'kalau dengan kebencian, Lo bisa tetap aman, gue rela di benci sama Lo... gak apa-apa yang penting adik gue bisa tetap hidup! Gue gak keberatan Sama sekali... Karena gak ada yang lebih penting bagi gue dari pada keselamatan lo.'
Rafael tersentak mendengar ucapan Vero. Ia menatap penuh tanda tanya pada gadis yang Kini masih dengan mata berkaca-kaca.
"Apa yang mau lo lakuin?" Tanya Rafael.
Vero menatap kosong ke depan yang hanya menampilkan satu warna saja, hitam.
"Gue akan lakuin apa yang mesti gue lakuin raf ... dan lo harus janji sama gue bakal selalu di sisi Farah apapun yang terjadi, lo mau janji kan?" Ucap Vero.
Rafael mengangguk sembari berucap dengan tegas.
"Gue janji Vee ... gue akan selalu di sisi Farah sampai kapanpun. gue akan selalu jadi pelindung buat dia!" Ujarnya yang membuat sebuah Senyuman perlahan muncul di wajah Vero.
"Thanks, Rafael..." Lirih Vero.
Saat keduanya sama sama terdiam dengan ekspresi rumit. Pintu tiba-tiba saja terbuka dengan suara langkah cepat mendekat ke arah Vero, gadis yang tengah terduduk di brankar itu mengangkat wajahnya, hanya suara saja yang ia dengar, entah siapa yang datang?
Sementara itu gadis yang baru saja masuk itu sudah berdiri di sisi ranjang, matanya sudah merah karena tangisannya, air mata bahkan sudah luruh sedari tadi.
'kak Vero ... dia benar benar buta! Dan semua itu gara gara gue ...'
Dengan kaki gemetar farah merapat ke brankar dan langsung memeluk Vero dengan Isak tangis.
"Kak ... ma-maafin gue, hiks, Lo buta, hiks, se-semua ini salah gue ... hiks, hiks." Farah terisak memeluk Vero.
Rafael menatap dua gadis itu dengan rasa sesak di dadanya. Apalagi saat matanya menangkap tangan Vero yang bergetar, gadis itu ingin sekali membalas pelukan adiknya tapi ... ia urungkan niatnya, matanya juga mulai berembun. Gadis itu menatap ke atas untuk menghalau air matanya yang hampir saja tumpah.
Vero menghela nafas berat, tatapannya menyiratkan kesedihan.
'maafin gue Farah! Maaf ...' batin Farah.
Gadis itu merubah ekspresi wajah nya yang tadinya sayu kini berubah dingin. Dengan kasar ia mendorong tubuh Farah.
"LEPAS!!! JANGAN SENTUH GUE!!! SEMUA INI GARA GARA LO!! GUE BENCI SAMA LO FARAH!! GUE GAK MAU LO DISINI!! PERGI!!! JANGAN DEKAT DEKAT GUE!!! GUE BUTA GARA GARA LO!!! LO SENANG KAN SEKARANG?!!"
DEG
Farah limbung ke belakang, beruntung ada tangan besar yang Rafael menahan punggungnya. Gadis itu menatap tak percaya, ucapan itu ...
Ucapan itu menghujam tepat di jantung nya, perih sekali.Farah kembali mendekati Vero, ia tidak percaya. Kakaknya tidak mungkin mengatakan hal menyakitkan seperti itu.
"Kak Vero ... m-maaf kak ... hiks. Lo benar kak ... hiks, semua ini salah gue, hiks, please maafin gue kak, hiks." Farah menggenggam tangan Vero sembari mengecup nya.
Untuk sesaat raut wajah Vero begitu sayu namun hanya Rafael yang melihatnya karena sedetik kemudian wajah cantik itu kembali dingin.'maafin gue Farah ... maafin kakak lo ini! Gue harus lakuin ini demi keselamatan lo ...'
Vero menyentak tangan nya dengan kasar. Farah mendongak menatap Vero.
"GUE BILANG PERGI DARI SINI!!! JANGAN PERNAH MUNCUL DI HADAPAN GUE LAGI!! LO SELALU BUAT GUE DALAM MASALAH FARAH!! LO SELALU BIKIN GUE KESEL!! SELALU NYUSAHIN GUE!! GUE BENCI SAMA LO!!! GUE—GUE GAK MAU PUNYA ADIK KAYAK LO! PERGI DAN JANGAN PERNAH DATANG KESINI LAGI!!! LO DENGER KAN?!! GUE GAK MAU LO DISINI!! KELUAR!!!" Vero terus melontarkan kata-kata yang menyakitkan tapi percayalah bukan hanya Farah yang sakit mendengar ucapan itu, lebih dari Farah, hati Vero jauh lebih sakit karena harus melontarkan kata-kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...