12. Bergerak

189 19 2
                                    

Sebulan berlalu setelah insiden penculikan anak panti Kala merasa tak ada hal aneh yang terjadi di unit milik Azlan. Ia selalu memantau rekaman kamera yang sudah ia pasang di dua tempat dan tidak ada terlihat aksi orang-orang mencurigakan. Ia juga tak terlalu kepo dengan sosok Haven yang telah menyelamatkan ia dan anak panti. Dari keterangan Zhean, ia yang memberitahu pengurus panti jika Sabila di culik dan pengurus panti pula yang memberi tahu Haven. Dan pria itu menyewa beberapa orang untuk membantunya menangkap tersangka protistusi online itu. Dan setelahnya Kala tak lagi bertemu pria itu.

Hari ini cukup melelahkan, Kala baru saja mengikuti penyulahan bersama beberapa dokter hewan. Padahal jadwal kuliah di kampus juga padat gadis itu benar-benar harus pandai menjaga kesehatan. Ia meminum dua buah tablet multi vitamin sebelum tidur.

"Udah mau habis aja nih vitamin,"Gumamnya setelah meneguk air minum.

"Haaaahhh... Alhamdulillah, bisa istirahat"Kala hendak memejamkan mata setelah membaca doa. Tiba-tiba matanya terbuka. "Duh belanjaan dari bang Jeo belum gue simpan,"Kala langsung duduk ia mengenakan sendal.

Ctek..ctek..

Ia membuka pintu Kamar.

Seseorang yang tengah memantau dari layar monitor langsung melakukan sesuatu agar lampu sensor ruang tengah yang menyala langsung mati.

Kriek.

Kala membuka pintu. Ia mengedarkan pandangan lalu berjalan menuju dapur. Lampu sensor kembali menyala.

"Banyak juga bang Jeo beliinnya" gumam Kala. Gadis itu tak membongkar semua isi plastik ia hanya mengeluarkan dua barang yang harus di taruh di dalam kulkas kemudian ia menalikan kantong plastik itu lalu memindahkannya ke sebuah rak. Setelah itu ia kembali menuju kamar.

Kriekk..

Kala membuka pintu kamar. Namun pandangannya malah menatap jendela yang tertutup gorden.

Drttttt...

Nada dering dan getar ponsel mengalihkan atensinya. Gadis itupun langsung memasuki kamar.

Ctek.. ctekk

Ia mengunci pintu.

Sosok yang bersembunyi di balik balkon dan pria di balik monitor menghembuskan napas lega. Pria yang bersembunyi itu berjalan pelan menuju dapur. Sesampainya di depan sebuah rak ia mengeluarkan sesuatu dari kantong blazernya lalu memasukan ke dalam kantong plastik yang Kala taruh di rak tadi.

Drrrtt..

Ponsel si pria bergetar. Ia langsung mengeluarkan dari saku celana lalu mematikannya. Saat blazernya terangkat terlihat sebuah revolver melekat di pinggangnya. Setelah itu sip ria mendekati pintu balkon.

***

"Selamat siang agen Al,"

Pria yang tengah memejamkan mata mendengar seusatu dari telinganya langsung menoleh. Ia memberikan senyuman tipis pada pria yang baru saja menyapanya.

"Selamat siang jaksa Zheo,"Pria yang di panggil Al itu menjabat tangannya.

Zheo duduk duduk di samping pria itu. Ia menatap sekitar, mereka sedang berada di sebuah taman.

"Bagaimana?Apa ada yang terbaru?"Tanya Al.

Zheo menghela napas. "Sulit memata-matai atasan sendiri"Balas Zheo.

"Kalian? Kapan?"Lanjut Zheo bertanya.

Al mengusap-usap sebuah cincin berkepala elang di jari kelingkingnya. "Rencana nanti nanti malam,"

Zheo mengangguk. Ia tak punya wewenang melakuan hal yang bisa di lakukan polisi.

"Semoga berhasil"Lanjut Zheo.

VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang