20 November 2023
Seorang gadis dengan rambut panjang terurai indah, berjalan menuju jajaran toko yang menjual aneka jenis bunga yang indah, aroma harum kini menyeruak memenuhi Indra penciuman nya.
Langkahnya terhenti saat berada di depan sebuah toko yang menjadi langganan nya. Berbagai jenis bunga mawar berjejer indah. seorang gadis cantik langsung menyambut pelanggan tetap mereka sejak setahun silam.
"Dek Vero ... mau beli mawar merah pasti kan?"
"Iya kak," ucap Vero lemah dengan senyum hangat nya, gadis itu duduk di kursi pelanggan sembari menunggu pesanan nya.
"Tunggu ya, kakak ambil dulu di dalam."
Gadis itu Lalu pergi meninggalkan Vero. mata hazel Vero menelisik setiap sudut tempat. Berbagai jenis bunga ada di dalam satu tempat, sudah tentu tempat itu jadi harum semerbak.
Vero sempat memejamkan matanya menikmati sentuhan di Indra penciuman nya, aroma lavender pun ikut tercium, bunga berwarna ungu itu adalah bunga Favoritnya.Aroma lavender mampu menenangkan pikiran seseorang yang tengah kalut, namun masih belum bisa menyembuhkan barang setitik bagian hati Vero yang terluka.
Sudah satu tahun berlalu, banyak hal yang berubah termasuk dirinya sendiri, gadis itu kini tampil lebih dewasa dengan penampilan nya yang modis. Namun ada satu hal yang tak pernah berubah sejak setahun lalu, hatinya. Hatinya masih sakit bahkan tak kunjung membaik, walaupun waktu sudah berlalu tapi rasa sakit kehilangan sang adik bukannya berkurang tapi justru semakin menyiksa.
Berkali-kali ia di larikan ke rumah sakit Karena aksi nekatnya yang entah sudah berapa kali ia coba mengakhiri hidupnya. Jika tidak ada sahabat nya mungkin seorang Veronica sudah lama tiada di tangannya sendiri.
Rasa sesak, dan juga rasa rindu yang teramat sangat pada sang adik serta penyesalan kini bertahta memenuhi hatinya. gadis cantik itu sudah sampai pada titik merasa hidupnya tak berguna untuk siapapun. Ia Ingin mengakhiri hidup tapi selalu di gagalkan oleh orang orang yang nyatanya masih sangat mengharapkan kembalinya seorang Veronica.
Tapi...
Kembali lagi, semua itu hanya harapan mereka, nyatanya keadaan gadis itu bahkan semakin hari semakin membuat mereka khawatir akan kegilaan yang bisa ia lakukan kapan saja.
Itu sebabnya para sahabatnya kini tinggal di mansion Wilson untuk mengawasi gadis itu, bahkan beberapa kamera pengintai di pasang di kamarnya guna memastikan keselamatan Vero.
"kakak kangen, dek ...." Lirihnya dengan lelehan air mata.
"Udah setahun dek, jangan di tangisin terus ... ntar adeknya juga sedih di atas sana!" Gadis penjual bunga itu menimpali saat melihat Vero menangis. Pemandangan itu bukan hal baru lagi, karena gadis itu selalu lemah jika teringat sang adik.
Vero menghapus air matanya lalu menatap gadis yang juga tersenyum padanya, perlahan Vero coba paksa bibir mungilnya untuk mengukir senyum di wajahnya.
"Makasih kak ...." Lirihnya. Setelah memberikan uangnya ia pun beranjak dari tempat itu dengan langkah cepat.
"Dengerin nasihat kakak, jangan siksa diri kamu dengan larut dalam duka!"
Vero hanya menoleh sekilas lalu berjalan pergi tanpa berkata apa-apa. Punggungnya perlahan menjauh.
Gadis cantik penjaga toko masih menatap lekat punggung Vero. Ia menghela nafas berat. Entah kenapa hatinya juga ikut teriris dengan air mata Vero."kasihan ... pasti dulu mereka saudara yang saling sayang. Baru kali ini aku liat seorang kakak nangisin adiknya sampai segitunya ... bahkan sampai setahun masih aja sama. ck, ck sayang nya takdir tuhan memang gak bisa ditebak." gumamnya lalu kembali dengan pekerjaannya yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...