mewek ... ntar tambah pilek, makin gak bisa napas yang ada!" Vero mendorong lembut Farah agar berbaring.

"Tiduran far... istirahat!"

Gadis itu menggeleng Cepat.

"Tambah gak bisa napas kak kalo rebahan! Mau gini aja sama kakak! Boleh ya? Temenin!" Pinta Farah, makin jadi deh manjanya.

"Ok, gue temenin!"

"Kak yang lain pasti pada main di pantai ya? Seru tuh pasti ...." Ucapnya lesu.
Vero tersenyum tipis.

"Lo gak usah mikirin liburan dulu! Ntar kalo udah sembuh baru lo boleh main di pantai!" Ujar Vero menghibur.

Tangannya mengusap punggung Farah.
Tak lama kemudian Diana datang dengan nampan berisi bubur dan juga susu hangat.

Dua gadis itu tersenyum manis pada sang ibu.

"Gimana sayang? Masih pilek ya?" Diana membelai wajah Farah.

Farah mengangguk dengan hidung memerah karena pilek.

"Masih ma... gak bisa napas katanya," jawab Vero dengan tangan mengusap kepala Farah.

Diana tersenyum melihat kedua putrinya begitu hangat, padahal dulu hubungan keduanya begitu renggang bahkan hampir tak pernah bertegur sapa satu sama lain, tapi lihatlah sekarang, si bungsu Sedang bermanja-manja dengan si sulung.
Ada air mata haru yang menggantung di pelupuk mata Diana.

Wanita cantik itu duduk di sisi ranjang meletakkan nampan nya di kasur. Tangannya terulur membelai dua wajah kembar itu dengan sentuhan keibuannya.

"Mama senang banget liat anak mama udah pada lengket kayak gini, gak kayak dulu." ucap Diana.

Vero dan Farah tersenyum manis sekali. Memang benar yang dikatakan oleh Diana. Dulu ada jarak seolah mereka terpisah oleh dinding tak kasat mata, saling menjauh dan acuh satu sama lain. Walaupun sebenarnya hati mereka tidak pernah benar-benar tega untuk tidak perduli satu sama lain, sebab bagaimanapun mereka itu saudara kembar yang terikat erat batinnya.

"Iya ma... itu Vero yang salah ma, ga seharusnya Vero jauhin adek Vero... tapi sekarang ga lagi kok."

Vero melirik Farah di pelukan nya.

"Vero akan selalu jagain Farah, dan gak akan pernah menjauh lagi dari dia ...."

Farah mengangkat wajahnya dengan mata berkaca-kaca, ia lalu mencium pipi Vero yang tengah tersenyum padanya.

Cup

"Makasih kak Vero ...." Ucap Farah lalu kembali mendusel ke pelukan Vero dengan manja.

Diana mengerjapkan matanya yang berembun, ia mengangkat wajahnya menghalau air mata haru. Sedetik kemudian ia kembali tersenyum.

Twins (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang