—(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—
***
Vero menyunggingkan senyum menggoda pada pria tua dihadapan nya.
"Kau cukup berani memasuki markas ku gadis kecil ... Apa kau sedang mencari kematian mu?" Tanya nya dengan seringai menjengkelkan di wajahnya.
Vero sungguh muak tapi dia ingin bermain sedikit dengan pria tua itu."Aku memang sedang mencari mu tuan! Apa kau tidak ingin tahu apa tujuan ku?" Ujar Vero seraya memainkan kuku nya.
"Aku tidak perduli apa tujuan mu! Tapi jika kau bersedia bermain dengan ku, akan aku mudahkan apapun yang kau inginkan!! Bagaimana menurut mu?" Ucapnya dengan mata yang terus menatap Vero dengan tatapan menjijikkan.
Vero menampilkan wajah senang. Dia berjalan mendekat mengikis jarak diantara mereka.
Postur tubuh Vero yang cukup tinggi yaitu 170 cm terlihat tidak begitu timpang dengan tinggi pria dihadapannya itu.
Mata Vero menatap tajam ke netra biru milik pria tua dihadapan nya."Tuan sungguh ingin bermain dengan ku? Gadis kecil seperti ku? Aku khawatir kau tidak akan bisa mengimbangi permainan ku pak tua!!" Ujar Vero menghina.
Wajah pria tua itu berubah merah padam menahan emosi, dia menggertakkan giginya dengan tatapan menghunus pada gadis dihadapannya yang kini berdiri angkuh dengan tangan bersedekap.
"Kurang ajar kau! Beraninya menyebut diriku dengan kata pak tua!! Apa kau tidak tau siapa aku?" Geramnya.
"Udah ah!! Males banget gue! Pak! Kalo udah tua jangan lupa diri lah!! Ngaca pak! Ngaca!!" Vero jenuh harus berbicara sopan jadi yah dia kembali berbicara santai, lagipula makhluk di hadapannya ini tidak pantas di hormati ya kan?
"GADIS SIALAANN!!" Teriaknya lalu menembakkan peluru ke arah Vero.
Vero juga tak tinggal diam dia balas menembak, keduanya terus menembak sembari menghindar dari peluru lawan.Vero berlindung di pilar besar mengisi peluru, setelah itu ia kembali menembak dengan tatapan membidik pria tua itu, meskipun sudah tua tapi pergerakan nya masih cukup gesit untuk seusia nya.
Tapi dia berhadapan dengan gadis muda yang jauh lebih energik, tentu saja masih kalah gesit terbukti dengan sebuah peluru yang berhasil melesat mengenai kakinya.Aarhh ...
Pria itu berteriak sambil memegangi kakinya, belum selesai dengan rasa sakit di kakinya Vero kembali melepaskan tembakan timah panas yang menghujam ke jantung nya.
Sontak tangan yang tadinya masih menggenggam pistol itu bergetar dan menjatuhkan nya dari genggaman.
Pria itu mengerang kesakitan sembari memegangi dadanya yang sudah bersimbah darah.
Darah bahkan keluar dari mulutnya saat ia terbatuk.Vero menyeringai dengan mata berbinar saat melihat musuhnya kesakitan, hanya tinggal menghitung waktu ia akan kembali ke sang penciptanya.
Vero berbalik badan dan tanpa ia sadari laki laki yang masih memiliki kesadaran itu perlahan meraih pistol yang tak jauh dari tempatnya terkapar. Ia membidik Vero dan dengan cepat menarik pelatuk dan peluru pun melesat cepat.Vero berbalik dan naas karena insting nya yang kurang tepat akhirnya ia pun terkena peluru itu di bagian perut sebelah kiri nya.
Vero meraba perut nya yang kini bersimbah darah.
Gadis itu menggeleng miris. Bisa bisanya ia ceroboh dan menyebabkan dirinya sendiri terluka.Sementara pelakunya mulai kehilangan kesadaran tapi masih tersisa sedikit dia berusaha bangun dan berhasil duduk bersandar di pilar besar.
Dan Vero, gadis itu duduk di lantai memegangi perutnya.
Tangan nya mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku nya.
Gadis itu merobek sebagian pakaian yang menutupi lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
أدب المراهقين"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...