Bab ❼❸ : Menjalankan Misi

179 19 2
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 00.00. sudah Tepat tengah malam namun mata hazel Vero masih enggan terpejam, di pelukannya kini sang adik sudah lebih dulu menyelami mimpi dengan wajah teduhnya. Vero tersenyum tipis mengusap pelan kepala Farah kemudian mengeratkan pelukannya sembari mengecup berkali kali pucuk kepala Farah dengan penuh sayang. Rasa sayang seorang kakak pada adiknya.

'gue cuma punya lo farah! jangan pernah tinggalin gue ya? cuma lo harapan hidup gue, satu satunya alasan gue hidup sekarang cuma lo ... adik kesayangan gue.'

Mata nya berembun, beberapa kali ia mengerjap dan bulir bening akhirnya jatuh membasahi pipinya.

'maaf karena dulu gue sering bentak lo dan malah kesannya gue benci, tapi itu gak benar kok far ... yang sebenarnya adalah gue sayang banget sama lo, selamanya akan selalu seperti itu. gue gak tau masa depan akan bawa kita kemana? tapi ... satu hal yang pasti, seorang Veronica gak akan pernah benci sama Farah, gak akan!'

Vero menatap Farah yang sepertinya sudah sangat pulas, perlahan ia lepaskan pelukan Farah, setelah itu ia bangun perlahan.

"Gue sayang lo, far!"

Cup

Kecupan sayang Vero pada kening sang adik. Gadis itu lalu pergi dari kamar, ia berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.
Tujuannya adalah kamar sang mama.

Ceklek.

Vero tersenyum getir saat lampu menyala terang, suasana kamar yang masih amat sama. Jauh dalam hati nya masih berharap bahwa kedua orang tuanya itu hanya bepergian ke luar negeri dan... suatu hari nanti akan kembali ke padanya.

"Hai ma ... hai pah ..." Ucapan yang selalu Vero ucapkan kala masuk ke kamar itu.

Vero melangkah lemah dengan dada yang kian memanas.
Gadis itu terus memandangi setiap sudut ruangan yang terlihat sangat indah dan sama indahnya dengan kenangan saat bersama dua orang paling berharga di kehidupan nya.

"Kenapa secepat ini kalian ninggalin Vero? Vero belum siap!"

"Vero ... Vero rasanya gak kuat! Tanggung jawab yang kalian tinggalin Kenapa harus seberat ini? Pundak Vero gak sekuat papa, please pah ... Balik ya? Vero yakin kalian masih hidup. Iya kan?" Gadis itu meracau memeluk figura papa dan juga mamanya.

Meskipun Vero terlihat tegar tapi ... dia juga seorang gadis berhati lembut.
Dan kini Gadis itu menangis karena rasa rindu dan juga penyesalan.

"Andai dulu gue mau ikut mereka? Mungkin gue masih bisa liat mama papa? Gak apa-apa kok ... yang penting Vero masih bisa liat mama, walaupun dari jauh, Vero mau kok mah ... tukar nyawa Vero buat kalian balik lagi. Farah masih butuh kalian ...." Lirihnya dengan pipi basah.

Gadis itu tertunduk tapi sedetik kemudian, ia mengangkat wajahnya menghapus air mata yang terlanjur tumpah.

"Nggak! Gue gak boleh cengeng! Gue harus tegar buat Adek gue!"
Mata Vero menatap potret sang mama.

"Mah ... Vero janji akan jagain Farah, Vero akan manjain dia kayak mama dulu manjain Farah sama Vero ... I love you mama, I love you so much!" Gadis itu memeluk figura dengan mata yang kian berair.

Tak berselang lama kemudian ia pun bangkit dan meninggalkan ruangan itu lalu di kunci dari luar.

"Gue akan kunci pintu ini! Kenangan mama sama papa terlalu banyak di dalam sana, gue gak kuat kalau liat semua itu, satu satunya cara gue harus tutup rapat pintu nya ...."

Vero masih menatap pintu itu untuk beberapa saat tapi kemudian ia berlalu menuju dapur.
Gadis berpiyama biru itu melangkah menuju kulkas dan meraih botol minum lalu menenggak air nya.
Baru beberapa saat ia meletakkan botol ke tempat nya tiba-tiba tubuhnya sedikit terhuyung karena tubrukan seseorang.

Twins (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang