—(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—
****
'apa yang dia rencanain?' batin Giselle dengan tatapan curiga.
Vero menatap malas Giselle, ia tau isi kepala gadis itu....
'Lo bener Selle! Gue emang ada rencana ngasih Lo kejutan, dan gue yakin Lo bakal suka sama kejutan gue… ' Vero tersenyum simpul.
Vero menatap tajam pada Laura dan Siska, dua gadis itu seketika menegang lalu perlahan melepaskan cengkraman dari pergelangan tangan Giselle.
Saat bersamaan Vero juga menarik kembali tangannya."Kalian bertiga pergi dari sini!!" Bentak Vero pada gladis dan temannya.
Ketiganya pun pergi dengan wajah kesal.Giselle menatap tajam vero, dia benar benar tidak paham dengan tindakan gadis dihadapannya.
"Apa yang lo rencanain?" Giselle mengikis jarak diantara mereka, dengan mata birunya menghunus ke netra hazel Vero.
"Rencana gue? Humm, Kasih tau gak ya? Gak deh, belum saatnya lo tau! Tapi gue mau nasehatin lo! Sebaiknya lo jangan terlalu percaya sama yang lo sebut keluarga! Jangan sampai lo salah dan Akhirnya kecewa!!"
"Apa maksud lo?!! Lo mau gue curiga sama keluarga gue? Hah?!" Bentak Giselle dengan tatapan tidak suka.
Vero mengangkat sudut bibirnya bersamaan dengan sebelah alisnya yang juga terangkat.
"Hem, Keluarga ya ... Lo yakin mereka keluarga lo?" Ujar Vero lagi.
Giselle semakin tidak mengerti.
"Lo jangan mancing emosi gue Vero!! Gue diam bukan berarti lo bisa bebas ngomentarin keluarga gue!! Gue gak suka!!" Bentak Giselle.
"Oh, okay deh! Gue juga gak ada waktu, bye!!" Vero berlalu meninggalkan Giselle.
Sekeras apapun Giselle menyangkal tapi hati kecilnya memang selalu muncul pertanyaan tentang dirinya. Apakah dia benar putri dari Anderson atau bukan? Jika ia, kenapa sejak kecil tidak pernah ada rasa sayang yang tercurah untuk dirinya. Dan jika bukan, lalu dimana keluarga nya berada?
Memikirkan itu saja sudah membuat Giselle frustasi."Gak! Gue ini anak Daddy, anak kandung keluarga Anderson!!" Ucap Giselle menepis pemikiran nya.
****
"Juna! Nih ambil!" Tunjuk farah ke semak belukar.
Juna kesal setengah mati, dari tadi gadis itu hanya berjalan berlenggak lenggok tanpa ada kayu di tangannya.
Semua ia timpakan ke Juna.
Walaupun kesal tapi lelaki itu patuh saja dan membawa nya di kedua tangannya walaupun di iringi gerutuan kesal."Far ... bantu kek, malah nyuruh nyuruh doang lo!! Itu gunanya tangan buat apa?!" Ketus Juna.
Farah mendelik tajam.
"Gue aduin ke kak vero tau rasa lo!! Kakak gue udah bilang lo yang bawa semuanya!! Lo gak ingat ya?!""Ck, iya deh iya!"
Keduanya kembali berjalan mengumpulkan kayu bakar.
Tak lama kemudian mata Farah berbinar senang melihat sosok yang menjadi pujaan hatinya berdiri dengan kayu di tangannya.
"Kak Rafael!!" Lelaki yang di panggil menoleh.
"Eh, Farah? Lo Sama siapa?" Rafael tersenyum manis dan berjalan menuju Farah.
Jantung Farah sudah mulai tidak aman lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Tahap Revisi)
أدب المراهقين"FARAAAH!! BALIKIN HP GUE!!" Teriak gadis cantik bernama Veronica Wilson. Suaranya menggema ke penjuru mansion. Para maid yang sedang bekerja sontak menutup telinga karena suara membahana nya. Gadis itu berlari mengejar gadis lain yang lebih dulu me...