Setelah Vero sepenuhnya pulih ia langsung mengerahkan semua orang orang nya untuk mencari keberadaan Gavin dan keluarganya namun hasilnya nihil, Gavin seolah hilang di telan bumi. Entah dimana ia bersembunyi.
Setelah Gavella corp benar benar hancur, terbukti Gavin melakukan banyak kecurangan dalam bisnisnya yang menyebabkan dirinya jadi buronan dan berakhir dengan ia bersembunyi di suatu tempat. Tempat yang sayangnya tidak Vero ketahui keberadaan nya.
***
Sore hari
Sore ini begitu cerah dan cahaya matahari masih cukup menyengat, gadis dengan blazer putih itu berjalan pelan memasuki sebuah tempat yang terlihat selalu sepi, hanya dirinya yang tidak pernah absen berkunjung ke sini setiap hari nya.
Yeah, Semenjak kepergian adiknya, tiada hari tanpa mengunjungi makam bagi Vero. Ditangan nya selalu ada buket bunga mawar dan juga lavender. Adiknya suka dengan kedua bunga itu.
Vero duduk di pinggir makam dengan senyum hangat, tangannya meletakkan buket tepat di pusara.
Meskipun Vero berusaha untuk tidak menangis tetap saja hatinya selalu sakit jika datang ke tempat ini. Dan harapannya masih sama. Berharap ini hanya mimpi buruk dan suatu hari nanti ia akan terbangun dari nya.
Sudah cukup lama ia bersimpuh sembari menciumi pusara bertuliskan nama adiknya.
Semua tindakannya tak lepas dari perhatian sepasang mata Amber nan indah, Kilauan emas terpancar dari netra itu seiring ia berjalan mendekat ke arah gadis yang tengah menatap sendu pada gundukan tanah."Veronica ...."
Gadis itu mengangkat wajahnya menoleh ke arah suara. Dia hanya tersenyum tipis lalu kembali menatap makam.
Gadis yang baru saja tiba itu ikut memusatkan perhatian pada gundukan tanah dengan nama seseorang yang ia kenal."Farah? D-dia beneran meninggal? Tapi kenapa ini bisa terjadi Vero?" Cecar Gadis itu, dia Amber. Matanya kini juga terlihat berkaca-kaca, rasanya baru kemarin ia menculik Gadis itu dan dibuat pusing dengan segudang tingkah laku nya.
"Ini semua karena dendam seseorang ke gue ... dan gue gak tau kenapa harus Farah yang jadi korbannya?"
Amber menghela nafas panjang, tangannya menyentuh Pelan bahu Vero. Bagaimanapun ia juga pernah di posisi yang sama—kehilangan adik tercinta.
"Gue juga tau gimana rasanya kehilangan adik ... rasanya sakit banget!" Tutur amber, bahkan gambaran kematian adiknya Kembali hadir.
"Lo benar ... ternyata rasanya sesakit ini mber! Gue rasanya gak sanggup buat lanjutin hidup gue ... gak tau kenapa hilangnya Farah jauh lebih sakit dari duka kehilangan mama papa gue? Mungkin karena dulu masih ada Farah yang jadi obat duka gue, dan sekarang yang seharusnya jadi alasan hidup gue malah ikut pergi ...." Lirih Vero.
"Gue tau seberapa putus asa nya lo! tangan lo udah nunjukin segalanya ...." Amber melirik pergelangan tangan Vero dengan sayatan pisau yang masih baru.
Vero menatap sekilas pergelangan tangannya lalu menarik lengan baju untuk menutupinya."Gak usah di tutupin! Gue juga pernah berada di posisi lo kok ... wajar sih! Karena rasanya memang sesakit itu, dan gak ada yang ngerti perasaan itu selain kita sendiri! Gue bahkan masih punya bekas nya sama kayak lo!" Amber menunjukkan lengannya yang penuh dengan bekas sayatan yang sudah sembuh.
Vero menatap lengan gadis itu dengan tatapan rumit.
"Kalau lo paham? Gue harap lo mau bantuin gue buat cari iblis itu secepatnya!!" Ucap Vero dengan nada dingin.
Amber tersenyum miring, ia bangun dari duduknya sembari menepuk pakaian nya yang kotor.
"Gue sebenernya udah putusin buat pensiun jadi pembunuh bayaran, tapi karena lo yang minta tolong ke gue, jadi gue akan jadiin ini last mission gue! Gue pastiin iblis itu akan ada didepan lo gak lama lagi! Ini bukan cuma dendam lo doang tapi ... ini juga dendam gue. Jadi gue gak akan ambil uang lo sepeserpun!" Ujar amber.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...