Waktu hari ini terasa sangat cepat berlalu, tak terasa hari sudah mulai senja. Mentari pun sudah tidak terasa, justru suasana menjadi lebih sejuk dengan sentuhan angin lembut yang menerbangkan rambut indah kedua gadis yang tengah duduk di pasir pantai.
Dari belakang hanya terlihat siluet mereka yang saling menyenderkan kepalanya menikmati suasana damai ini di temani pemandangan senja nan indah bersama dengan alunan suara yang di hasilkan oleh desiran ombak.
Bola raksasa berwarna jingga kemerahan terlihat sangat indah menggantung di atas permadani biru nan luas.
Keduanya terpejam dengan senyum manis terlukis dengan sangat indah di dua wajah cantik bak peri dari kisah kisah fantasi yang kerap terdengar dari lisan lembut seorang ibu yang mendongeng untuk sang buah hati.
Sangat cantik."Kak Vero."
Vero membuka matanya saat suara lirih Farah menyentuh inderanya.
"Kenapa?"
"Gue bahagia banget kak, akhirnya kita bisa menikmati senja bersama sama, dari dulu gue selalu pengen punya momen berdua bareng lo di suasana kayak gini ...."
"Iya Farah, gue juga senang akhirnya kita bisa sampai di momen indah ini."
"Kak lo tau? Dulu gue sering ke sini liat senja ...."
"Sendiri?"
"Iya. kan waktu itu kita masih berjauhan ... gak kayak sekarang! Gue mau sih ngajak lo, mau banget malah, tapi, lo kan selalu gak mau tiap gue ajak keluar. Jadi ya terpaksa gue sendiri, hehe."
Vero menatap farah dengan senyum hangat ia lalu merubah posisi nya.
"Ngadep sini!" Farah pun menurut.
Tangan Vero menangkup pipi Farah.
Netra safir nya tampak berembun. Namun seulas senyum tulus tercetak yang menandakan itu adalah air mata haru."Maafin gue ya, seharusnya dari dulu gue lakuin peran gue sebagai kakak! Harusnya tiap kali lo butuh gue selalu ada, dan gak seharusnya gue acuhin lo selama ini. maaf Farah, maaf. kalo boleh gue minta satu kesempatan buat jadi kakak yang lebih baik lagi buat lo? Lo mau gak kasih gue kesempatan itu?" Ujar Vero dengan senyum lembut di wajahnya.
Farah mengangguk antusias sembari tangannya juga menangkup pipi Vero.
"Gue udah maafin lo kak! Dan perlu kakak tau, kakak itu udah jadi kakak terbaik buat gue, dari dulu sampai selamanya kak Vero akan selalu jadi kakak terbaik buat seorang Farah ... kak Vero nya Farah."
"Makasih karena lo gak pernah buat gue ngerasa bersalah! Gue beruntung punya saudara kembar semanis lo Farah. gue bersyukur dengan takdir yang sudah di gariskan tuhan buat gue, lahir dengan saudara kembar berhati besar kayak lo. Makasih udah jadiin gue salah satu orang berharga di hidup lo! Gue beruntung jadi kakak lo! adik gue yang manis!! Gue sayang sama lo!" Setiap kalimat yang keluar dari mulut Vero diiringi lelehan air matanya.
Farah juga sama, ia ikut menangis.
"Ralat kak ...! Lo bukan salah satu. Tapi lo yang paling berharga di hidup gue."
Vero terkekeh kecil sembari menempelkan keningnya ke kening Farah hingga hidung mancung mereka ikut bersentuhan.
"Mulai hari ini gak boleh ada perpisahan lagi di antara kita ya far. pokoknya selamanya kita akan sama sama! Gak boleh kepisah lagi! Oke?"
"Oke deh! Gue juga gak mau pisah sama kakak cantik gue, entar gak ada yang manjain gue lagi ... rugi dong! Hehe."
Cukup lama mereka di posisi itu sampai kemudian...
"Kak... Lo gak ada rencana rubah gaya gitu? Jidat gue capek nih nemplok mulu." celetuk Farah yang membuat Vero tertawa dan melepaskan wajah Farah.
"Lo kok gemesin banget sih!! Heran deh ... Adek siapa sih lo?" Vero mengunyel pipi Farah dengan bibir yang ia tipiskan karena gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...