"GAVIN??"
Ada 3 orang di dalam boks tapi yang mereka kenali hanya pria dewasa berumur sekitar 39 tahun yaitu Gavin. Dua orang lainnya adalah pasangan tua yang entah siapa mereka.
Semua sahabat Vero sudah kenal dengan Gavin itu sebabnya kini aura mereka terlihat mencekam, berbeda sekali saat Amber baru tiba. Kini mata mereka menatap intens sosok terikat di dalam sana.
"Kebetulan gue baru ngerakit bom, boleh langsung gue bom aja gak nih iblis? Gedeg gue liatnya!!" Geram Juna menatap Gavin seolah siap menyantap nya.
Puk
"Punya otak tuh di pake! Kalo lo bom dia sekarang, yang ada bukan cuma dia yang mati tapi kita semua juga ikutan, ege!!" Kesal Jack menabok kepala Juna.
Juna menyengir sembari menggaruk kepalanya.
"Habisnya nih orang jahat banget! Gara gara dia bos kita sedih mulu! Gue gak tega liat Vee kayak gitu ...."
"Lo pikir lo doang? Kita juga gak ada yang suka liat Vee kayak gitu, dan sama kayak lo Gedeg liat nih orang! Kita juga sama, kalo boleh sih mau gue penggal kepala nya sekarang juga. Sebagai bayaran atas nyawa yang udah melayang di tangannya!!" Ujar Jack.
Di tengah perbincangan itu Gadis yang tengah duduk santai itu menimpali.
"Gak ada yang boleh nyentuh dia! Veronica yang akan bunuh iblis itu dengan tangannya sendiri!!" Titah amber dingin.
Semua menatap ke arah gadis itu lalu patuh saja dan kembali duduk di kursi masing masing.
Saat Amber sedang asik memainkan ponselnya tiba-tiba panggilan dari Vero masuk.
"Halo! Lo Dimana? Gue udah lama di sini! Cepetan lo datang, gue udah gak sabar!!" Semprot amber bahkan sebelum Vero berbicara.
(Astaga! Iya iya, gue otw! Suruh anak anak bawa tuh orang ke ruang eksekusi ... dan lo tunggu gue di sana! Oke?)
"Oke! Tapi gue boleh main main dikit kan sampai lo datang? Gue bosen nunggu lama!"
(Boleh, terserah lo mau ngapain, tapi ingat! Cuma gue yang boleh bunuh tuh orang!)
"Of course!"
Tanpa menunggu jawaban Vero Amber kembali memutuskan panggilan nya. Gadis itu berdiri dan memindai satu persatu wajah lelaki di hadapannya.
"Kalian semua!! Bawa mereka ke ruang eksekusi! Ini perintah Veronica! cepet!!!" Titahnya dengan tangan bersedekap.
"Siap! Ayo Guys kita bawa mereka!" Ajak Revan.
Mereka pun menggotong ketiga orang itu menuju ruangan eksekusi. Ruangan berukuran sedang tanpa jendela dan ventilasi udara, saat kaki Amber melangkah masuk aroma anyir langsung tercium, gadis itu tersenyum miring.
Setiap langkah Amber dengan sepatu boot nya memantulkan suara memecah hening nya ruangan gelap dan pengap itu.
Ruangan yang diperuntukkan bagi para musuh Vero dan DB, biasanya ada orang yang ditugaskan untuk melakukan eksekusi mati pada target mereka. tapi, kali ini tangan vero sendiri lah yang akan merenggut nyawa mereka bertiga.
Amber mengambil tempat di hadapan para Sandera yang terikat di sebuah kursi.
Mereka masih belum sadar karena efek bius yang Amber berikan.Gadis itu tersenyum memandangi wajah mereka sembari memainkan belati tajam nya yang di hiasi ukiran mawar di atasnya.
"Dua orang tua itu akan jadi mangsa terakhir belati gue. Setelah ini gue akan stop renggut nyawa orang lain!" Gumamnya dengan sorot mata dingin.
Setelah beberapa saat berlalu.
Mata Amber akhirnya menangkap pergerakan dari ketiga orang itu.
Mereka mulai sadar, dan saat mata mereka terbuka sepenuhnya tampaklah raut kebingungan dari wajah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
Teen Fiction"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...